Fatwa Syekh Abu Abdillah Musthafa bin Al-‘Adawi
Pertanyaan:
Sebutkan sebagian perkataan ulama yang menjelaskan jumlah penyusuan yang mengharamkan (menyebabkan hubungan mahram, pent.) dan juga dalil masing-masing pendapat secara ringkas. Sebutkan juga pendapat yang paling rajih (paling kuat) menurutmu dari pendapat-pendapat tersebut.
Jawaban:
Adapun pendapat para ulama tentang jumlah penyusuan yang menyebabkan haram (dinikahi) adalah sebagai berikut:
Pendapat pertama, jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa menyusui satu kali mengharamkan (pernikahan). Hukum tersebut ditetapkan berdasarkan dalil-dalil umum dalam masalah ini, seperti firman Allah Ta’ala [1],
وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ
“ … ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan …” (QS. An-Nisa’: 23)
(Dalam ayat tersebut), tidak disebutkan jumlah penyusuan. Demikian pula, (pendapat ini bersasarkan) makna umum dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
إنما الرضاعة من المجاعة
“karena sesungguhnya penyusuan itu terjadi akibat rasa lapar (yakni di masa bayi).” [2]
(Dalam hadis tersebut) juga tidak disebutkan jumlah (penyusuan).
Pendapat kedua, sejumlah ulama berpendapat bahwa penyusuan yang mengharamkan (pernikahan) adalah tiga kali penyusuan ke atas, berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
لَا تُحَرِّمُ الْمَصَّةُ وَالْمَصَّتَانِ
“Satu atau dua kali hisapan tidak menyebabkan haram.” [3]
Mereka mengatakan bahwa yang lebih dari itu, maka mengharamkan (pernikahan).
Pendapat ketiga, sebagian ulama berpendapat bahwa yang mengharamkan adalah lima kali susuan. Hal ini berdasarkan hadis ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
كَانَ فِيمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ: عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ، ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُومَاتٍ، فَتُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُنَّ فِيمَا يُقْرَأُ مِنَ الْقُرْآنِ
“Yang pernah diturunkan dalam Al-Quran adalah bahwa sepuluh kali penyusuan yang mengharamkan (menyebabkan adanya hubungan mahram), kemudian hal itu dihapus menjadi lima kali penyusuan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat dan keadaan masih seperti itu.” (HR. Muslim no. 1452)
Juga terdapat pendapat-pendapat lainnya yang dalilnya tidak lepas dari kritikan.
Adapun yang tampak lebih kuat menurutku adalah pendapat ulama yang mengatakan bahwa yang mengharamkan adalah lima kali penyusuan ke atas. Hal ini karena makna umum yang terdapat dalam firman Allah Ta’ala,
وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ
“ … ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan …” (QS. An-Nisa’: 23)
dan dalil-dalil umum yang lainnya telah dikecualikan dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
لَا تُحَرِّمُ الْمَصَّةُ وَالْمَصَّتَانِ
“Satu atau dua kali hisapan tidak menyebabkan haram”; dan juga (dikecualikan) dengan hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
كَانَ فِيمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ: عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ، ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُومَاتٍ
“Yang pernah diturunkan dalam Al-Quran adalah bahwa sepuluh kali penyusuan yang mengharamkan (menyebabkan adanya hubungan mahram), kemudian hal itu dihapus menjadi lima kali penyusuan … “
Adapun perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Satu atau dua kali hisapan tidak menyebabkan haram”, tidaklah secara jelas menunjukkan bahwa tiga atau empat kali penyusuan menyebabkan mahram.
Kesimpulannya, yang mengharamkan (pernikahan) adalah lima kali penyusuan sebagaimana yang terdapat dalam hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dan ini adalah pendapat ibunda ‘Aisyah dan juga pendapat Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dan selainnya. Wallahu Ta’ala a’lam. [4]
Baca juga: Periode Penyusuan yang Menyebabkan Mahram
***
@12 Rajab 1446/ 12 Januari 2025
Penerjemah: M. Saifudin Hakim
Artikel Muslimah.or.id
Catatan kaki:
[1] Ketika menyebutkan wanita-wanita yang haram dinikahi.
[2] HR. Bukhari no. 2647, 5102 dan Muslim no. 1455.
[3] HR. Muslim no. 1450.
[4] Diterjemahkan dari Ahkaamun Nikah waz Zifaf, hal. 28-29.