Berikut lanjutan pembahasan tafsir Surat Al-Fatihah ayat 2 yang diambil dari Kitab Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan yang ditulis kitabnya oleh Syaikh Abdurrahaman bin Nashir As-Sa’di rahimahullaahu ta’ala dengan tambahan penjelasan dari kitab tafsir yang lain dan faidah dari Daurah Tafsir Al-Qur’an yang diadakan oleh Ma’had Al ‘Ilmi.
Surat Al Fatihah Ayat 2
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al-Fatihah: 2)
Lafaz ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ adalah sanjungan untuk Allah dengan menyebutkan sifat-sifat sempurna Allah dan menyebutkan perbuatan Allah. Perbuatan Allah itu berkisar dua kemungkinan:
- Pertama adalah الفضل (karunia dan berbuat baik Allah), misalnya memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga. Itu kebaikan Allah kepada orang yang beriman.
- Kemudian yang kedua adalah العدل (berbuat adil). Contohnya Allah memasukkan orang kafir ke dalam neraka itu dengan keadilan-Nya. Sebagaimana Allah memasukkan orang yang beriman ke dalam surga dengan karunia-Nya. Allah berikan kesesatan kepada orang yang sesat itu العدل. Allah memberikan hidayah kepada orang yang dia kehendaki itu adalah الفضل (karunia dan kebaikan Allah) karena hidayah milik Allah. Ketika Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki maka itu adalah semata-mata kebaikan Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, bagi Allah pujian yang sempurna dari semua sisi.
Lafaz رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ artinya Tuhan yang memelihara seluruh alam. Alam adalah semua selain Allah subhanahu wa ta’ala.
وكل ما سِوَى الله عَالَمٌ، وَأَنَا وَاحِدٌ مِنْ ذَلِكَ الْعَالَمِ
Segala sesuatu selain Allah adalah alam (makhluk) dan aku salah satu dari alam tersebut.” [1]
Lafaz (وكل ما سوى الله) mencakup semua makhluk, mulai dari jin, manusia, gunung, dan pepohonan. Semua yang disebutkan tersebut adalah (عالَم). Allah adalah Al-Khaliq (Maha Pencipta). (وأنا) maksudnya orang yang menjawabnya, kamu, dan seluruh ciptaan Allah adalah bagian dari ‘alam. [2]
Allah memelihara alam semesta dengan menciptakannya kemudian menyiapkan bagi mereka berbagai macam fasilitas. Allah memelihara alam semesta dengan Allah memberikan kepada mereka nikmat-nikmat yang besar. Itu adalah nikmat yang seandainya mereka kehilangan nikmat tersebut, mereka tidak mungkin bertahan hidup. Apa yang ada pada makhluk itu dari Allah. Allah memelihara makhluk-Nya itu dengan dua jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan yang bersifat umum dan ada pemeliharaan yang bersifat khusus.
- Pemeliharaan yang bersifat umum adalah Allah menciptakan makhluk, memberikan rezeki kepada makhluk, dan memberikan hidayah.
Jadi hidayah dalam makna umum yaitu memberikan hidayah kepada makhluk atau memberitahu pada makhluk hal-hal yang menjadi sumber maslahat bagi makhluk, yang dengan maslahat tersebut makhluk akan bisa bertahan hidup di dunia. Jadi ini bukan hidayah dalam pengertian hidayah iman. Namun, ini hidayah dalam dalam pengertian diberi insting untuk cari makan. Maka ini hidayah seperti bayi diberi insting untuk bisa mencari puting susu ibunya. Tidak ada yang mengajari tiba-tiba bisa mengenyut dan menghisapnya. Allah yang memberikan hidayah kepada bayi tersebut supaya mencari puting susu ibunya dan Allah beri hidayah tentang cara supaya mendapatkan rezeki darinya. Ini hidayah yang dimaksudkan di sini. (Faidah tambahan dari Daurah Tafsir Al-Qur’an yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Aris Munandar hafizhahullahu ta’ala) [2]
- Pemeliharaan yang bersifat khusus adalah pembelian Allah terhadap para kekasih-Nya. Allah pelihara mereka dengan iman. Allah beri taufik mereka untuk beriman.
Allah sempurnakan mereka. Allah cegah dari mereka berbagai macam hal yang membelokkan dan yang menghalangi antara mereka dengan iman. Sehingga hakikat pemeliharaan yang bersifat spesial adalah تربية التوفيق. Dipelihara dalam pengertian diberi taufik untuk melakukan segala kebaikan dan dijaga dari segala kejelekan. (Faidah tambahan dari Daurah Tafsir Al-Qur’an yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Aris Munandar hafizhahullahu ta’ala) [2]
Boleh jadi penjelasan ini, menjadi rahasia kenapa mayoritas doa para nabi itu menggunakan kata-kata رب atau ربنا. Karena semua permintaan para nabi yang Allah ceritakan dalam Al-Qur’an semuanya termasuk di bawah ربوبيته الخاصة (pemeliharaan spesial).
Firman Allah رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ menjadi dalil bahwa Allah adalah satu-satunya yang mencipta, mengatur, memberi nikmat, dan Allah adalah dzat yang sempurna kekayaannya sehingga tidak membutuhkan makhluk-Nya. Sempurnalah kebutuhan makhluk kepada Allah dari semua sisi dan semua sudut.
Demikian pembahasan Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 2 (Seri 2). InsyaaAllah akan berlanjut pada seri berikutnya.
Kembali ke bagian 1: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 1 (Seri 1)
Lanjut ke bagian 3: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 3-5 (Seri 3)
—
Penulis: Victa Ryza Catartika
Daftar Pustaka:
[1] Muhammad bin Abdul Wahhab. 1206 H. Tsalatsatu Ushul wa Adillatiha. Riyadh: Jam’iyyatud Da’wati wal Irsyaadi wa Tau’iyyahul Jaaliyaat bir Ribwah
[2] Abdul Rahman bin Qasim. 1423 H. Khasyiyatu Tsalatsatil Ushul. Riyadh: Dar Al Zahim.
[3] Munandar, Aris. 2023. Daurah Tafsir Al-Qur’an. Diakses Mei 2023. Diakses dari https://www.youtube.com/live/kx_LAU4PQso?si=N0wouh6lVZ1IXp6O.
[4] As Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. 1423 H. Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan. Beirut: Muassasah Ar Risalah.
Artikel Muslimah.or.id