Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Tuntunan agar Si Kecil Pandai Berinteraksi Sosial

Athirah Mustajab oleh Athirah Mustajab
22 Desember 2013
di Pendidikan Anak
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • 1. Membawa anak menghadiri majelis orang dewasa
  • 2. Menyuruhnya untuk suatu keperluan
  • 3. Membiasakannya mengucapkan salam
  • 4. Memilihkan teman pergaulan yang baik baginya
  • 5. Membawanya ke acara-acara yang tidak melanggar syariat
  • 6. Bermalam di rumah kerabat yang shalih

Si kecil si buah hati hadir di tengah kita. Dari alam kesendirian ia datang ke dunia, untuk hidup dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kita pasti mengharapkan buah hati kita bisa hidup dalam tatanan masyarakat secara serasi dan seimbang, pandai berhubungan dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, jauh dari sikap individualistis dan mengasingkan diri dari pergaulan.

Agar si kecil pandai berinteraksi sosial, mari kita melihat petunjuk dan wejangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, serta contoh dan teladan para shahabat radhiyallahu ‘anhum, yang mengajarkan kepada kita cara mendidik anak dalam bergaul di masyarakat.

1. Membawa anak menghadiri majelis orang dewasa

Di antara kebiasaan para shahabat radhiyallahu ‘anhum: seorang ayah membawa anaknya ke majelis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Umar radhiyallahu ‘anhu menghadiri majelis Rasulullah bersama anaknya, Abdullah.

???????????? ?????????? ????????? ??????? ???????????? ??????? ????????? ????? ?????? ???????? ????????? ???? ??????? ?????????. (??? ??? ???) ???????? ??? ??????? ???????? ???????????? ?????????? ???? ??????????? ??????? ????? ?????? ????????

Ibnu umar berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pohon apa yang perumpamaannya seperti seorang muslim; memberi manfaat kepada orang lain dan tidak gugur daun-daunnya?’” Ibnu Umar berkata, “Terbersit di hatiku bahwa pohon itu adalah pohon kurma. Tapi aku tidak senang berbicara mendahului Abu Bakar dan Umar.” (HR. Bukhari, no. 148)

Donasi Muslimahorid

Dengan membawa si kecil ke majelis orang tua, akan tampak kekurangan dan kebutuhan kita dalam mentarbiyah anak. Ini menjadi motivasi bagi orang tua untuk lebih meningkatkan usahanya dalam mencapai kesempurnaan.

Dengan hadirnya mereka di majelis, kita mendorong mereka ikut menjawab pertanyaan yang diberikan di majelis. Anak akan belajar cara berbicara setelah diizinkan dengan tenang dan penuh adab. Dengan demikian, pikirannya akan berkembang dan jiwanya pun beradab. Mereka belajar tentang pembicaraan orang dewasa sedikit demi sedikit, sampai akhirnya siap terjun ke masyarakat.

2. Menyuruhnya untuk suatu keperluan

Seorang anak yang kita beri kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu akan merasa senang karena dihargai. Selain itu, rasa percaya dirinya akan tumbuh sejak kecil. Ia akan berkenalan dengan hal-hal yang semula tidak diketahuinya. Alhasil, pada masa mendatang ia sanggup melakukan tugas tersebut karena sudah mempunyai pengalaman sebelumnya semasa kecil.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Suatu hari saya membantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sampai pekerjaan itu selesai. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidur sebentar, sehingga saya keluar ke tempat anak anak yang sedang bermain. Saya mendatangi mereka untuk melihat permainan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan memberi salam kepada anak-anak yang bermain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku dan mengutusku untuk suatu keperluan. Saya melaksanakan perintahnya.” (HR. Ahmad, no. 13022)

Contoh perintah yang bisa kita jadikan ajang latihan bagi anak adalah meletakkan makanan di meja. Hal ini agar mereka ikut berpartisipasi membantu orang tuanya dalam bekerja. Tugas-tugas yang kita berikan tidak akan pernah dilupakan si kecil dan dia akan bercerita tentangnya ketika mereka besar kelak.

Dengannya, mereka akan tumbuh menjadi sosok yang amanah dan peduli dengan orang lain. Apalagi jika mereka berhasil melaksanakan tugas dengan baik, kita memujinya sebagai bentuk penghargaan kita dan kasih sayang kita kepadanya.

3. Membiasakannya mengucapkan salam

Salam adalah tahiyat, yaitu salam penghormatan di antara kaum muslimin. Anak kita senantiasa bertemu dan bergaul dengan teman-temannya dari berbagai kalangan masyarakat. Hal ini menuntut kita untuk mengajarkan kepada mereka kata pembuka yang harus mereka ucapkan .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan cara yang lembut dalam mengajarkan sunnah salam kepada anak-anak. Caranya, kita terlebih dulu yang memberikan salam kepada mereka sampai mereka terbiasa mendengarnya. Selanjutnya, mereka yang akan memulai duluan.

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu melewati anak-anak. Dia mengucapkan salam kepada mereka. Dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal itu.” (HR. Al-Bukhari, no. 17)

Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata, “Ucapan salam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak-anak menunjukkan ketawadhuan, akhlak yang agung, dan sifat beliau yang mulia. Hal tersebut juga merupakan pembiasaan terhadap sunnah dan melatih anak-anak dengan adab yang mulia, sehingga jika mereka baligh nanti akan mereka akan beradab dengan adab Islam.” (Syarah Shahih Al-Bukhari, 9:27)

4. Memilihkan teman pergaulan yang baik baginya

Sudah menjadi fitrah manusia hidup bercampur dengan manusia yang lain dan saling membutuhkan satu sama lain. Begitu pula halnya dengan seorang anak; ia butuh teman yang dekat dengannya, teman bermain, teman belajar, atau teman untuk melewati lika-liku masa kecil bersama.

Orang tua yang cerdik akan memilih teman terbaik buat anaknya, karena hakikatnya ia telah membuka pintu tarbiyah dalam memperbaiki anaknya. Seorang teman yang shalih akan membantu anaknya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengajarkannya akhlak mulia.

Mari kita lihat kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bemain bersama teman-temannya semasa kecilnya, dan beliau melewati anak-anak yang sedang bermain sementara beliau adalah seorang rasul utusan Allah. Beliau mengucapkan salam kepada mereka, lembut kepada mereka, dan melihat mereka bermain bersama-sama, namun tidak mengusir dan tidak melarang mereka. Semua ini menunjukkan semangat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar seorang anak hidup bermasyarakat bersama anak lain serta menjauhi sikap individualistis.

5. Membawanya ke acara-acara yang tidak melanggar syariat

Di acara pesta akan berkumpul banyak orang, anak-anak akan berkumpul dan saling berkenalan. Mereka akan menyaksikan orang tua dan anak-anak bergembira bersama, mendengarkan pembicaraan mereka, dan menyaksikan acara pesta yang indah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat hadirnya anak-anak di acara pernikahan. Beliau membolehkannya serta menyambut kedatangan mereka, dan tidak mengingkarinya. Beliau mendoakan kebaikan untuk seluruh orang yang hadir, termasuk juga untuk anak-anak.

6. Bermalam di rumah kerabat yang shalih

Ketika anak keluar dari rumahnya menuju rumah sepupu atau paman atau kakeknya – yang merupakan keluarga islami – maka itu merupakan bentuk latihan bagi sang anak dalam bergaul dengan keluarga yang lain selain ibu, bapak, dan saudaranya. Mereka akan mengambil faedah dari keshalihan kerabatnya itu, berupa ilmu, ketakwaan, dan ibadah.

Hal ini akan menambah rasa cinta dengan keluarga serta membawa pengaruh yang baik jika si anak besar nanti. Anak tersebut akan mengingat masa bermalamnya bersama sang sepupu atau bersama sang kakek, dan ia diajak untuk beribadah bersama mereka.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya bermalam di rumah bibiku, Maimunah binti Al-Harits, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al-Bukhari, no. 53)

Dalam riwayat ini, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengajarkan kepada para anak untuk bersemangat bemalam di rumah kerabatnya yang shalih serta mengambil faedah dari mereka. Wallahu a’lam.

Maraji’:

  • Syarah Shahih Al-Bukhari, Imam Ibnu Baththal.
  • At-Tarbiyah Nabawiyah lit Thifl, Muhammad bin Nur bin Abdul Hafizh.

***

Artikel Muslimah.Or.Id

Penulis : Annisaa Kumanireng (Ummu ‘Abdillah)
Murajaah : Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf, M.A.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Athirah Mustajab

Athirah Mustajab

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, editor Pustaka Muslim, penulis di WanitaShalihah.com

Artikel Terkait

Tuntunan Pemberian Nama (Nama-Nama yang Disunnahkan)

oleh Ummu Sa'id
2 Desember 2010
129

Nama-Nama yang Disunnahkan untuk Diberikan kepada Bayi: Nama Abdullah dan Abdurrahman berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim dalam Kitab Shahihnya dari...

Parenting Islami (45): Mengucapkan Salam ketika Bertemu Anak Kecil

oleh M. Saifudin Hakim
14 Agustus 2018
0

Mengucapkan salam kepada anak-anak kecil berarti meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengucapkan salam kepada anak-anak kecil berarti menebarkan dan...

Parenting Islami (5): Jangan Mendoakan Keburukan Pada Anak

oleh M. Saifudin Hakim
22 November 2016
0

wahai para orang tua, berhati-hatilah dan waspadalah dari mendoakan keburukan kepada anak-anak kita. Karena boleh jadi doa (atau ungkapan) buruk...

Artikel Selanjutnya

Menimpali Pinangan Lelaki Lain

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.