Fatwa Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz
Soal:
Seseorang ingin pergi haji. Setelah ia melalui serangkaian perjalanan safar, sebelum sampai di Mekkah ia meninggal dunia. Apakah statusnya seperti orang yang sudah berhaji ataukah ahli warisnya harus melakukan haji badal untuknya?
Jawab:
Jika ia meninggal sebelum ihram, maka hendaknya dilakukan haji badal untuknya jika memang ia orang mampu dan memiliki peninggalan harta yang mencukupi dan jika memang ketika hidupnya ia orang kaya yang sudah mampu berhaji. Adapun jika ia miskin, maka tidak perlu dilakukan haji badal untuknya.
Sedangkan jika ia sudah ihram, dan meninggal dalam keadaan sedang berihram, maka tidak perlu dihajikan lagi. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika ada seorang jama’ah haji yang meninggal di Arafah beliau bersabda:
????? ?? ?????
“kafankahlah ia dengan dua potong kain ihramnya”
Nabi memerintahkan untuk memandikannya dengan air dicampur daun bidara serta di kafankan dengan dua potong kain ihramnya. Nabi juga melarang untuk memandikannya dengan pewangi serta melarang menutup kepada dan wajahnya. Lalu beliau bersabda:
??? ???? ??? ??????? ??????
“sesungguhnya ia akan dibangkitkan kelak di hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah”
Dan Nabi tidak memerintahkan orang lain untuk menyempurnakan hajinya. Ini menunjukkan bahwa prosesi haji yang dilakukan oleh orang meninggal yang telah ihram tersebut sudah mencukupi, tidak perlu disempurnakan.
Adapun jika orang meninggal yang ditanyakan tadi wafat sebelum ihram, maka hendaknya dihajikan, walhamdulillah. Jika memang semasa hidupnya ia orang kaya yang mampu berhaji, maka harus dihajikan dengan menggunakan hartanya yang ditinggalkan. Adapun jika ia orang miskin, maka tidak ada kewajiban apa-apa, namun jika ada sanak saudaranya atau sebagian temannya yang melakukan badal haji untuknya, maka semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.
***
Artikel Muslimah.Or.Id
Penerjemah: Yulian Purnama