Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id

Sifat Muslim Yang Sempurna

Wakhidatul Latifah oleh Wakhidatul Latifah
24 Mei 2021
Waktu Baca: 3 menit
8
926
SHARES
5.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).

Majelis ilmu di bulan ramadan

Dan dalam riwayat Tirmidzi dan An Nasa’i,

و المؤمن من أمنة الناس على دمائهم و أموالهم

“Seorang mu’min (yang sempurna) yaitu orang yang manusia merasa aman darah mereka dan harta mereka dari gangguannya.”

Dan tambahan dalam riwayat lain,

و المجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله

“Dan yang disebut dengan orang yang berjihad adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah .”

Hadis di atas menjelaskan tentang beberapa istilah yang ditetapkan  oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai sebagai kunci kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu Islam, Iman, hijrah dan jihad

Dan disebutkan pula batasan-batasannya dengan menggunkan kalimat yang ringkas namun sarat makna. Seorang muslim yang sempurna adalah jika orang-orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.

Oleh karena itulah hakikat islam adalah menyerahkan diri kepada Allah, menyempurnakan ibadah hanya kepadaNya dan menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak sesama muslim lain. Dan tidak akan sempurna islam seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya. Hal ini tidaklah terrealisasi kecuali dengan selamatnya saudaranya dari kejelekan lisannya dan jeleknya perbuatan tangannya. Karena hal ini merupakan kewajiban dasar seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim. Jika saudaranya saja tidak bisa selamat dari gangguan  lisan dan tangannya, bagaimana mungkin dia bisa melaksanakan kewajibannya terhadap saudaranya sesama muslim? Selamatnya saudara-saudaranya dari keburukan perkataan dan perbuatannya, merupakan salah satu tanda sempurnanya keislaman seseorang.

Dalam hadits yang telah disebutkan di awal, Rasulullah menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai iman yang sempurna ialah jika manusia merasa aman dari gangguannya. Karena sesungguhnya iman, jika ia telah tinggal di dalam hati dan memenuhinya, maka ia akan mendorong pemiliknya untuk melaksanakan hak-hak iman. Di antara hak-hak iman yang paling penting adalah: Menjaga amanah, jujur dalam bermuamalah, dan menahan diri dari berbuat dholim terhadap manusia dalam perkara darah dan harta mereka. Jika dia telah melaksankan hal-hal tersebut, maka dengan hal itulah orang-orang akan mengenal kebaikan-kebaikannya tersebut, sehingga mereka pun akan merasa aman (karena merasa tidak akan di ganggu) darah dan harta mereka. Dan orang-orang pun akan percaya terhadapnya karena mereka tahu bahwa dia adalah orang yang menjaga amanah, karena menjaga amanah adalah termasuk dari kewajiban keimanan yang paling penting. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَا إِيْمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ

“Tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak menjaga amanah .” (HR. Ahmad 3/135, Ibnu Hibban 194. Dishahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahiihul jaami ’)

Begitu pentingnya seorang muslim mempunyai sifat menjaga amanah hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyebutkan bahwa iman seseorang tidaklah sempurna hingga ia menjadi seseorang yang menjaga amanah.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam punmenjelaskan dalam hadits di atas bahwa hijrah yang menjadi kewajiban bagi setiap individu kaum muslimin adalah hijrah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat, dan kewajiban ini tidaklah gugur bagi tiap mukallaf (orang yang baligh dan berakal) bagaimanapun keadaannya. Karena Allah Ta’ala telah melarang para hambanya melakukan perbuatan-perbuatan haram dan perbuatan maksiat. Adapun hijrah secara khusus adalah seseorang berpindah dari suatu negeri kafir atau negeri yang penuh dengan perbuatan bid’ah menuju negeri islam. Hijrah ini tidak wajib bagi semua individu, akan tetapi hukumnya berbeda-beda bagi setiap orang sesuai keadaannya.

Kemudian dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hakikat orang yang berjihad, yaitu orang yang berjuang melawan dirinya untuk melakukan ketaatan kepada Allah. Karena sesungguhnya jiwa manusia seringkali merasa malas untuk melakukan ketaatan, memerintahkan kepada perbuatan buruk, dan cepat mengeluh ketika mendapat musibah. Oleh karena itulah seseorang butuh kesungguhan untuk melawan nafsunya agar dia dapat kokoh di atas ketaatan kepada Allah Ta’ala, agar dia bisa bersabar ketika mendapatkan musibah. Maka inilah bentuk ketaatan yang sesungguhnya, yaitu seseorang bersungguh-sungguh melaksanakan perintah, bersungguh-sungguh menjauhi larangan dan bersabar atas takdir yang menimpanya.

Siapa saja yang mengamalkan hadits di atas maka dia telah mengamalkan perkara agama semuanya.  Karena hadits tersebut menyebutkan bahwa seorang muslim yang sejati adalah orang yang muslim lain selamat dari lisannya, orang yang manusia merasa aman darah dan harta mereka darinya, orang yang meninggalkan perkara yang Allah larang, orang yang bersungguh-sungguh berjuang melawan dirinya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Baginya, tidak ada kebaikan dalam perkara agama maupun perkara dunia, baik lahir maupun batin kecuali dia akan melaksanakannya, dan tidak ada keburukan kecuali pasti dia akan meninggalkannya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita Taufik untuk dapat mengamalkan hadits di atas. Hanya Allah-lah sebaik-baik pemberi Taufik.

Baca: Hakikat Iman Kepada Allah

***

Artikel muslimah.or.id
Penulis: Wakhidatul Latifah
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Referensi:
Diringkas dari kitab Bahjatu Quluubil Abraar karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy cetakan Daaru ‘Umar Ibnul Khattab pada bab shifaatul muslim al kaamil .

Tags: AdabAkhlakhijrahKeimananLisan
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Wakhidatul Latifah

Wakhidatul Latifah

Artikel Terkait

Empat Macam Cinta

Empat Macam Cinta

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
14 Februari 2023
0

Di sini terdapat empat macam cinta yang wajib dibedakan. Sebab orang yang tidak membedakannya pasti akan tersesat karenanya. 1. Mahabatullah...

Menanti Takdir Terindah Tanpa Resah

Menanti Takdir Terindah Tanpa Resah

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
4 Januari 2023
0

Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya ada pada yang ditakdirkan (al-maqdur,...

Pentingnya Dakwah Tauhid Kepada Keluarga Kita

Pentingnya Dakwah Tauhid Kepada Keluarga Kita

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
24 Desember 2022
0

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi...

Artikel Selanjutnya

Apakah Basmalah Bagian Dari Surat Al Fatihah?

Komentar 8

  1. Pen Al Quran says:
    10 tahun yang lalu

    Allahuakbar, Allah Maha Besar, Subhannallah

    Balas
  2. auliya ayu says:
    9 tahun yang lalu

    Assalamu alaikum wr wb.
    Saya mau tanya nich..
    Tiap individu berbeda-beda dlm ketaaatan kepada Allah SWT.. Bagaimanakah cara agar bisa tetap Istiqomah dalam bribadah,yg trkadang keimananny naik turun..?

    Wassalamu alaikum wr wb.

    Balas
  3. Ping-balik: Meminta Maaf |
  4. Abu ukkasyah says:
    3 tahun yang lalu

    Hadits tentang selamatnya muslim dari lisan dan tangannya. Itu dari abdllah bin umar atau Abdullah bin Amr?

    Barakallahu fiik

    Balas
  5. Juna says:
    3 tahun yang lalu

    Assalamu ‘alaikum. mohon maaf.

    Untuk Hadits Muslim No. 40, apa sudah betul isi hadits tentang yang disebut muslim sejati. Sy sudah cek di hadits no.40 namun isi hadits berbeda.

    Mohon penjelasannya, boleh jadi saya yang keliru atau sebaliknya.
    wallahu a’lam

    Balas
    • Ustadz Yulian Purnama says:
      2 tahun yang lalu

      Wa’alaikumussalam, silakan simak: https://muslim.or.id/66123-beberapa-fawaid-seputar-ilmu-hadits.html

      Balas
  6. Ping-balik: Sifat Muslim Yang Sempurna – HijrahApp
  7. Ping-balik: Sifat Muslim Yang Sempurna - fitra.dev %

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.