Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Pertanyaan:
Apakah mencela agama atau mencela Rabb – kita memohon ampun kepada Allah dari sikap tersebut – tergolong perbuatan kekufuran dan menyebabkan pelakunya murtad? Apa hukumnya dalam Islam? Ini nyata terjadi di negeri kita (Arab Saudi, pen.).
Jawaban:
Mencela agama termasuk dosa yang paling besar. Demikian juga mencela Rabb ‘Azza wa Jalla. Dua perkara ini merupakan pembatal keislaman yang paling berat, dan termasuk sebab seseorang menjadi murtad, keluar dari Islam. Jika orang yang mencela Allah atau mencela Islam ini adalah orang yang mengaku muslim, maka dia dihukumi murtad, menjadi kafir, dan diminta untuk bertobat. Jika dia bertobat, maka diampuni; dan jika tidak mau bertobat, maka dia dihukum mati oleh pemerintah negara tersebut.
Sebagian ulama berpendapat, “Dia tidak diminta bertobat, tapi langsung dihukum mati, karena kesalahannya sangat besar.”
Akan tetapi, pendapat yang kuat, bahwa dia tetap diminta bertobat. Mudah-mudahan Allah memberinya hidayah, kemudian dia kembali kepada kebenaran. Meski demikian, tidak salah jika dia diberi hukuman ta’zir (sanksi). Dia berhak diberi sanksi berupa hukuman cambuk dan kurungan penjara, agar dia tidak mengulangi kesalahannya.
Inilah pendapat yang tepat, yang disampaikan beberapa ulama, bahwa pelaku tetap mendapat hukuman sanksi meski kita telah meminta pelaku bertobat dan menerima pengakuan tobatnya atas dosa besar yang dia lakukan. Kita mohon keselamatan dari Allah.
Sebagian ulama lainnya menyatakan, “Dia tidak perlu diminta bertobat, tapi langsung dihukum mati, bagaimana pun kondisinya.” Pendapat ini sangat kuat.
Akan tetapi, pada zaman ini, pemaksaan dirinya untuk bertobat, lebih baik insyaallah. Bersamaan dengan itu, dia diberi sanksi yang sesuai dan dipenjara dengan kadar yang sesuai, agar dia tidak mengulangi kemungkaran itu.
Demikian pula ketika ada orang yang mencela Al-Qur’an atau mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia diminta untuk bertobat. Jika dia lakukan, maka tobatnya diterima; jika tidak, maka dia dibunuh. Sebab, mencela agama, mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau mencela Rabb ‘Azza wa Jalla termasuk pembatal keislaman. Demikian pula dengan tindakan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, surga, neraka, perintah-perintah Allah (misalnya salat), atau zakat. Ini semua membatalkan keislaman.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ؛ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ
“Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65–66)
Kita memohon keselamatan dari Allah.
—
Penerjemah: Tim Penerjemah Muslimah.or.id
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel www.muslimah.or.id
assalamualaikum wr wb.
saya ingin bertanya. dulu saya shalat masih bolong” lalu saya ingin taubat dan saya pun alhamdulillah shalat 5 waktu sembari belajar shalat sunnah yg lain. namun setiap saya berusaha khusyuk tiba” hati saya mengeluarkan kata” yg tidak pantas dengan sendirinya bahkan sampai bawa agama. saya bingung dan sampai menangis. memang dulu saya suka berkata buruk. saya sudah memohon doa, taubat, dan semakin sayaberusaha melupakan kata” itu malah semakin mendesak keluar.apakah saya dosa ? apakah itu tanda dosa saya tidak diampuni ? saya harus bagaimana. saya ingin menjadi yg lebih baik. mohon sarannya ya. terimakasih
@akhwat, teruslah memperdalam ilmu agama dan mencari teman-teman yang shalihah sehingga membuat anda lebih mudah istiqamah dalam menjalankan agama.
Assalamu’laikum Wr Wb.
Saya ingin bertanya, apa hukum orang yang mencela datangnya hidayah dari Allah, malah d sebut hidayah dajjal,dan tak pernah menunaikan solat 5 waktu, mohon penjelasannya. Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Wa’alaikumussalam, nasehati dan dakwahi dengan sabar