Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Wanita Dalam Pandangan Syiah (Bagian 1)

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
1 Maret 2012
di Keluarga dan Wanita
7
Share on FacebookShare on Twitter

Pinjam–Meminjam Kemaluan Wanita

Diantara praktek zina yang dilegalkan oleh syiah adalah pinjam-meminjam kemaluan wanita antar penganut syiah. Ini berbeda dengan nikah mut’ah. Karena pada kasus ini sama sekali tidak ada unsur pernikahan, seperti akad, mahar, dst. Kasus ini seratus persen ‘pinjam-meminjam’ wanita.! Tapi anda tidak perlu heran, karena termasuk bagian penting dari ajaran syiah adalah sufisme, yang terkadang melegalkan pelecehan seksual, berkedok agama. Kira-kira, tak jauh beda dengan fenomena ‘habib cabul’..!

Berikut beberapa nukilan dari kitab-kitab syiah:

Pertama, dinukil oleh At-Thusi dari Muhammad bin Muslim dari Imam Abu Ja’far ‘alahis salam, bahwa Muhamad bin Muslim bertanya kepada Abu Ja’far:

????? ??? ????? ??? ???????

Donasi Muslimahorid

“Ada seorang laki-laki yang meng-halalkan kemaluan budaknya untuk temannya, bolehkah?”

Imam Abu Ja’far menjawab:

??? ?? ??? ?? ?? ?? ??? ?? ????

“Ya, boleh dia manfaatkan. Selama pemiliknya mengizinkan temannya untuk memanfaatkan budak wanitanya.” (Al-Istibshar, jilid 3, hlm. 136, karya Muhamad bin Hasan At-Thusi)

Kedua, disebutkan At-Thusi dari Muhamad bin Mudharib, bahwa Abu Abdillah ‘alaihis salam berkata kepadaku:

?? ???? ?? ??? ??????? ????? ? ???? ???? ???? ???? ??????? ?????

“Wahai Muhamad, ambillah budak perempuan ini agar melayanimu dan kamu bisa menggaulinya. Jika kamu ingin keluar (pulang), kembalikan kepada kami.” (Al-Istibshar, jilid 3, hlm. 136, karya Muhamad bin Hasan At-Thusi dan Furu’ Al-Kafi, jilid 2, hlm. 200, karya Muhamad bin Ya’qub Al-Kulaini)

kemudian terdapat beberapa riwayat dari salah satu imam syiah, bahwa dirinya menegaskan: “Saya tidak menyukai tindakan seperti itu (meminjamkan kemaluan).” Setelah menyebutkan beberapa riwayat yang menegaskan bahwa salah satu imam syiah tidak menyukai hal itu, At-Thusi menegaskan dalam catatan kakinya:

???? ??? ?? ????? ????? ???????? ???? ??? ???? ????????? ??? ??? ???? ?????? ???? ?? ????: ?? ??? ???? ?????? ?? ?????? ??? ?? ??? ??? ??? ??????? ???? ??? ?? ?????? ? ??? ?????? ?? ?????? ??????? ?? ??? ????? ???? ? ?? ?? ??? ?????? ? ???? ?? ???? ???? ??? ??? ??? ?? ????? ???? ????? ???? ????? ??? ??? ???? ??? ????????

Keterangan di atas tidaklah menunjukkan haramnya perbuatan yang kami sebutkan sebelumnya (meminjamkan kemaluan wanita). Karena keterangan salah satu imam tersebut, konteksnya hanya makruh. Sebagaimana Sang Imam ‘alaihis salam telah menegaskan melalui pernyataanya: “Saya tidak menyukai tindakan seperti itu.” Alasan yang memakruhkan hal ini adalah bahwa perbuatan ini termasuk diantara perbuatan yang tidak kami jumpai di masyarakat awam dan dianggap asing oleh masyarakat. Karena itu, meninggalkan perbuatan semacam ini statusnya lebih utama, meskipun tidak haram. Boleh juga dikatakan bahwa perbuatan itu dimakruhkan, apabila tidak disyaratkan anak yang dilahirkankan statusnya merdeka. Karena itu, jika disyaratkan bahwa anak yang terlahir statusnya merdeka maka hukumnya tidak makruh. (Al-Istibshar, jilid 3, hlm. 137, karya Muhamad bin Hasan At-Thusi)

Demikianlah nukilan yang diambil dari referensi yang ditulis ulama besar syiah, Muhamad bin Hasan At-Thusi, Abu Ja’far. Keterangan yang dia sampaikan, diatasnamakan pendapat ahlul bait. Siapapun yang fitrahnya masih bersih dan akalnya masih sehat, akan menilai perbuatan ini 100% zina. Namun sayang, masih banyak simpatisan syiah yang belum sadar, karena semuanya dipermak dengan bungkus perbedaan masalah fiqhiyah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka lakukan.

Biografi penulis Al-Istibshar:

Dia adalah Muhammad bin Al-Hasan bin Ali bin Al-Hasan At-Thusi. Lahir di Kota Thus, tahun 385 H. Kun-yahnya: Abu Ja’far. Dia diberi gelar: Syaikhut Thaifah. Dia termasuk ulama besar syiah dan salah satu perawi hadis dalam syiah. Dia diberi gelar ‘Al-Imam’, satu gelar kemuliaan karena derajat keilmuan dalam Syiah Imamiyah. Dia meninggal tahun 460 H, menurut salah satu pendapat.

Sementara Kitab Al-Istibshar, judul lengkapnya: [????????? ???? ????? ?? ???????] termasuk salah satu empat kitab penting dalam syiah dan kumpulan hadis, yang menjadi sumber rujukan utama dalam mengambil kesimpulan hukum syariat menurut ulama fiqh syiah imamiyah. Kitab ini berisi 5511 hadis. (http://www.khaleejsaihat.com)

Allahu a’lam

***
muslimah.or.id
diterjemahkan oleh Ustadz Ammi Nur Baits

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Indah Pada Saatnya

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
10 November 2017
0

Betapa mengharapkan pendamping hidup adalah sesuatu yang harus diperjuangkan seraya banyak berdo'a kepada-Nya.

Hukum Seorang Wanita Mengambil Harta Suaminya Tanpa Izin

oleh Wakhidatul Latifah
13 November 2013
2

Suami saya tidak memberikan nafkah, baik kepada saya maupun anak-anak, maka terkadang kami mengambil harta suami tanpa sepengetahuannya, apakah saya...

Hukum Perjodohan Ala Siti Nurbaya

oleh Wiwin Nugrahaeni
22 September 2014
3

Inti dari pernikahan ala Siti Nurbaya adalah dengan paksaan. Padahal telah disebutkan di atas hukum pernikahan yang sesuai syariat adalah...

Artikel Selanjutnya

Apa Yang Harus Anda Lakukan (Bagian 5)

Komentar 7

  1. akhel miqded says:
    13 tahun yang lalu

    naudzubillahimindzalik

    Balas
  2. ririn says:
    13 tahun yang lalu

    waduh…Ya Allah…lindungilah kami warga muslim dari dasar-dasar yang tidak tepat.

    Balas
  3. Bee says:
    13 tahun yang lalu

    masyaallaaahhh..

    Balas
  4. kasyi says:
    13 tahun yang lalu

    nauzubillah….slmt kan lah generasi-generasi islam dengan bimbingan agama yang mapan.

    Balas
  5. Alif says:
    11 tahun yang lalu

    Ke-2 rujukan di atas membahas BUDAK wanita… Masih adakah sistem perbudakan di jaman sekarang?

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      11 tahun yang lalu

      @Alif, jika terjadi perang antara Muslim dan kafir maka bisa jadi ada budak dari tawanan perang

      Balas
  6. Fitria says:
    10 tahun yang lalu

    Na’udzubillah min dzalik. Seperti hewan ternak aja..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.