Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Fatwa Ulama: Mencela Agama, Apa Hukumnya?

Athirah Mustajab oleh Athirah Mustajab
10 April 2014
di Akidah
4
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
    • Pertanyaan:
    • Jawaban:

Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

 

Pertanyaan:

Apakah mencela agama atau mencela Rabb – kita memohon ampun kepada Allah dari sikap tersebut – tergolong perbuatan kekufuran dan menyebabkan pelakunya murtad? Apa hukumnya dalam Islam? Ini nyata terjadi di negeri kita (Arab Saudi, pen.).

Jawaban:

Mencela agama termasuk dosa yang paling besar. Demikian juga mencela Rabb ‘Azza wa Jalla. Dua perkara ini merupakan pembatal keislaman yang paling berat, dan termasuk sebab seseorang menjadi murtad, keluar dari Islam. Jika orang yang mencela Allah atau mencela Islam ini adalah orang yang mengaku muslim, maka dia dihukumi murtad, menjadi kafir, dan diminta untuk bertobat. Jika dia bertobat, maka diampuni; dan jika tidak mau bertobat, maka dia dihukum mati oleh pemerintah negara tersebut.

Sebagian ulama berpendapat, “Dia tidak diminta bertobat, tapi langsung dihukum mati, karena kesalahannya sangat besar.”

Akan tetapi, pendapat yang kuat, bahwa dia tetap diminta bertobat. Mudah-mudahan Allah memberinya hidayah, kemudian dia kembali kepada kebenaran. Meski demikian, tidak salah jika dia diberi hukuman ta’zir (sanksi). Dia berhak diberi sanksi berupa hukuman cambuk dan kurungan penjara, agar dia tidak mengulangi kesalahannya.

Donasi Muslimahorid

Inilah pendapat yang tepat, yang disampaikan beberapa ulama, bahwa pelaku tetap mendapat hukuman sanksi meski kita telah meminta pelaku bertobat dan menerima pengakuan tobatnya atas dosa besar yang dia lakukan. Kita mohon keselamatan dari Allah.

Sebagian ulama lainnya menyatakan, “Dia tidak perlu diminta bertobat, tapi langsung dihukum mati, bagaimana pun kondisinya.” Pendapat ini sangat kuat.

Akan tetapi, pada zaman ini, pemaksaan dirinya untuk bertobat, lebih baik insyaallah. Bersamaan dengan itu, dia diberi sanksi yang sesuai dan dipenjara dengan kadar yang sesuai, agar dia tidak mengulangi kemungkaran itu.

Demikian pula ketika ada orang yang mencela Al-Qur’an atau mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia diminta untuk bertobat. Jika dia lakukan, maka tobatnya diterima; jika tidak, maka dia dibunuh. Sebab, mencela agama, mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau mencela Rabb ‘Azza wa Jalla termasuk pembatal keislaman. Demikian pula dengan tindakan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, surga, neraka, perintah-perintah Allah (misalnya salat), atau zakat. Ini semua membatalkan keislaman.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ؛ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ

“Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65–66)

Kita memohon keselamatan dari Allah.

—

Penerjemah: Tim Penerjemah Muslimah.or.id

Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel www.muslimah.or.id

 

Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/45943

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Athirah Mustajab

Athirah Mustajab

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, editor Pustaka Muslim, penulis di WanitaShalihah.com

Artikel Terkait

Sumber Kemaksiatan: Tidak Mengenal Allah Ta’ala

oleh M. Saifudin Hakim
6 November 2017
0

Seandainya manusia mengenal Allah Ta'ala dengan sebenar-benarnya, niscaya mereka tidak akan terjerat dalam kesyirikan mempersekutukan Allah Ta'ala dengan sesuatu apa...

Jika Masih Ada yang Bertanya-Tanya, “Di Manakah Allah?”

oleh Athirah Mustajab
30 Desember 2010
31

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kitab beliau, Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, "Dan telah kami sebutkan bahwasanya di antara unsur iman...

Fatwa Ulama: Beramal Ibadah Demi Kebahagiaan Dunia, Berpahalakah?

oleh Yulian Purnama
18 Agustus 2013
1

Jika seseorang melakukan amal kebaikan dan menjauhi keburukan untuk tujuan duniawi, misalnya karena ia takut akan hukuman Allah terhadap kesehatannya,...

Artikel Selanjutnya

Al-Barra' bin Malik Al-Anshari, Sang Ujung Tombak Pasukan

Komentar 4

  1. akhwat says:
    11 tahun yang lalu

    assalamualaikum wr wb.
    saya ingin bertanya. dulu saya shalat masih bolong” lalu saya ingin taubat dan saya pun alhamdulillah shalat 5 waktu sembari belajar shalat sunnah yg lain. namun setiap saya berusaha khusyuk tiba” hati saya mengeluarkan kata” yg tidak pantas dengan sendirinya bahkan sampai bawa agama. saya bingung dan sampai menangis. memang dulu saya suka berkata buruk. saya sudah memohon doa, taubat, dan semakin sayaberusaha melupakan kata” itu malah semakin mendesak keluar.apakah saya dosa ? apakah itu tanda dosa saya tidak diampuni ? saya harus bagaimana. saya ingin menjadi yg lebih baik. mohon sarannya ya. terimakasih

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      10 tahun yang lalu

      @akhwat, teruslah memperdalam ilmu agama dan mencari teman-teman yang shalihah sehingga membuat anda lebih mudah istiqamah dalam menjalankan agama.

      Balas
  2. Ikhwan says:
    6 tahun yang lalu

    Assalamu’laikum Wr Wb.
    Saya ingin bertanya, apa hukum orang yang mencela datangnya hidayah dari Allah, malah d sebut hidayah dajjal,dan tak pernah menunaikan solat 5 waktu, mohon penjelasannya. Terimakasih
    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      6 tahun yang lalu

      Wa’alaikumussalam, nasehati dan dakwahi dengan sabar

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.