Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan,
Pada suatu hari aku bertanya kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Sebagian ahli ilmu ditanya, ‘Mana yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba, membaca tasbih atau istighfar?’” Maka beliau menjawab, “Apabila pakaian itu bersih, maka wewangian dan air mawar lebih bermanfaat baginya, dan apabila pakaian itu kotor, maka yang lebih bermanfaat baginya adalah sabun dan air panas.” Kemudian beliau rahimahullah berkata kepadaku, “Apa pendapatmu jika pakaian itu selalu dalam keadaan kotor?”
Saudaraku.. Anda memiliki air mata yang terbatas.. Jika dunia tidak cukup membuat anda mencucurkannya, niscaya anda akan mencucurkannya di akhirat.
Anda memiliki pembendaharaan kesedihan.. Jika anda telah berhasil di dunia ini, niscaya kata kesedihan itu akan terhapus dalam memori anda di akhirat, dan anda akan termasuk orang-orang yang tidak akan bersedih karena kegoncangan yang amat besar (hari Kiamat).
Maka bayarlah harga itu dengan sempurna hari ini, karena di sana tidak ada lagi kesempatan untuk tawar menawar.
Keutamaan Dzikir dan Menangis Karena Allah
Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu telah melihat keuntungan jual beli ini, dia berkata, ”Sesunggunya, aku menangis karena takut kepada Allah, ini lebih aku cintai dari pada bersedekah sebanyak seribu dinar.”
Diantara keuntungan yang tidak terkira yang akan diperoleh orang yang menangis karena Allah adalah:
- Berada dalam naungan ‘Arsy
Nabi ? telah berjanji, bahwa orang yang menangis karena Allah, akan menjadi salah satu dari tujuh golongan yang akan Dinaungi Allah dalam naungan-Nya di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
- Aman dari azab Allah
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, bahwa Nabi ? bersabda,
“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi).
Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Menangis itu dibagi menjadi sepuluh bagian, yang satu bagian karena Allah dan yang sembilan bagian semuanya karena riya’. Jika yang satu bagian itu terjadi setahun sekali, insya Allah dia akan selamat dari neraka.”
Tidaklah air mata menyentuh satu tempat pun kecuali dia akan menjaganya. Tidaklah air mata menyentuh satu anggota badan pun kecuali neraka diharamkan menyentuhnya.
Abu Ma’syar berkata, “Aku mendengar Abu Hazim (Salamah bin Dinar Al-A’raj) menceritakan sebuah kisah di masjid, dia menangis, lalu dia mengusapkan air matanya kewajahnya. Maka aku bertanya, ‘Wahai Abu Hazim, kenapa Anda melakukan hal ini?’ Beliau tidak akan mengenai satu tempatpun yang terkena air mata yang mengalir karena takut kepada Allah.”
- Berada dalam naungan kecintaan Allah
Dari Abu Umamah radhiyallahu ’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Sedangkan dua bekas itu adalah bekas-bekas fii sabilillah (jihad) dan bekas-bekas mengamalkan kewajiban Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’).
- Diampuni dasa-dosanya
Abu Yahya, Malik bin Dinar menyatakan bahwa menangisi satu kesalahan dapat menggugurkan banyak kesalahan, sebagaimana angin yang menggugurkan daun-daun yang kering. Meskipun dua orang malaikat senantiasa menghitung nafas-nafasmu dan merekam suaramu yang pelan, serta selalu menuliskan dalam catatan amal dan tidak mengenal lupa. Namun dalam menghadapi tangisan, kondisinya bisa berbeda.
Yazid Ar-Riqasyi berkata, “Telah sampai riwayat kepadaku bahwa orang yang menangisi satu dosa dan sekian dosa-dosanya, maka dua malaikat penjaganya lupa terhadap dosa tersebut.”
- Tanda taubat yang benar
Dari pengamatannya terhadap kondisi kaum mukminin, Yahya bin Mu’adz berpendapat bahwa tanda orang yang bertaubat adalah meneteskan air mata, senang berkhalwat (menyendiri untuk beribadah kepada Allah), serta mau melakukan muhasabah atas semua keinginannya. (Shifatu Shafwah: 4/61).
Bahkan sebagian ulama menetapkan bahwa pohon taubat itu tidak pernah berhenti menyerap air selama-lamanya kecuali disiram dengan air mata.
- Syi’ar hati yang hidup
Jika ujung kayu yang kering dimasukkan ke dalam api, niscaya ujung yang satunya akan berkeringat. Demikian juga hati, jika dibakar dengan penyesalan terhadap dosa, niscaya kedua mata akan mencucurkan air mata, anggota badan akan melembutkan dengan sikap tunduk dan hati menjadi lembut dengan taubat dan khusyuk.
Saudaraku.. jika ada seorang musafir telah lama mengilang, maka orang-orang akan mendoakan rahmat untuknya karena menganggapnya telah wafat.
Maka, wahai orang-orang yang telah lama menghilang dari majelis (ilmu), jika hatimu khusyuk dan matamu mengalirkan air mata ketika menerima nasihat, maka di sana masih ada harapan. Jika tidak, maka semoga Allah memperbesar pahalamu dan memperbagus akhir hidupmu.
——————————————–
Artikel muslimah.or.id
Dirangkum dari buku “10 Cara Memesan Singgasana Surga” (penulis: Khalid Abu Syadi), dengan sedikit penyesuaian bahasa oleh Muslimah.Or.Id.