Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Belum Mengqadha Hutang Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
13 Juli 2011
di Ramadan
59
Share on FacebookShare on Twitter

Peoblema Muslimah di Bulan Ramadhan Bagian 1

Belum Mengqadha Hutang Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Ramadhan adalah bulan yang paling dirindu kedatangannya oleh seluruh kaum muslimin. Betapa tidak? Pada bulan Ramadhan segala amal ibadah mendapat ganjaran yang berlipat-lipat ganda dan hanya pada bulan Ramadhan sajalah kita dapat menemui malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang apabila seseorang melakukan amal shalih karena Allah ta’ala semata pada saat itu, maka pahala yang didapatnya itu lebih baik dari usaha yang dilakukannya selama seribu bulan. Maka sudah sepantasnya, banyak kaum muslimin yang semakin besar semangatnya untuk beramal shalih pada bulan ini.

Kaum wanita pun tidak kalah semangat untuk menabung pahala, akan tetapi kaum wanita memiliki fitrah yang tidak dapat dielakkan, namun memerlukan perhatian khusus. Dan tidak sedikit kaum wanita yang masih bingung ketika dihadapkan dengan masalah-masalah kewanitaan, khususnya pada bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Berikut beberapa masalah yang sering ditemui oleh wanita berikut solusinya.

Masalah 1:

Donasi Muslimahorid

Wanita Memiliki Utang Puasa, Tetapi Belum Mengqadhanya Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Dalam hal ini, terdapat tiga kemungkinan, yaitu:

Pertama: Keadaan wanita tersebut tidak memungkinkan untuk segera mengqadha puasanya pada Ramadhan yang lalu hingga datang Ramadhan berikutnya, misal: karena alasan sakit.

Dalam masalah ini, terdapat dua kondisi, yaitu:

Kondisi 1: Apabila wanita tersebut meninggalkan kewajiban puasa dan menunda qadha puasanya karena ketidak mampuannya, maka wajib baginya untuk mengqadha hari-hari yang ditinggalkannya itu saat dia telah memiliki kemampuan untuk mengqadhanya. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala yang artinya,

“Dan barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” (Qs. Al-Baqarah: 185)

Kondisi 2: Apabila ketidak mampuan wanita tersebut untuk melaksanakan puasa bersifat permanen, yakni tidak bisa hilang (sembuh) menurut keterangan ahli medis dan dikhawatirkan bahwa puasanya itu akan membahayakan dirinya, maka wanita tersebut harus memberi makan orang miskin sebanyak hari yang ditinggalkannya itu sebanyak setengah sha’ (sekitar 1,5 kg) makanan pokok di daerahnya. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala yang artinya,

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.” (Qs. Al-Baqarah: 184)

Ketentuan ini juga berlaku bagi wanita yang meninggal karena sakit, sementara dirinya masih memiliki tanggungan puasa Ramadhan. Maka keluarganya hanya diwajibkan untuk mengeluarkan fidyah sebanyak hari yang ditinggalkan oleh wanita tersebut. [Lihat penjelasan Ibnu Qayyim dalam kitab I’laamul Muwaqqi’iin (III/554) dan tambahan keterangannya di Tahdziibus Sunnan Abi Dawud (III/279-282)]

Kedua: Wanita tersebut dengan sengaja mengulur-ulur waktu untuk mengqadha utang puasanya hingga datang Ramadhan berikutnya.

Dalam masalah kedua ini, wanita tersebut harus bertaubat kepada Allah ta’ala dikarenakan kelalaiannya atas suatu ketetapan Allah. Selain itu, dia juga harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Karena menunda-nunda pelaksanaan qadha tanpa ada udzur syar’i adalah suatu maksiat, maka bertaubat kepada Allah merupakan suatu kewajiban. Kemudian, wanita tersebut harus segera mengqadha puasanya setelah bulan Ramadhan berikutnya. Allah ta’ala berfirman yang artinya,

“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu…” (Qs. Ali ‘Imran: 133)

Ketiga: Wanita tersebut tidak mengetahui kewajiban melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, karena minimnya ilmu agama, dan atau tidak mengetahui secara pasti jumlah hari yang ditinggalkannya selama bulan Ramadhan yang lalu.

Dalam masalah ketiga, seorang wanita dinyatakan mukallaf (terkena beban ketentuan syari’at) dengan beberapa syarat, yaitu: (1) beragama Islam, (2) berakal, (3) telah baligh. Dan balighnya seorang wanita ditandai dengan datangnya haidh, tumbuhnya bulu di daerah sekitar kemaluan, keluarnya mani, atau telah memasuki usia 15 tahun. Apabila syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka kewajiban untuk melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan telah jatuh kepadanya, dan dia juga berkewajiban untuk melaksanakan qadha puasa sejumlah hari yang ditinggalkannya.

Namun, apabila wanita tersebut tidak mengetahui hukum-hukum yang ditetapkan oleh syari’at -bukan karena dia tidak ingin atau malas mencari tahu, akan tetapi karena sebab lain yang sifatnya alami, misal karena dia tinggal di daerah pedalaman yang jauh dari para ahli ilmu- maka tidak ada dosa baginya meninggalkan puasa pada tahun-tahun dimana dia masih dalam keadaan jahil (tidak tahu) terhadap ketentuan syari’at. Kemudian, apabila dia telah mengetahuinya, maka wajib baginya untuk melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, dan hendaknya dia mengqadha puasa yang ditinggalkannya sewaktu dia masih dalam keadaan tidak tahu, agar dapat terlepas dari dosanya. [Lihat Fataawa Nur ‘ala ad-Darb, Syaikh Utsaimin, hal. 65-66 dan Fatwa-Fatwa Tentang Wanita (I/227-228)]

Adapun apabila wanita tersebut ragu akan jumlah hari yang ditinggalkannya, maka dia dapat memperkirakannya, karena Allah ta’ala tidak membebani seseorang diluar kesanggupannya. Allah berfirman yang artinya,

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)

Dan firman Allah yang artinya,

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu,” (Qs. At-Taghaabun: 16)

Catatan:

Mengqadha puasa tidak wajib dilakukan secara berturut-turut dan tidak mengapa apabila seorang wanita tidak langsung mengqadha puasanya setelah bulan Ramadhan berakhir. Namun, hendaklah dia melakukannya apabila tidak ada udzur yang menghalanginya. Wallahu a’lam.

***

artikel muslimah.or.id
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Murajaa: Ust Muhammad Abduh Tausikal

Maraji’:

  • Al-Adzkar an-Nawawi, Imam an-Nawawi; takhrij, tahqiq dan ta’liq oleh Syaikh Amir bin Ali Yasin, cet. Daar Ibn Khuzaimah
  • Ahkaamul Janaaiz wa Bida’uha, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Maktabah al-Ma’arif
  • Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Ensiklopedi Fiqh Wanita, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, cet. Pustaka Ibnu Katsir
  • Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Lajnah ad-Daimah lil Ifta’, cet. Darul Haq
  • Meneladani Shaum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dan Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Syarah Riyadhush Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, cet. Pustaka Imam asy-Syafi’i
  • Tamamul Minnah fii Ta’liq ‘ala Fiqhis Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Daar ar-Raayah
  • Tiga Hukum Perempuan Haidh dan Junub, Abdul Hakim bin Amir Abdat, cet. Darul Qolam
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Idul Fithri Sesuai Sunnah

oleh Umi Farikhah
4 Juni 2019
11

Mempersiapkan shalat Iedul Fithri dengan membersihkan diri dan memakai pakaian yang paling bagus. Imam Malik dalam kitab Muwaththa'-nya mentakhrij sebuah...

Rajin Ibadah Selama Ramadhan, Tetap Dapat Pahala Ketika Haid?

oleh Muslimah.or.id
3 Agustus 2013
2

Fatwa Syaikh Abdul Aziz Ath Tharifi Soal: Seorang wanita shalihah yang senantiasa mengerjakan berbagai macam amalan ibadah dan amalan Ramadhan,...

Optimalkan Ramadhan di Kala Sibuk

oleh Ade Safitri
2 Juni 2018
0

Sebagian orang akan merasa kesulitan dalam mengatur waktu antara beribadah di bulan mulia ini dan aktivitas dunia yang sangat menyibukkan....

Artikel Selanjutnya

Waspadalah.... Bid'ah Tersebar, Reduplah Sunnah

Komentar 59

  1. sail wakatobi belitung says:
    14 tahun yang lalu

    artikel di website ini bagus2 sekali,salam kenal untuk pengurus website muslimah,tulisannya sangat mencerahkan dan berkunjung juga ke blog kami

    Balas
  2. Rohma says:
    14 tahun yang lalu

    Aslm..ustadzah sy mau tanya,pas ramadhan 1 tahun yg lalu sy sdg nifas otomatis slama 1bln penuh sy tdk brpuasa,dn mmg rencananya sy akan qodo stlh anak sy brumur 6bln,krn sy mrasa kondisi sy tdk mmungkinkan utk brpuasa ktika mnyusui,ttp stlh 6bln..sy malah hamil lg (kondisiny sy jg msh mnyusui anak ke 1), shingga sampe ramadhan tahun ini sy blm mqodo puasa sy 1bln lamanya..,bolehkah sy mngundur lg mqodo pd tahun brikutnya?..sbnarny sy takut tdk trburu waktu,tp utk mqodo skrg pun kondisi sy tdk mmungkinkan,syukron atas jawabannya,sy sgt mnunggu skali,

    Balas
  3. faaz says:
    14 tahun yang lalu

    jazakumullahukhoiron sudah berbagi ilmu. Kemudian bolehkah meng-qadha puasa pada hari jumat?

    Balas
  4. ahmad al haffas says:
    14 tahun yang lalu

    assalaamu’alaikum wr.wb.saya sangat terkesan dengan artikelnya,dan bisa belajar banyak tentang agama islam.hanya saja saya sa’at ini masih gaptek(pemula)mau minta bimbingannya dong,bagaimana cara membuat blog.terimakasih.

    Balas
  5. Ummu Sufyan says:
    14 tahun yang lalu

    Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat ….

    Balas
  6. rieztha says:
    14 tahun yang lalu

    alhamdulillah .. ilmu yg sangat bermanfattt
    mohon bimbingannya…

    Balas
  7. asti says:
    14 tahun yang lalu

    izin share, jazaakumullaah khoiron katsiro

    Balas
  8. Hamba Allah says:
    14 tahun yang lalu

    ada yang mengatakan jika tidak mengqoda hingga ramadhan berikutnya, ia harus membayar 2 kali lipat, jika ramadhan selanjutnya lagi tdk membayar, 3 kali lipat, jadi jika 2 kali lipat apabila hutang 2 hari menjadi 4 hari. saya pernah mendengar itu sejak kecil, namun beranjak dewasa saya juga pernh mendengar bahwa itu tidak benar.. tetapi saya tidak memiliki dalil yg jelas & tegas atau hadits shahih yg menerangkannya.. dan kebingungan menerangkan jika ada yg membantah “tidak dilipatgandakan”.. mhon diberi penjelasan.. jazakallahu khairan..

    Balas
    • Sa'id Abu Ukkasyah says:
      10 tahun yang lalu

      Membayarnya cukup sejumlah hari yang ditinggalkan, tidak lebih dari itu, dalilnya: Firman Allah,

      فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
      Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
      maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
      pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah:184). Imam Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini untuk kesimpulan di atas. Lihat: Islamqa.info/ar/26865. Ini juga fatwa Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin.
      Ini sekaligus jawaban bagi : Ukhti Eka, June, Datin dan Salma.

      Balas
  9. by Ibrahim Fathahillah says:
    14 tahun yang lalu

    ass.wr.wb
    sya mau tanya ,, sy utang puasa cuman waktu itu saya lupa/ragu2 se ingat saya tahun kemarin batal puasa nya 2x lalu sy mmbyar dngn berpuasa selama 2x tp bagaimana kalo saya membayar puasa pada saat 2011 sedangkan saya waktu itu tidak puasa tahun 2009 mohon dikomentar

    Balas
    • muslimah.or.id says:
      14 tahun yang lalu

      @ by Ibrahim Fathahillah

      Di tahun 2011, Anda tetap hanya berkewajiban membayar puasa 2 hari, tidak perlu dibuat dobel.

      Balas
      • Jihan says:
        5 tahun yang lalu

        Assalualaikum. Kalau saya lupa berapa hari saya meninggalkan puasa itu bagaimana? Dan itu udah beberpaa tahun, tapi sayang ingat beberapa tahun itu ada saya pernah meng qodo puasa tapi belum lunas. Di tahun 2020 ini saya mengganti yg 2019. Nah bagaimana untuk tahun tahun yang lalu? Terimakasih. Wassalamualaikum

        Balas
  10. vivi says:
    14 tahun yang lalu

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuhu

    Sukron ilmunya,jazzakillahu khoiron,

    salam ukhuwah ya akhy wa ukhty

    wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu

    Balas
  11. susan says:
    14 tahun yang lalu

    asslammu’alaikum ukhti. .
    boleh ijin share?
    syukron :)

    Balas
  12. wawan says:
    14 tahun yang lalu

    Alhamdulillah akhirnya ketemu juga info yang saya cari. Terimakasih atas informasinya. sangat bermanfaat

    Balas
  13. bunachypa says:
    14 tahun yang lalu

    assalammu’alaikum wr wb ukhti… minta ijin share yach… syukron (^_^)

    Balas
  14. deas says:
    14 tahun yang lalu

    ass .aku mau tanya yya
    aku kn puasa qodo tp batal cuma stengah hari .apakah puasa qodo nya jdi 2X lipat??

    trims ^^

    Balas
  15. muslimah.or.id says:
    14 tahun yang lalu

    @ Deas
    Anda hanya berkewajiban mengqadha sebanyak jumlah hari yang Anda tingglakan selama puasa dibulan Ramadhan. Perlu diperhatikan puasa qadha tersebut batal karena sebab yang syar’i. Bukan karena alasan lain sehingga bermudah-mudah membatalkan puasanya.

    Balas
  16. deas says:
    14 tahun yang lalu

    ak batal puasa qodo karena kelelahan dan merasa kurang sehat.apakah saya harus mengganti puasa jdi 2x lipat sebanyak hari yg puasa qodo yg saya batalkan?

    Balas
  17. muslimah.or.id says:
    14 tahun yang lalu

    @ Deas
    Tidak perlu. Cukup mengganti sebanyak jumlah hari yang ditinggalkan selama bulan Ramadhan.

    Balas
  18. juli says:
    13 tahun yang lalu

    Ustadzah… pertanyyan saya hampir sama seperti pertanyaan mba Rohma tgl 14 Juli 2011. mohon solusinya…

    Balas
  19. nurafnieka says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamualaikum, muslimah.or.id
    saya ingin bertanya bolehkah kita mendobel niat ketika mengqada puasa, misal dengan puasa sunnah senin-kamis. saya juga sempat bertanya dengan salah seorang teman, beliau menjawab kalau puasa mengqada tidak diperbolehkan tapi kalau puasa sunnah boleh sedangkan guru agama saya sewaktu SMA menjawab apapun, tidak boleh mendobel niat.
    dimohon jawabannya segera, terima kasih

    Balas
  20. Ummu Izzah says:
    13 tahun yang lalu

    @nurafnieka

    Bismillaah..
    Coba Ukhti baca tanya jawab di link berikut ini. Semoga dapat membantu..
    http://www.konsultasisyariah.com/menggabung-niat-puasa-syawal-dengan-puasa-qadha/#axzz20Tq9aHh2

    Balas
  21. suheri says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuhu ijin copy

    Balas
  22. june says:
    13 tahun yang lalu

    assalamualaikum..
    Kalau boleh saya bertanya. Pada poin kedua dijelaskan bahwa mengqadha puasa hingga datang bulan Ramadhan berikutnya sebanyak hari yg ditinggalkan. Apakah perlu membayar fidyah atau kafarat juga karna menundanya akibat lalai?

    Balas
  23. Ummu Izzah says:
    13 tahun yang lalu

    @June

    Wa’alaykumussalaam warahmatullaah..

    Bagi seseorang yang dengan sengaja menunda qodho? puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya, maka dia memiliki kewajiban:
    (1) bertaubat kepada Allah,
    (2) mengqodho? puasa, dan
    (3) wajib memberi makan (fidyah) kepada orang miskin, bagi setiap hari puasa yang belum ia qodho?.

    Silahkan baca penjelasannya di http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2752-membayar-utang-qodho-puasa-ramadhan.html

    Balas
    • Hamba Allah says:
      11 tahun yang lalu

      Assalamu’alaikum ,,
      ijin Share yaa ,,
      syukron ,,, :)

      Balas
      • muslimah.or.id says:
        11 tahun yang lalu

        @ Hamba Allah

        Silakan. Semoga bermanfaat.

        Balas
  24. june says:
    13 tahun yang lalu

    syukron penjelasannya,ukhti…

    Balas
  25. eri rachmawati says:
    13 tahun yang lalu

    pas dengan masalah yang saya hadapi seputar puasa

    Balas
  26. ira says:
    13 tahun yang lalu

    assalamualaikum wr. wb.
    saya mau tny… 2taon lalu sy tdk mlksanakan ibadah puasa dikarenakan sdg dlm masa nifas.apa sy hanya perlu mengqodo puasa sy ato ckp hanya membayar fidyah tanpa perlu mengqodo???klo membayar fidyah sbrp bny jml yg hrs sy bayarkan dlm hitungan beras sbg fidyahnya.. terimakasih mohon penjelasannya…..

    Balas
    • www.muslimah.or.id says:
      13 tahun yang lalu

      @ira wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
      Untuk nifas, maka kewajiban bagi ukhti adalah membayar qodho, tidak ada perselisihan ulama dalam hal ini. Wallahu a’lam.

      Balas
  27. muslimah.or.id says:
    13 tahun yang lalu

    @ Ira
    Sekedar tambahan jawaban: Jika hutang puasa tersebut dikarenakan nifas maka cukup mengqodho sebanyak hari yang ditinggalkan. Akantetapi hutang tersebut dibayar sebelum tiba Ramadhan berikutnya. Namun jika sudah 2tahun belum dibayar kewajiban Ukhti adalah:
    – Bertaubat kepada Allah karena menunda-nunda qadha puasa tanpa alasan syar’I termasuk perbuatan maksiat.
    – Segera mengqadha puasa setelah bulan Ramadhan thn ini.
    – Selain mengqodho Anda jg wajib membayar Fidyah setiap harinya.
    Demikian lah pendapat Al Imam Ibnu Baz rahimahullah.

    Balas
  28. hamba Allah says:
    13 tahun yang lalu

    asalam… mau nanya.. bagimana hukum puasa bagi mualaf??? sementara dia masih berhubungan dengan keluarganya (non muslim). trus sakit yang seperti apa yang tidak di wajibkan untuk berpuasa????.

    Balas
  29. yanti says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamualaikum wr.wb , sy mau tanya. jika kita sudah memiliki niat berpuasa besok, kita sudah berpuasa tetapi rasa lapar mengganggu akhrnya tergoda rasa ingin berbuka puasa tetapi masih bimbang juga karna ingin puasa juga, apakah dosa ? ataukah sia-sia puasanya . trimakasih

    Balas
  30. Mika wahyunita says:
    12 tahun yang lalu

    bagaimana jika seorang laki2 kecelakaan hingga koma dan dalam 1 bulan itu tidak berpuasa dan sekarang sudah sembuh akan tetapi belum boleh dokter untuk puasa dikarenakan masih terapi obat. jika sampai ramadhan tahun ini datang dia belum bisa membayar hutang puasanya gimana?

    Balas
  31. astrisuyudi says:
    12 tahun yang lalu

    bagaimana apabila almarhum semasa hidupnya tidak menjalankan puasa, kewajiban apa yang harus dilakukan pada wali nya. dan klu harus membayar fidyah berapa yg harus dibayarkan dan pada siapa memberikan nya.trims

    Balas
  32. Iffah irdina binti mohamad ramli says:
    12 tahun yang lalu

    saya nak tanyew kalo hanyew ganti puasa pada bulan syawal boleh kan?? tapi saya x puasa syawal…

    Balas
  33. syahda nailah says:
    11 tahun yang lalu

    syukran infonyaa… :)

    Balas
  34. nur 07 says:
    11 tahun yang lalu

    assalamualaikum. mau nanya. boleh ga mengqodo puasa pas seminggu mau masuk bulan ramadhan berikutnya?

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      11 tahun yang lalu

      #nur 07
      wa’alaikumussalam, masih boleh

      Balas
  35. eka nc says:
    11 tahun yang lalu

    assalamualaikum, maaf mau nanya. klo saya mempunyai hutang puasa diramadhan tahun lalu dan lalai belom membayarnya, dan membayarnya setelah ramadhan tahun ini. apakah saya masih bisa menggantinya? bagaimana saya menggantinya? apakah benar harus dilipat gandakan?

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      10 tahun yang lalu

      @eka nc, tetap wajib mengganti, caranya silakan baca kembali artikel di atas

      Balas
  36. indah andriani says:
    10 tahun yang lalu

    assalamualaikum
    bagaimana jika belum bayar hutang puasa hingga datang bulan puasa lagi padahal masih sehat….. apakah dia harus membayar puasa apa bagaaimana

    Balas
    • Muslimah.Or.Id says:
      10 tahun yang lalu

      @indah andriani, silakan baca kembali artikel di atas

      Balas
  37. Syafa Noor says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamualaikum.. sangat bermanfaat artikelnya.. pas dengan masalah saya.. karena saya kira jika tidak mengqada puasa selama 1 tahun dikali dua itupun diberitahu teman saya.. terimakasih sekali infonya..

    Balas
  38. Vino says:
    10 tahun yang lalu

    Jika lupa pd hari yg ditinggalkan nya utk mengqhada nya hukumnya

    Balas
  39. delima says:
    10 tahun yang lalu

    Salam ,saya tidak pernah meqada puasa dan baru tahun ini saya ingin mencuba puasa enam tetapi saya tidak tahu yg sebenarnya saya harus puasa qada sebelum menunaikan puasa enam ..masaalahnya setelah saya puasa enam selama dua hari baru saya tahu yg saya harus meqada puasa terdahulu bagaimana ya skrg ini saya dlm kebingungan haruskah saya berhenti puasa yg telah saya jalankan selama dua hari dan ganti dgn puasa qada ? Saya perlukan nasihat

    Balas
    • Sa'id Abu Ukkasyah says:
      10 tahun yang lalu

      Silahkan baca: http://rumaysho.com/puasa/bolehkah-mendahulukan-puasa-sunnah-dari-qodho-puasa-1249.html

      Balas
  40. Salma Elisia says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum .. terimakasih atas artikelnya .. ini sangat membantu
    saya mau bertanya .. jika saya belum mengqadha hutang puasa bulan Ramadhan tahun lalu, apakah saya harus membayarnya dua kali lipat ?
    Terimakasih

    Balas
    • Sa'id Abu Ukkasyah says:
      10 tahun yang lalu

      Wa’alaikumus salam, Tidak, silahkan baca http://www.konsultasiSyariah.com/hukum-hutang-puasa-ramadhan-beberapa-tahun-belum-diqadha/

      Balas
  41. datin says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum
    bagaimana jika saya belum mengganti puasa tahun lalu karena lalai, apa harus bayar fidyah? Dan apa harus puasanya di kali 2?
    Syukron katsiran

    Balas
    • Sa'id Abu Ukkasyah says:
      10 tahun yang lalu

      Wa’alaikumus salam, tidak ada fidyah, dan puasanya tidak dikali 2, cukup bayar puasa sejumlah hutangnya.
      baca: http://www.konsultasiSyariah.com/hukum-hutang-puasa-ramadhan-beberapa-tahun-belum-diqadha/

      Ini sekaligus jawaban bagi : Ukhti Eka, June, Hamba Allah dan Salma. Tambahan untuk pertanyaan Hamba Allah:
      Membayarnya cukup sejumlah hari yang ditinggalkan, tidak lebih dari itu, dalilnya: Firman Allah,

      فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
      Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
      maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
      pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah:184). Imam Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini untuk kesimpulan di atas. Lihat: Islamqa.info/ar/26865. Ini juga fatwa Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin.

      Balas
  42. Fatihdaya Khoirani says:
    10 tahun yang lalu

    Wa’alaikumussalaam.

    Anda berusaha mengingat kembali perkiraan lamanya hari ketika Anda tidak berpuasa karena haid, lalu gantilah dengan berpuasa sejumlah hari yang ditinggalkan tersebut. Tidak perlu membayar kafarah dan tidak perlu mengganti puasa dengan jumlah hari yang berlipat ganda.

    Balas
    • hartini says:
      10 tahun yang lalu

      Alhamdulillah , semoga Allah menerima taubat dan puasa saya , dan terima kasih banyak atas jawabannya .

      Balas
  43. Uvah says:
    6 tahun yang lalu

    Sy mau tanya ni. Kalau belum mengqodo puasa smpai datang ramadhan berikutnya apakah jumlah hutang nya menjadi dobel. Misal hutang puasa 7hari, krn blm diqodo maka jadi 14hari. Dengan alasan istikhadhoh yg berkepanjangan. Trmksh

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      6 tahun yang lalu

      Tidak menjadi dobel, namun ada kafarah dengan memberi makan orang miskin.

      Balas
  44. Via says:
    5 tahun yang lalu

    Assalamualaikum,, makasih atas infonya kak

    Balas
  45. Ross says:
    4 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum, izin bertanya, 2 tahun yang lalu saya belum menamatkan qodhoan puasa saya sebanyak 3, lalu di ramadhan berikutnya saya mengalikan 2 menjadi 6 ditambah dengan jumlah yang tertinggal pada tahun berikutnya (2019), kemudian ketika datang ramadhan pada thn 2020 qodhoan saya belum tuntas dikarenakan saya selalu mengalikan 2 dari hari puasa saya sehingga jumlahnya banyak, dan saya dulu belum tahu betul apakah puasa tahun lalu harus dikali 2 atau tidak, setelah membaca artikel ini, ternyata mengqodho puasa tahun lalu tidak usah dikalikan 2, sebaiknya apa yang harus saya lakukan?

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.