Paradigma pemikiran yang terbalik dan perlu diluruskan, yaitu banyak orang beranggapan bahwa ziarah kubur adalah untuk menerima bukan untuk memberi. Padahal yang benar, ziarah kubur itu untuk memberi, bukan untuk menerima.
Kita berziarah adalah untuk mendoakan, bukan untuk meminta doa atau keberkahan.
Kita juga berziarah adalah untuk mengingatkan diri kepada kematian dan hari akhir, bahwa para ahli kubur tersebut sudah mati dan tidak mampu beramal lagi. Bukan malah menjadikan mereka seakan orang yang hidup terus, sehingga mampu mendoakan kita, atau menjadi perantara antara diri kita dengan Allah, atau memudahkan urusan kita, dan lain sebagainya.
Karena paradigma “ziarah untuk menerima” inilah, banyak dari para peziarah lebih menggantungkan hatinya kepada para mayit. Padahal seharusnya mereka menggantungkan hati dan harapannya kepada Allah Jalla Jalaaluhu.
Seharusnya kita selalu camkan ayat berikut ini saat berziarah:
?????? ??????? ???? ?????? ????? ??? ???????? ???????? ??? ?????????? ????? ??????????? ?????? ??????? ???????????
“Itulah umat yg telah lalu, BAGI MEREKA apa yg mereka lakukan, sedang BAGI KALIAN apa yg kalian lakukan, dan kalian tidak akan ditanyai tentang apa yg mereka lakukan” (QS. Al Baqarah: 134, 141)
Wallahu a’lam.
—
Penulis: Ustadz Musyafa Ad Darini, Lc.
Artikel Muslimah.Or.Id