Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id

Mengenal 6 Kaidah Dasar Masalah Fikih (#2: Sumber-Sumber Terbentuknya Kaidah Fikih)

Pipit Aprilianti oleh Pipit Aprilianti
20 Maret 2016
Waktu Baca: 2 menit
0
17
SHARES
93
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Kaidah fikih merupakan kaidah yang berhubungan langsung dengan amalan seorang hamba. Dalam pembentukannya tidak dilakukan dengan sembarangan dan semaunya. Akan tetapi, terciptanya  kaidah-kaidah itu berasal dari sumber yang shahih dan menelitian yang mendalam mengenai hal itu. Berikut penjelasan ringkas sumber kaidah fikih yang ditetapkan ulama.

Pertama, Al-Qur’an

Contoh: firman Allah,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍ

“Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS. Al-Hajj: 78)

Berdasarkan kaidah ini dibolehkan gharar yang berkaitan dengan hajat orang banyak seperti dalam jual-beli umbi-umbian yang masih berada di dalam tanah.

Ibnu Taimiyah berkata, “madharat gharar di bawah riba, oleh karena itu diberi rukhshah (keringanan) jika dibutuhkan oleh orang banyak, karena jika diharamkan madharatnya lebih besar daripada dibolehkan.”

Kedua, Hadis Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam.

Contoh: Kaidah dalam Khiyar majlis yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

البَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَا لَمْ يَفْتَرِقَا

“Penjual dan pembeli dibenarkan melakukan khiyar selagi mereka berada di dalam satu majelis dan belum berpisah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hak kepemilikan laba,

أَنَّ الخَرَاجَ بَالضَّمَانِ

“Keuntungan adalah milik orang yang menanggung barang yang dibeli.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi, dan dihasankan oleh Al-Albani).

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَيْسَ لِعِرْقِ ظَالِمٍ حَقٌّ

“Orang yang telah berbuat kezaliman (dengan cara mendapatkan barang tanpa keridhaan pihak kedua) keringatnya (usahanya mengembangkan barang tersebut) sama sekali tidak memiliki nilai yang patut dibayar.” (HR. Muslim)

Ketiga, Teks ucapan para ulama mujtahid.

Seperti perkataan Imam Syafi’i dalam jual-beli anggur basah dengan anggur kering tidak dibolehkan dan tidak dapat diqiyaskan dengan hukum bolehnya menjual kurma kering dengan kurma basah:

الرخص لا يُتعدَّى بها مواضعها

“Rukhshah (keringanan) tidak dapat diqiyaskan.”

Imam Ahmad berkata:

كل ما جاز بيعه جاز رهنه

“Setiap sesuatu yang boleh dijadikan objek dalam jual-beli boleh dihadiahkan, disedekahkan dan digadaikan.”

Keempat, Kaidah yang dihasilkan oleh para ulama dari analisa istiqra’ (induksi) dengan mengumpulkan beberapa masalah-masalah fikih dalam sebuah kaidah fikih. Dan kebanyakan kaidah fikih dihasilkan dari sumber ini. Contoh kaidah,

“Setiap benda yang suci boleh dijadikan objek transaksi.”

Kaidah ini dihasilkan dari kesimpulan beberapa permasalahan dengan hukum yang sama, seperti tidak boleh menjual kotoran ternak, tidak boleh menjual khamr, tidak boleh menjual anjing buruan, tidak boleh menjual babi dan turunannya, tidak boleh menjual bangkai, tidak boleh menjual najis, dan seterusnya.

Kelima, Kaidah yang dihasilkan oleh para ulama melalui takhrij (ijtihad), diantaranya qiyas (analogi). Dimana mereka menemukan suatu kaidah fikih dan dari kaidah tersebut dapat diqiyaskan hal yang lain maka mereka buat sebuah kaidah baru.

Dengan kata lain, menurunkan satu kaidah menjadi kaidah yang lain berdasarkan analogi.

Seperti kaidah:

المعروف عرفًا كالمشروط شرطًا

“Yang telah ditetapkan melalui pemahaman masyarakat statusnya sama dengan syarat yang ditetapkan.”

Kaidah ini adalah turunan dari kaidah:

العادة محكمة

“Adat dan kebiasaan bisa menjadi sandaran hukum.”

———————————————————————

Sumber: Faidah Daurah “Qawaid Fiqhiyah Kubra”, Membahas 6 Kaidah Dasar Masalah Fiqh bersama Ustadz Ammi Nur Baits –hafizhahullāh–
Penulis: Pipit Aprilianti
Murojaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel Muslimah.Or.Id

Majelis ilmu di bulan ramadan
Tags: kaidah fikihmengenal kaidah fikihsumber kaidah fikih
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Pipit Aprilianti

Pipit Aprilianti

Artikel Terkait

Apakah Orang Tua Boleh Mengambil THR Anak?

Apakah Orang Tua Boleh Mengambil THR Anak?

oleh Ustadz Yulian Purnama
21 Oktober 2022
2

Syaikh As Sa'di rahimahullah menjelaskan: “Seorang ayah boleh mengambil harta anaknya semaunya, selama tidak membahayakan anaknya, dan tidak untuk diberikan...

Buka Puasa Dengan Kurma Yang Ganjil?

Buka Puasa Dengan Kurma Yang Ganjil?

oleh Ustadz Yulian Purnama
3 April 2022
0

Nabi Shallallahu’alahi wa sallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan kurma terlebih dahulu, dan beliau makan kurma...

Hukum Nikah Beda Agama

Hukum Nikah Beda Agama

oleh Ustadz Yulian Purnama
30 Agustus 2022
0

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita...

Artikel Selanjutnya
Maunya Tampil Seksi Ternyata …

Maunya Tampil Seksi Ternyata …

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.