Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Parenting Islami (22): Memberikan Nama Kunyah untuk Anak Kecil

M. Saifudin Hakim oleh M. Saifudin Hakim
2 Juli 2017
di Pendidikan Anak
2
Share on FacebookShare on Twitter

Nama kunyah adalah nama atau julukan bagi seseorang selain nama aslinya. Misalnya, dengan Abu Anas, Ibnu Zubair, Ummu ‘Aisyah atau yang lainnya.

Tidaklah mengapa memanggil anak kecil dengan kunyah–nya. Demikian pula, tidak mengapa kita memberikan kunyah kepada anak kecil, baik kepada anak laki-laki ataupun anak perempuan. Kita boleh memanggilnya dengan “Abu Fulan” atau “Ummu Fulan”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil adik laki-laki Anas bin Malik yang masih kecil dan baru disapih (kurang lebih 2 tahun),

??? ????? ???????? ??? ?????? ???????????

“Wahai Abu ‘Umair ada apa dengan burung kecilmu?” (HR. Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 2150)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memanggil seorang anak kecil dengan panggilan Ummu Kholid.

Donasi Muslimahorid

 ??? ????? ??????? ????? ??????

“Wahai Ummu Kholid, cantiknya bajunya.” (HR. Bukhari no. 5993)

Dalam hadits di atas, juga terdapat faidah (pelajaran) penting bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdialog dengan anak kecil dengan bahasa yang dapat dipahami si anak. Misalnya, seorang anak kecil yang baru pindah dari suatu daerah dan dia sudah terbiasa dengan bahasa daerah asalnya. Sebuah adab yang baik dan sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berkomunikasi dengan si anak dengan bahasa daerahnya. Ummu Kholid ini dahulunya lahir di Habasyah (Ethiopia) dan baru saja berhijrah. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memujinya dengan menggunakan Bahasa Ethiopia (??????), yang artinya cantik.

Nama “kunyah” dalam Bahasa Arab untuk anak kecil merupakan bentuk tafaul (harapan dan optimisme) bahwa si anak nantinya tumbuh besar, dewasa, menikah hingga punya anak.

Di balik panggilan kunyah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak kecil, mengajarkan kepada kita untuk mengakui eksistensi keberadaan anak kecil. Jangan kemudian keberadaannya seolah-olah teranggap tidak ada.

Oleh karena itu, termasuk dalam mengakui adanya eksistensi anak di kehidupan berkeluarga adalah:

  1. Dia dihormati.
  2. Perkataannya didengarkan.
  3. Usulannya tidak dikesampingkan.
  4. Protesnya dipertimbangkan.

Semisal memanggil kunyah kepada anak kecil kalau dalam bahasa dan budaya kita adalah memanggil anak kecil dengan panggilan orang dewasa. Misalnya panggilan “Mas”, “Mbak”, “Abang”, “Kakak” dan yang semisal.

Bahkan didapati dalam dunia pendidikan anak bahwa sebagian anak bermasalah karena dia dipanggil dengan panggilan yang dinilai anak sebagai panggilan yang tidak dia sukai semisal panggilan “tole”, “nduk” dan sebagainya.

Seseorang juga boleh memanggil anak kecil yang bukan anak kandungnya dengan panggilan “wahai anakku”. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dalam Kitab Shahih Muslim melalui jalur periwayatan Anas radhiyallahu ‘anhu. Anas mengatakan,

«????? ??? ??????? ??????? -??? ???? ???? ????  «??? ?????? 

 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam manggilku dengan panggilan “Wahai Anakku.” (HR. Muslim no. 2151)

Hadits di atas menunjukkan bahwa dalam rangka mendekatkan dan mengakrabkan diri dengan anak kecil, dibolehkan menggunakan ungkapan-ungkapan yang maknanya “wahai anak” atau “wahai anakku”. Pada penggunaan kata “wahai anakku” terdapat ungkapan yang menunjukkan kedekatan, yang artinya kamu bukan orang lain bagi saya dan saya anggap sebagaimana anak saya sendiri. Allahu a’lam.

***

 

Rantauprapat, setelah maghrib 22 Ramadhon 1438/17 Juni 2017 M

Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin1
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
M. Saifudin Hakim

M. Saifudin Hakim

- Alumnus Ma'had Al-'Ilmi, Yogyakarta. - Alumnus Pendidikan Dokter FK UGM, Yogyakarta. - Alumnus Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda. - Saat ini sedang belajar di Unayzah, Saudi Arabia.

Artikel Terkait

Penyebab Penyimpangan Remaja

Penyebab Penyimpangan Remaja, bag. 1

oleh C. Sarah Ummu Majza’ah
1 Oktober 2023
1

Hendaknya seorang pemuda berusaha untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan dirinya.

Parenting Islami (31): Mencium dan Memeluk Sang Anak

oleh M. Saifudin Hakim
28 November 2017
0

Kedua orang tua disyari’atkan dan bahkan dianjurkan untuk mencium anak-anaknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan.

Biasakanlah Menyebutkan Dalil Saat Mendidik Anak

oleh Muslimah.or.id
30 Agustus 2014
0

Sebaiknya anak-anak diberikan pengetahuan tentang hukum-hukum sesuatu beserta dalil-dalilnya, anda akan mendapatkan 3 manfaat

Artikel Selanjutnya

Seputar Puasa Syawwal

Komentar 2

  1. Husnul Khotimah says:
    2 tahun yang lalu

    Jazakumullahu Khoiron Katsir

    Balas
  2. Ayub says:
    2 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum Semoga bermanfaat, salam dari Negri Lama

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.