Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Pengaruh Kebaikan dan Amal Shalih Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
11 Juli 2011
di Pendidikan Anak
14
Share on FacebookShare on Twitter

Wahai bapak dan ibu, ketika kita dapati anak kita tidak sesuai dengan harapan, maka terlebih dahulu hendaknya kita melihat diri kita. Barangkali pada diri kita masih ada kesalahan atau dosa-dosa yang masih sering kita lakukan. Karena sesungguhnya amalan-amalan yang dilakukan orangtua akan memberi pengaruh terhadap keshalihan anak.

Seorang anak yang melihat ayahnya selalu berdzikir, mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir, niscaya akan menirunya mengucapkan kalimat-kalimat tersebut.

Demikian juga seorang anak yang diutus orang tuanya untuk memberi sedekah kepada orang-orang miskin di rumah-rumah, berbeda dengan seorang anak yang disuruh orang tuanya membeli rokok dan barang-barang memabukkan. Seorang anak melihat ayahnya berpuasa Senin Kamis dan melaksanakan shalat jumat dan jama’ah tidak sama dengan anak yang melihat kebiasaan ayahnya nongkrong di kafe, diskotik, dan bioskop.

Kita bisa membedakan antara seorang anak yang sering mendengar adzan dengan seorang anak yang sering mendengar ayahnya bernyanyi. Anak-anak itu pasti akan meniru apa yang sering mereka dengar.

Bila seorang ayah selalu berbuat baik kepada orang tuanya, mendoakan dan memohonkan ampunan untuk mereka, selalu berusaha tahu kabar mereka, menenangkan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, memperbanyak berdoa, “rabbighfirli wa li wali dayya..”, berziarah ke kuburan mereka bila telah meninggal, dan bersedekah untuk mereka, serta tetap menyambung hubungan dengan teman-teman mereka dan memberi hadiah dengan orang-orang yang biasa diberi hadiah oleh mereka dahulu. Maka anak yang melihat akhlak ayahnya seperti ini dengan seizin Allah akan menontohnya dan juga akan memohonkan ampunan untuk orangtuanya.

Donasi Muslimahorid

Seorang anak yang diajari shalat tidak sama dengan anak yang dibiasakan nonton film, musik, dan sepak bola.

Seorang anak yang melihat ayahnya shalat di malam hari, menangis karena takut kepada Allah, membaca Al-Qur’an, pasti akan berfikir, “Mengapa ayah menangis, mengapa ayah shalat, untuk apa ayah tidur meninggalkan ranjangnya yang enak lalu berwudhu dengan air dingin di tengah malam seperti ini? Untuk apakah ayah sedikit tidur dan berdoa dengan penuh pengharapan dan diliputi kecemasan?”

Semua pertanyaan ini akan berputar di benaknya dan akan selalu hadir dalam pikirannya. Selanjutnya dia akan mencontoh apa yang dilakukan ayahnya.

Demikian juga dengan seorang anak perempuan yang melihat ibunya berhijab dari laki-laki yang bukan mahramnya, menutup aurat di hadapan mereka, berhias dengan akhlak malu, ketenangan, dan menjaga kesucian diri. Dia akan mempelajari dari ibunya akhlak tersebut.

Beda dengan seorang anak perempuan yang selalu melihat ibunya bersolek di depan para lelaki bukan mahram, bersalaman, berikhtilat, duduk bersama mereka, tertawa, tersenyum, bahkan berdansa dengan lelaki bukan mahram. Dia akan mempelajari semua itu dari ibunya.

Karena itu, takutlah kepada Allah wahai Ayah Ibu, dalam membina anak-anak kalian! Jadilah Anda berdua teladan yang baik, berhiaslah dengan akhlak yang baik, tabiat yang mulia, dan sebelum itu semua berpegang teguh dengan agama ini dan cintailah Allah dan rasul-Nya.

Penjagaan Allah terhadap keturunan orang tua yang shalih

Keshalihan dan amal baik orang tua memiliki dampak yang besar bagi keshalihan anak-anaknya, dan memberikan manfaat bagi mereka di dunia dan akhirat. Sebaliknya amal-amal jelek dan dosa-dosa besar yang dilakukan orangtua akan berpengaruh jelek terhadap pendidikan anak-anaknya.

Pengaruh-pengaruh tersebut di atas datang dengan berbagai bentuk. Di antaranya berupa keberkahan amal-amal shalih dan pahala yang Allah sediakan untuknya. Atau sebaliknya berupa kesialan amal-amal jelek dan kemurkaan Allah serta akibat jelek akan diterimanya.

Jika orang tua shalih dan gemar melaksanakan amalan baik, maka akan mendapatkan ganjaran dan pahala yang dapat dirasakan anak. Ganjaran tersebut dapat berupa penjagaan, rizki yang luas, dan pembelaan dari murka Allah. Adapun amal jelek orang tua, akan berdampak jelek terhadap anak. Dampak tersebut dapat berupa musibah, penyakit, dan kesulitan-kesulitan lain.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya memperbanyak amal shaleh karena pengaruhnya akan terlihat pada anak. Bukti pengaruh ini dapat dilihat dari kisah Nabi Khidhir yang menegakkan tembok dengan suka rela tanpa meminta upah, sehingga Musa menanyakan alasan mengapa ia tidak mau mengambil upah. Allah berfirman memberitakan perkataan Nabi Khidhir,

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحاً فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْراً

“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. Al-Kahfi: 82)

Dalam menafsirkan firman Allah, “dan kedua orang tuanya adalah orang shalih”, Ibnu Katsir berkata, “Ayat di atas menjadi dalil bahwa keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan akhirat, berkat ketaatannya dan syafaatnya kepada mereka maka mereka terangkat derajatnya di surga agar kedua orangtuanya senang dan berbahagia sebagaimana yang yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.”

Allah telah memerintahkan kepada kedua orangtua yang khawatir terhadap masa depan anak–anaknya agar selalu bertakwa, beramal shalih, beramar ma’ruf nahi mungkar, dan berbagai macam amal ketaatan lainnya. Sehingga dengan amalan-amalan itu, Allah akan menjaga anak cucunya. Allah berfirman,

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa: 9)

Dari Said bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata, “Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur: 21) [1]

Karena itu, bertakwalah dan beramal shalihlah agar doa untuk kebaikan anak Anda diterima!

Diceritakan bahwa sebagian orang-orang salaf dahulu pernah berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, aku akan membaguskan shalatku agar engkau mendapat kebaikan.” Sebagian ulama salaf menyatakan bahwa makna ucapan itu adalah aku akan memperbanyak shalatku dan beroda kepada Allah untuk kebaikanmu.

Kedua orangtua bila membaca Al-Qur’an, surat Al-Baqarah dan surat-surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas), maka para malaikat akan turun mendengarnya dan setan-setan akan lari. Tidak diragukan bahwa turunnya malaikat membawa ketenangan dan rahmat. Dan jelas ini memberi pengaruh baik terhadap anak dan keselamatan mereka.

Tetapi bila Al-Qur’an ditinggalkan, dan orangtua lalai dari dzikir, ketika itu setan-setan akan turun dan memerangi rumah yang tidak ada bacaan Al-Qur’an, penuh dengan musik, alat-alat musik, dan gambar-gambar haram. Kondisi seperti ini jelas akan berpengaruh jelek terhadap anak-anak dan mendorong mereka berbuat maksiat dan kerusakan.

Sehingga dari itu semua, cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dengan melakukan perubahan sikap dan perilaku dari kedua orang tua. Kita harus menanamkan komitmen dan berpegang teguh terhadap syariat Allah pada diri kita dan anak-anak. Serta kita harus senantiasa berbuat baik kepada orangtua kita serta menjauhi sikap durhaka kepadanya, agar anak-anak kita nantinya menjadi anak yang berbakti, selamat dari dosa durhaka kepada kedua orang tua dan murka Allah. Karena anak-anak saat ini adalah orang tua dimasa yang akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang sama ketika menginjak masa tua.

Selanjutnya, hal yang tidak boleh kita lupakan adalah senantiasa berdoa, mengharap pertolongan kepada Allah dalam mendidik anak-anak kita, janganlah kita sombong terhadap kemampuan yang kita miliki. Karena hidayah itu berada di tangan Allah dan Allah-lah yang membolak balikkan hati hamba-hamba-Nya.

***

Penulis: Ummu Muhammad Anik Rahmawati

Artikel Muslimah.or.id

Catatan redaksi:

[1] Lafal hadits tersebut berbunyi,

Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bazzar (hal. 221), Ibnu Adi (1: 270), dan Al-Baghawi dalam At-Tafsir (8: 82) dari Qais bin Rabi’ dari Amr bin Murrah dari Said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas dan diangkat sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Syaikh Albani berkata, “Hadits ini mauquf namun dihukumi marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam -red) dan hadits ini memiliki sanad yang baik.” (As-Silsilah Ash-Shahihah no. 2490, Al-Maktabah As-Syamilah, red)

Referensi:

  • Tarbiyatul Abna’, Syaikh Musthafa Al Adawi, penerbit Media Hidayah.
  • Pengaruh Lingkungan Terhadap pendidikan Anak, Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XII
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Uang Lebaran, Apakah Mengajarkan Mental Minta-Minta Kepada Anak?

oleh Yulian Purnama
4 Mei 2022
0

Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk memperbanyak hartanya, sesungguhnya ia telah meminta bara api; terserah kepadanya, apakah ia...

Anak Terlalu Gemar Olahraga

oleh Yulian Purnama
6 Januari 2014
1

Anak saya terlalu gemar dengan aktifitas olahraga, apakah perlu saya peringatkan ia?

Tips-Tips Mengurus Anak agar Tumbuh Berkembang dengan Baik (Bag. 1)

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
23 Oktober 2022
1

1. Menyusukan anak pada selain ibunya Hendaknya seorang bayi disusui oleh wanita selain ibunya setelah dua atau tiga hari dari...

Artikel Selanjutnya

Belum Mengqadha Hutang Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Komentar 14

  1. hadijah says:
    14 tahun yang lalu

    assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Bgmn klo seorang ibu sdh berusaha mengerjakan amalan sholih & berusaha memberi contoh yg baik pd ank2nya,tp ayahnya justru sebaliknya,suka mengakhirkan wkt shlt,jarang membaca alquran,dan jika kemasjid mrs agak berat klo sy suruh mengajak anak laki2nya.sedangkan klo sy ingatkan dia sering mrs tersinggung.apa yg hrs sy lakukan sbg ibu? Tolong jwbnnya ustadz. Jazakumullahu khoiron

    Balas
  2. elmi hanifah says:
    14 tahun yang lalu

    ijin share ya… syukron

    Balas
  3. -tw- says:
    14 tahun yang lalu

    boleh saran u/ ibu khadijah

    memang sulit ya bu rasanya kalau kasusnya seperti itu, sepertinya banyak yg punya pengalan yang sama, kalau saya mendapati suami saya seperti itu, yah.. do’akan saja yang sering.. insyallah Allah akan mendengan do’a ibu yang shalihah..
    karena pada dasarnya suami kita adalah suami yg sholih, mungkin karena kecapean kerja jadi agak sedikit berubah. dan ingatkan ‘dengan caranya’ yg tidak menyinggung dirinya, niatkan diawal kita melakukan ini hanya karenaNya, masalah berubah atau tidaknya itu terserah Allah..
    jika belum berubah saja, jangan pernah marah atau lelah.. selalu niatkan hanya karena Allah, sesungguhnya Allah sangat mencintai ibu, karena seringnya ibu berdo’a kepada Allah..

    semoga barokah rumahtangganya ibu khadijah :)

    Balas
  4. firdaus says:
    14 tahun yang lalu

    meski seorang laki-laki saya sangat menyukai membaca artikel-yang ada di muslimah.or.id. namun selain itu saya juga minta izin ke admin untuk mengkopi paste kan tulisan-tulisan dari muslimah.or.id yang sesuai dengan misi hutan tropis untuk di terbitkan di web kami.
    atas perkenan dari muslimah kami mengucapkan terimakasih

    Balas
  5. Inez says:
    14 tahun yang lalu

    Izin share,syukrn

    Balas
  6. anna rokhana says:
    14 tahun yang lalu

    izin share ya….. syukron

    Balas
  7. dwi umm huwaida says:
    14 tahun yang lalu

    ijin share ya syukron

    Balas
  8. kaospadusi says:
    14 tahun yang lalu

    info yang bermanfaat ,,,
    izin share
    terima kasih ….
    kaospadusi.com

    Balas
  9. Shema says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
    Bagaimana jika kedua orang tua termasuk kurang ilmu agamanya, terutama sang Ayah? Apakah anak yang sholeh dan berusaha taat kepada Allah SWT akan mendapatkan timpalan atas ketidak sholehan sang Ayah??
    Jazakallah khairan katsiran..

    Balas
  10. Rizqy says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamualaikum

    Saya belum menjadi orang tua , tp saya benar2 ingin menjadi orang tua yg sholehah dan baik buat anak2 saya nanti,orang tua yg pandai memuliakan anak2nya,Insya ALAH

    terima kasih atas artikel muslimah yg banyak mmbantu saya untuk mencapai goals saya,Insya ALLAH

    mohon doanya dari admin maupun dari semua pembaca,agar ALLAH menjadikan seluruh orang tua kaum muslimin menjadi orang tua yg sholehah,ornag tua yg pandai menjadi contoh yg baik,orang tua yg pandai mmbimbing anak2nya ke jalan ALLAH,orang tua yg pandai memuliakan anak2nya dan orang tuayg tidak mengabaikan hak hak anak2 mereka, Aamiin

    Balas
  11. susanto arek bebean slorok says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamualaikum
    Saya seorang bapak dengan satu anak laki2(umur anak saya baru 4 thn). Anak saya sangat aktif,sedangkan sekarang udah masuk tk. Saya ingin tanyakan, APAKAH MENGAJARI BACA SURATUL FATIHAH ITU WAJIB DARI ORANG TUANYA YA? tolong jawabannya.

    Balas
  12. jrm graphic says:
    11 tahun yang lalu

    nice post, Subhanallah
    syukron

    Balas
  13. butiran debu says:
    11 tahun yang lalu

    bagaimana dengan kondisi seorang anak yang jauh dari orang tua? jika anak tersebut melakukan kesalahan yang membuat orang tuanya kecewa, apa orang tua juga yang salah? sedangkan kebutuhan telah di penuhi oleh orang tua.. sang anak mengerti tentang kondisi ekonomi yang sulit,,

    Balas
  14. Khansa says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamualaikum warohmatullah..
    Izin shares, barokallah..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.