Hari Valentine dianggap oleh pemuda zaman sekarang sebagai hari kasih sayang. Namun, tanpa mereka sadari, hari itu justru menjadi momen di mana banyak terjadi perzinahan. Sejarah hari Valentine tidak terlepas dari kisah seorang pendeta yang melakukan hubungan tidak halal. Perayaan ini merupakan tradisi non-Muslim yang ditakutkan akan merusak nilai-nilai Islam, sehingga kita sebagai umat Muslim wajib untuk tidak mengikutinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4031)
Hadis di atas menjelaskan larangan untuk mengikuti perayaan orang kafir, seperti hari Valentine.
Secara umum, perayaan-perayaan seperti ini tidak ada syariatnya dalam Islam, sehingga harus dijauhi oleh orang beriman. Dan hal-hal yang bertentangan dengan petunjuk Allah dan petunjuk Rasul-Nya, harus kita tinggalkan. Oleh karena itu, perkara seperti ini harus kita ingatkan kepada kaum muslimin, khususnya para pemuda di zaman ini.
Acara valentine ini merupakan bentuk syiar-syiar dari orang kafir atau simbol-simbol dari agama lain, sehingga sebagai seorang muslim, kita wajib menjauhi perayaan seperti ini. Di antara sifat orang-orang beriman (ibadurrahman) yang Allah ceritakan di dalam Al-Quran adalah menjauhi acara-acara yang mengandung kesyirikan atau mengarah kepada menyekutukan Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya …” (QS. Al-Furqan: 72)
Maksud dari “perbuatan-perbuatan yang tidak berguna” di sini bisa dimaksudkan dengan acara-acara yang tidak berfaedah, seperti hari Valentine ini.
Sebagai penutup, umat Muslim harus hati-hati terhadap perayaan seperti hari Valentine yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan bisa mengarah pada perilaku yang menyimpang. Menjaga akhlak dan menjauhi budaya yang berseberangan dengan ajaran agama adalah keharusan setiap Muslim. Dengan demikian, kita diingatkan untuk tetap berada di jalan yang diridai Allah dan menghindari segala bentuk perayaan yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
Baca juga: Ada Apa di Balik Valentine’s Day?
***
Penulis: Rizka Fajri Indra
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=GrzL8cJD4RI (Bincang Santai: Hari Valentine – Ustadz Abdullah Taslim, MA.)
Mukhtarat Al-Iqtidha’ Ash-Shirathal Mustaqim, penulis Syekhul Islam Ibnu Taimiyah (edisi terjemahan)