Metode belajar
Adapun metode yang bisa ditempuh untuk mendapatkan ilmu adalah takwa kepada Allah yang mengawasi kita, baik tatkala tersembunyi (sendirian), maupun terang-terangan (ketika dilihat oleh orang lain). Kemudian ilmu tersebut diambil dari ulama yang kompeten di bidangnya dan juga agamanya. Jika engkau dapati seorang ahli ilmu yang memiliki sifat tersebut, maka ikutilah dia, dan berdiskusilah dengannya tentang metode untuk memperoleh ilmu yang baik. Jika tidak engkau dapati orang yang berilmu, maka saling berdiskusilah dengan sesama penuntut ilmu. Jika tidak engkau temui juga, maka selayaknya bagimu untuk belajar melalui rekaman atau buku secara bertahap dan teratur.
Kitab yang harus dipelajari
Jika engkau bertanya, “Kitab apa yang harus dipelajari?”
Jawabannya adalah,
Pertama, dapatkan ilmu syar’i secara bertahap dan pelan-pelan. Setiap cabang ilmu punya kitab tersendiri. Dan ilmu yang harus dipelajari pertama adalah ilmu tentang akidah, kemudian ilmu-ilmu yang membantu untuk memahami kitabullah dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti nahwu, ushul fiqih, mustholah hadits, kemudian fikih dan tafsir. Sebelum semua itu dipelajari, mulailah dari menghafal Al-Qur’an. Karena semua ilmu yang dipelajari hanyalah agar bisa memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar.
Kemudian yang harus diketahui saat ini adalah mengetahui nama-nama kitabnya. Urutan berdasarkan prioritasnya adalah:
Di dalam akidah, dimulai dengan kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah, kemudian Kitabut Tauhid, lalu kitab Kasyfusy Syubhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan selanjutnya kitab Al-Aqidah Al-Wasithiyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Jika sudah menyelesaikan kitab-kitab tersebut dan juga menghafalnya, maka pindah ke kitab Al-Ajurrumiyah dalam mempelajari nahwu, kemudian kitab Al-Ushul min Ilmin Ushul fii Ushul Fiqh, kemudian kitab Ushul At-Tafsir. Dua kitab terakhir karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah. Lalu pindah mempelajari kitab Al-Arba’in An-Nawawiyyah dalam mempelajari hadis, kemudian kitab ‘Umdatul Ahkam. Selanjutnya mulai mempelajari fikih. Tidak mengapa jika memulai dari mempelajari matan fikih salah satu mazhab yang sudah terkenal, contohnya Bidayatus Salikin, ‘Umdatul Fiqh, Matan Abi Syuja’, dan Matan Khalil. Kami tidak bermaksud untuk ta’ashub (fanatik golongan) dengan salah satu mazhab tertentu, tetapi agar kita bisa mempelajari secara urut dengan pondasi mazhab yang sudah dikenal, hingga proses tersebut menghasilkan takwa pada diri penuntut ilmu, kemudian akhirnya mengikuti dalil, bukan untuk ta’ashub dengan salah satu madzhab tertentu.
Dalam mempelajari kitab-kitab yang telah disebutkan, jangan lupa untuk menghafal dan memahaminya. Dan bersemangat mengumpulkan rekaman-rekaman ulama yang menjelaskan kandungan kitab-kitab tersebut, seperti penjelasan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin, dan lain-lain
Setelah menyelesaikan kitab fikih, pelajarilah kitab tafsir. Mulailah dengan kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, karya Syaikh Abdurrahman bin Sa’di rahimahullah, kemudian Tafsir Ibnu Katsir.
Ini adalah kitab-kitab yang paling penting untuk dipelajari penuntut ilmu. Jika sudah selesai, lanjutkanlah dengan kitab yang lebih tinggi dan rumit.
[Selesai]
***
Penulis: Triani Pradinaputri
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Diterjemahkan secara bebas dari https://islamqa.info/ar/answers/20191