Karena sihir merupakan syirik akbar, maka kita harus waspada ketika berobat dengan tabib atau paranormal, jangan sampai kita diobati dengan metode sihir. Pelaku sihir memiliki tanda-tanda yang dapat dikenali. Apabila dijumpai salah satu di antaranya tanda-tanda tersebut pada seorang ahli pengobatan, maka dapat diketahui bahwa ia melakukan praktik yang amat dekat dengan sihir.
Di antara tanda tersebut adalah:
- Menanyakan nama pasien dan nama ibunya (kecuali data pasien untuk keperluan administrasi atau yang terkait dengan riwayat penyakit, -pent).
- Mengambil bekas pakaian yang dipakai oleh pasien. Misalnya adalah baju, tutup kepala, kaos dalam, celana, dan lain-lainnya.
- Meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih dan tidak menyebut nama Allah ketika menyembelihnya. Bahkan terkadang, melumurkan darah binatang tersebut pada bagian anggota badan yang sakit atau melemparkannya pada tempat yang rusak.
- Menuliskan jimat atau jampi-jampi yang tidak dapat dipahami.
- Memberikan hijib yang berupa bingkasan segi empat dan di dalamnya berisi huruf-huruf atau angka-angka (yang tidak dapat dipahami maknanya).
- Memerintahkan pasien untuk menyepi beberapa waktu di kamar yang tidak tembus cahaya matahari.
- Memerintahkan pasien agar tidak menyentuh air selama jangka waktu tertentu, dan kebanyakan selama 40 hari.
- Memberikan sesuatu kepada pasien untuk dipendam di dalam tanah.
- Membaca mantra-mantra yang tidak dapat dipahami maknanya.
- Kadang ia memberitahukan nama, tempat tinggal, dan semua identitas pasien serta masalah yang dihadapi pasien tanpa pemberitahuan pasien kepadanya terlebih dahulu.
- Menulis huruf-huruf tertentu yang terputus-putus, di dalam kertas atau bejana dari marmer putih dan memerintahkan kepada pasien untuk melebur dan meminumnya.
Apabila pada diri seorang ahli pengobatan terdapat salah satu tanda di antara tanda-tanda di atas, maka kita tidak boleh berobat kepadanya. [1]
——————————————————————–
[1] Dikutip dari majalah Al-Furqan edisi 11 tahun V. Lihat pula Keajaiban Thibbun Nabawi, hal. 129-130.
Diketik ulang dari buku “Ke mana -seharusnya- Anda Berobat?” karya dr.M.Saifudin Hakim, hal 59-60
Artikel muslimah.or.id