Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Penjarakan Lisanmu

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
4 September 2017
di Akhlak dan Nasihat
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Jatuhnya seseorang karena lisan
  • Lalai dalam menjaga lisan
  • Penyakit lisan juga merupakan penyakitnya orang-orang sholih
  • Kerusakan lisan adalah kerusakan yang paling besar

Imam An-Nawawi –rahimahullah– mengatakan, “Ketahuilah, patut bagi setiap orang untuk menjaga lisannya dari setiap perkataan, kecuali perkataan yang dia yakin perkataan itu mempunyai kebaikan, dan jika perkataan tersebut tidak ada kebaikannya, maka hendaknya ia tahan lisannya. Karena perkataan yang mubah pun dapat terseret menjadi perkataan yang haram atau makruh. Bahkan, ini sering terjadi dan sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Dan keselamatan itu tidaklah ternilai harganya.” (Al-Adzkar, halaman 284).

Sering kali kita ketahui di masyarakat, apabila kita mendengar sedang mengobrol kepada temannya tentang seseorang, mungkin obrolan tersebut diawali oleh sesuatu yang dibolehkan. Tapi hawa nafsu dirinya dapat menyeret perkataan tersebut menjadi perkataan yang haram semisal ghibah atau namimah. Atau jika kita temui penjual yang menawarkan barangnya, mungkin diawali dengan perkataan yang mubah, namun hawa nafsu dirinya menyeret perkataan tersebut menjadi perkataan yang haram semisal sumpah palsu, dusta, an-najsy, dan yang lain. Mungkin kita temui seseorang sedang membicarakan tentang politik. Kita temua mereka membicarakan hal yang mubah, namun bisa jadi hawa nafsu mereka menyeret perkataan tersebut menjadi debat yang tercela. Bahkan perkataan haram tersebut bisa menjadi hal yang lebih banyak keharamannya daripada yang mubah. Allahul musta’an.

Maka ketahuilah, selamat dari itu semua, selamat dari lisan yang kotor, selamat dari penyimpangan, dosa, dan kejelekkan itu tidak ternilai harganya.

Dan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasalam bersabda, “Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat” (H.R At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Siapa yang tidak menyibukkan diri dengan hal bermanfaat, maka dia akan tersibukkan denga hal yang berbahaya.

Donasi Muslimahorid

Jatuhnya seseorang karena lisan

Selayaknya seorang yang ingin memiliki keislaman yang baik, ia meninggalkan perkataan-perkataan yang tidak ada manfaat baginya. ‘Mulutmu adalah harimaumu.’ Betapa banyak orang yang terjatuh disebabkan lisannya. Seseorang jatuh bisa disebabkan kakinya, namun luka di kaki tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, namun seseorang bisa kehilangan kepalanya karena lisannya. Banyak orang yang dihukum, bahkan dengan hukuman mati disebabkan karena lisannya. Bisa karena lisannya yang jorok, fitnah, dusta dan yang lainnya hingga karena lisannya hilanglah kepalanya.

Sepatutnya seorang muslim tidaklah mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas. Wajib baginya menjaga kata-kata dengan tidak berbicara, kecuali dengan perkara yang menguntungkan dan menambah iman dan takwanya. Jika ingin berkata hendaklah menimbang ada faidah atau tidak. Jika tidak, hendaklah tahan lidahnya. Jika iya maka timbanglah yang kedua. Janganlah dia buang sesuatu yang lebih menguntungkan dibanding yang kurang menguntungkan.

Lalai dalam menjaga lisan

Satu hal yang mengherankan, mudah bagi banyak orang jaga diri dari makan yang haram, uang yang haram, yang katanya enak sekali pun. Bisa menjaga diri dari kedholiman, zina, mencuri, minum khamr, memandang yang haram. Namun sulit baginya mengontrol lisan. Jika masyarakat ditanya siapa yang bagus agamanya adalah dia, namun ternyata dia berbicara dengan perkataan yang dibenci Allah tanpa kontrol. Seorang bisa turun karena satu ucapan, dan dia bisa jatuh ke neraka dengan jarak yang sangat jauh.

Penyakit lisan juga merupakan penyakitnya orang-orang sholih

Banyak orang yang jaga diri dari perbuatan keji. Namun lidahnya terjulur membahas kehormatan orang yang hidup atau mati tanpa peduli. Penyakit lisan adalah penyakitnya orang-orang shalih. Jika Anda ingin mengetahuinya, maka lihatlah pada hadits dari Jundab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasalam bersabda,

“Ada seseorang berkata, ‘Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si Fulan.’ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Siapakah yang telah bersumpah mendahuluiKu bahwa Aku tidak akan mengampuni si Fulan? Sungguh, Aku telah mengampuni si Fulan dan menghapuskan amal kebajikanmu.’” (H.R Muslim).

Hadits ini bercerita tentang orang Bani Israil, ahli ibadah dan ahli maksiat. Ahli ibadah sering memberi nasihat. Suatu ketika si ahli maksiat berkata, “Jangan campuri urusannya.” Maka ahli ibadah jengkel, dan mengatakan, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Dan Nabi ceritakan tentang kisah ini. Seorang ahli ibadah, yang dia menjadi seorang alim dan mengumpulkan amal ibadahnya dalam waktu yang sangat lama, maka dihapuslah gara-gara satu baris kalimat yang dia katakan.Dan menjadi sebab amalan yang puluhan tahun dihapus semata-mata karena satu kalimat.

Kerusakan lisan adalah kerusakan yang paling besar

Ibnu Masud bersumpah “Demi Allah tidak ada sesuatu di bumi ini yang membutuhan penjara dalam waktu yang lama, selain lidahku.” (Jaami’ Ulumu wal Hikaam, halaman 241)

Dan sadarilah anggota badan yang paling mudah bergerak adalah lisan. Dan lisan pulalah yang kerusakannya paling besar.

Tidak ada perkataan yang pergi tanpa manfaat. Di hari kiamat, ada yang membawa pahala sebesar gunung, namun lisannya menghancurkan seluruh amalnya. Ada juga orang yang mempunyai segunung kesalahan, dan dia berdzikir, maka terhapuslah segunung kesalahannya.

***

Sumber: Pembahasan Kitab Afatul Lisan oleh Ustadz Aris Munandar Hafidhahullahu ta’alaa

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Ketika Bumi Berguncang

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
26 Desember 2016
0

Sebuah musibah dahsyat yang pernah menimpa penduduk desa Legetang di daerah kabupaten Banjarnegara, nyaris seperti azab yang ditimpakan oleh Allah...

Sebuah Tanda Cinta…Bagi Wanita Perindu Firdaus-Nya (Bagian 2)

oleh Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani
15 Maret 2013
6

Ujian demi ujian pasti kan menghadangmu di luar sana. Tetaplah tegak bertahan! Jangan tumbang hati dan ragamu karenanya! Tunggulah, suatu...

Benarkah Allah Belum Menakdirkannya untuk Bertaubat?

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
10 Februari 2014
0

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya: Bagaimana pendapat Anda tentang orang yang kami ajak untuk bertobat kepada Allah kemudian dia berkata,...

Artikel Selanjutnya

Kemanakah Engkau Labuhkan Hatimu?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.