Jawab:
Tidak diragukan lagi bahwa jin mempunyai pengaruh terhadap manusia dengan memberikan penderitaan yang kadang-kadang sampai membunuh. Bisa jadi mereka menyakitinya dengan melempar batu dan bisa jadi mereka menakut-nakuti manusia dan sebagainya, sebagaimana yang diterangkan sunah dan dibuktikan oleh kenyataan.
Ada sebuah riwayat bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan sebagian sahabat untuk pergi ke keluarganya pada salah satu perang –saya kira ini adalah perang Khandaq– dan ada seorang pemuda yang baru saja menikah. Ketika dia sampai di rumah, istrinya berada di pintu dan dia tidak menyukai sikap istrinya (yang berada di luar pintu). Selanjutnya istrinya berkata kepadanya: “Masuklah!” Lalu dia masuk, sedangkan seekor ular melingkar di atas tempat tidurnya, sedangkan dia membawa sebuah tombak, maka dia menyerang ular itu dengan tombak tersebut hingga matilah ular itu.
Di saat itu juga –yaitu saat matinya ular tersebut– laki-laki itu pun mati, tidak diketahui mana di antara keduanya yang mati terlebih dahulu, ular ataukah laki-laki tersebut. Ketika kabar itu sampai kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau melarang membunuh jin yang ada di dalam rumah kecuali Al-Abtar dan Dzut Tufataian (namanya jin –edt).
Ini adalah dalil (bukti) bahwa jin kadang-kadang bertindak aniaya dan menyakiti manusia sebagaimana kenyataan menjadi saksi akan hal itu. Berita tersebut telah mutawatir dan tersebar luas, bahwa manusia kadang-kadang datang ke bangunan tua yang sudah runtuh lalu dilempari dengan batu sedangkan dia tidak melihat seorang pun manusia di bangunan runtuh tersebut. Dan kadang-kadang dia mendengar suara-suara, kadang-kadang mendengar suara pohon-pohon berdesis dan semacamnya, yang tidak menyenangkan serta membuat tidak nyaman.
Begitu pula, kadang-kadang jin itu masuk ke jasad manusia, baik karena mencintainya atau untuk maksud menyakiti, atau karena sebab-sebab lain. Yang mengisyaratkan hal tersebut adalah firman Allah ‘azza wa jalla:
????????? ??????????? ???????? ??? ?????????? ?????? ????? ??????? ??????? ????????????? ???????????? ???? ????????
‘Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila.’ (QS. Al-Baqarah: 275)
Dalam hal semacam ini kadang-kadang jin berbicara dari dalam diri manusia tersebut dan berdialog dengan orang yang membacakan ayat-ayat Al Quran terhadapnya. Dan barangkali orang yang membacakan itu mengambil janji terhadapnya agar dia tidak kembali dan sebagainya, hal-hal yang telah tersebar luas di kalangan manusia.
Berpijak dari sini maka perlindungan yang bisa menahan kejahatan jin adalah hendaknya manusia membaca doa-doa yang diterangkan sunnah yang bisa melindungi dari gangguan mereka, seperti ayat kursi.
Sesungguhnya ayat kursi itu jika dibaca oleh manusia di suatu malam maka akan selalu ada penjaga dari Allah terhadap dirinya, dan tidak ada satu syaithan pun yang akan mendekati dirinya hingga Shubuh. Wallahu Hafidz (dan Allah-lah penjaga itu).
————————————————————
Diketik ulang dari buku “Majmu’ Fatawa: Solusi Problematika Umat Islam Seputar Aqidah dan Ibadah” karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dengan sedikit perubahan.
Artikel Muslimah.or.id