Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Memahami Hadits Tentang Penyakit Menular

Yulian Purnama oleh Yulian Purnama
1 Februari 2020
di Hadis
4
Share on FacebookShare on Twitter

Apakah ada penyakit menular dalam pandangan akidah Islam? Terdapat beberapa hadits yang menafikan adanya penyakit menular. Para ulama berbeda pandangan dalam memahami hadits-hadits tersebut. Akan kita bahas secara singkat pada artikel ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ، ولا هامَةَ ولا صَفَرَ

“Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah (anggapan sial), tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada kesialan para bulan Shafar” (HR. Bukhari no. 5757, Muslim no.2220).

Dan juga hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

Donasi Muslimahorid

لا يُورَدُ مُمْرِضٌ على مُصِحٍّ

“Orang yang sakit tidak bisa menularkan penyakit pada orang yang sehat” (HR. Bukhari no. 5771, Muslim no. 2221).

Dua hadits di atas zahirnya menunjukkan tidak ada penularan penyakit. Sedangkan dalam hadits yang lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لا عَدْوَى و لا طيرةَ و لا هامةَ و لا صَفرَ ، و فِرَّ مِنَ المجذومِ كما تَفِرُّ مِنَ الأسدِ

“Tidak ada penyakit menular, tidak ada dampak dari thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada kesialan para bulan Shafar. Dan larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa” (HR. Bukhari no.5707).

Ada beberapa metode para ulama dalam mengkompromikan hadits-hadits di atas:

Pertama, penyakit tidak dapat menular DENGAN SENDIRINYA. Namun Allah ta’ala jadikan penularan penyakit itu ada sebab-sebabnya, diantaranya adalah bercampurnya dan bergaulnya orang yang sakit dengan orang yang sehat. Sehingga orang yang sehat tertular. Dan ada sebab-sebab lain yang menyebabkan penularan penyakit (kontak fisik, udara, pandangan, dll). Sehingga boleh mengatakan, “si Fulan tertular penyakit dari si Alan”. Ini pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Shalah (lihat Ulumul Hadits, hal. 257).

Kedua, penafian adanya penyakit menular dimaknai secara umum dan mutlak. Artinya tidak ada penularan penyakit sama sekali. Adapun perintah untuk lari dari penyakit kusta, ini sebagai bentuk sadd adz dzari’ah (menutup celah keburukan). Karena bisa jadi ketika tidak menjauh dari penyakit menular, kemudian qaddarallah terkena penyakit yang sama, lalu timbul keyakinan bahwa ada penyakit menular, Sehingga untuk mencegah timbulnya keyakinan ini, diperintahkan untuk menjauh dari penyakit menular. Sehingga tidak boleh mengatakan, “si Fulan tertular penyakit dari si Alan”. Ini pendapat yang dikuatkan Ibnu Hajar Al Asqalani (lihat Fathul Bari, 10/159).

Ketiga, penetapan adanya penyakit menular khusus pada penyakit kusta dan yang semisal dengan kusta. Adapun penyakit lain tidak ada yang menular. Ini pendapat yang dikuatkan oleh Al Baqilani (dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, 10/160).

Wallahu a’lam, pendapat yang kuat dalam masalah ini, adalah pendapat pertama. Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata:

والمعنى أن الذي أنزل الجرب في الأول هو الذي أنزله في الأخرى، ثم بين لهم ﷺ أن المخالطة تكون سبباً لنقل المرض من الصحيح إلى المريض، بإذن الله

“Makna hadits di atas, Dzat yang menjadikan penyakit pertama kali kepada si A adalah Dzat yang menjadikan penyakit pada si B (yaitu Allah). Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan bahwa bercampur dengan orang yang sakit MERUPAKAN SEBAB adanya perpindahan penyakit dengan izin Allah”.

Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik.

(Diringkas dari kitab Tahqiq ar Raghbah fi Taudhih an Nukhbah [75-76], karya Syaikh Abdul Karim Al Khudhair).

***

Penulis: Ustadz Yulian Purnana

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Yulian Purnama

Yulian Purnama

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, kontributor Muslim.or.id dan PengusahaMuslim.com

Artikel Terkait

Rahasia Ucapan “Ya Rabbi … Ya Rabbi”

oleh Athirah Mustajab
22 Februari 2014
0

Allah adalah Ar-Rabb, pemelihara seluruh makhluk-Nya. Bentuk pemeliharaan tersebut adalah: menciptakan, menyediakan segala sarana kehidupan, dan memberi nikmat tiada tara....

Al-Ghilah

Hadis: Bolehnya Melakukan “Al-Ghilah”

oleh M. Saifudin Hakim
22 Juni 2024
0

Teks Hadis Dari Judamah binti Wahb radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَنْهَى عَنِ...

Memiliki Lebih dari Empat Istri

Hadis: Ketika Seorang Suami Masuk Islam dan Memiliki Lebih dari Empat Istri

oleh M. Saifudin Hakim
18 Januari 2025
0

Teks Hadis Dari Salim, dari bapaknya, beliau berkata, أن غَيلانَ بنَ سَلَمَةَ أَسْلَمَ وَلَهُ عَشْرُ نِسْوَةٍ، فَأَسْلَمْنَ مَعَهُ، فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ...

Artikel Selanjutnya

Kurang Tepat Pernyataan: "Jilbab Tidak Wajib, Yang Wajib Adalah Menutup Aurat

Komentar 4

  1. Abu Haqqi says:
    5 tahun yang lalu

    Jazakumullah Khairan Katsiro atas artikelnya, jadi menambah wawasan tentang hadits tentang penyakit

    Balas
  2. jannah says:
    5 tahun yang lalu

    Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
    maa syaa Allaah syukran ustadzah atas artikelnya, sangat bermanfaat sekali..
    dan ‘afwan ustadzah, ana izin copy past yaah…
    syukran wa jazaakillaahu kheiir…

    Balas
  3. Mustafalan says:
    4 tahun yang lalu

    Tiada penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh Allah SWT, insyaallah.

    Balas
  4. Susilo Hambeg POROMARTO says:
    3 tahun yang lalu

    Saya adalah pengajar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
    Selama ini saya selalu mengajarkan kepada mahasiswa saya bahwa:
    1. Penyakit itu tidak menular.
    2. Penyakit itu tidak disebarkan.
    Mengapa demikian?
    Saya mendefinisikan bahwa “Penyakit itu adalah proses fisiologis yang merugikan yang disebabkan oleh agen penyebab penyakit yang ditunjukkan oleh adanya gejala”

    Dengan demikian jelas bahwa “penyakit itu tidak menular”. Proses fisiologis yang merugikan tersebut tidak menular.
    Jika demikian, apa yang menular, apa yang disebarkan?
    Yang ditularkan adalah penyebab penyakitnya, yang disebarkan adalah penyebab penyakitnya.
    Contohnya adalah, saya tidak akan mengatakan bahwa COVID-19 itu menular. Penyakit Corona tidak menular.
    Yang menular adalah penyebab penyakitnya yaitu Virusnya (Virus Corona-19). Yang disebarkan adalah Virusnya (Virus corona-19).
    Jadi, saya ingin membedakan antara penyakit dengan penyebab penyakit.
    Wallahu Alam.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.