Ramadan adalah bulan yang memiliki keistimewaan khusus bagi seluruh umat muslim. Selain sebagai waktu untuk berpuasa dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, bulan ini juga menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat iman dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam Al-Quran, Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang beriman, telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana kewajiban yang telah diberikan kepada umat sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ada beberapa cara untuk meningkatkan keimanan dan takwa di bulan Ramadan:
Pertama, membaca Al-Quran.
Kedua, memperbanyak zikir, istigfar, dan selawat.
Ketiga, memperbanyak doa ketika sahur karena doa ketika kita sahur adalah mustajab.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah, karena di dalamnya terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa salah satu bentuk keberkahan dari makan sahur adalah karena pada waktu tersebut, seseorang terbangun untuk berzikir dan berdoa di waktu yang istimewa. Saat itu, rahmat Allah diturunkan, dan doa serta permohonan ampun (istigfar) diterima. (Syarh Shahih Muslim, 9: 182)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita yang Mahaberkah dan Mahatinggi turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Kemudian Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Siapa yang memohon kepada-Ku, pasti Aku beri. Dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, pasti Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa waktu tersebut adalah saat tersebarnya rahmat Allah, di mana banyak permintaan yang dikabulkan, doa yang diterima, dan nikmat yang mencapai kesempurnaan (Idem, 6: 36).
Keempat, iktikaf, adalah tinggal di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, baik untuk waktu yang singkat maupun dalam durasi yang lebih lama.
Kelima, memperbanyak sedekah.
Pada bulan Ramadan, setiap kebaikan akan dilipatgandakan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amal kebaikan yang dilakukan manusia akan diberi balasan berlipat ganda oleh Allah, mulai dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Namun, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali ibadah puasa, karena puasa itu khusus untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Sebab, orang yang berpuasa meninggalkan nafsu dan makanan demi Aku.” Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Bahkan, aroma mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151)
Dalam keterangan lain disebutkan,
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى
“Allah Ta’ala berfirman, “Segala amal perbuatan manusia adalah miliknya, kecuali puasa. Ibadah puasa itu khusus untuk-Ku.” (HR. Bukhari no. 1904)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ الْعَمَلِ كَفَّارَةٌ إِلاَّ الصَّوْمَ وَالصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amal ibadah berfungsi sebagai penebus dosa, kecuali puasa. Ibadah puasa itu khusus untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya.” (HR. Ahmad 2: 467. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih sesuai syarat Muslim)
Baca juga: Kejar Target Bacaan Al-Quran ketika Haid di Bulan Ramadan, Emang Bisa?
***
Penulis: Rizka Fajri Indra
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
https://tafsirweb.com/687-surat-al-baqarah-ayat-183.html
https://rumaysho.com/411-ganjaran-untuk-mereka-yang-berpuasa.html#_ftn3