Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Makna dan Manfaat Menundukkan Pandangan (Bag. 1)

Lisa Almira oleh Lisa Almira
30 Januari 2025
di Akhlak dan Nasihat
0
Manfaat Menundukkan Pandangan
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Definisi secara bahasa
  • Definisi secara Islam
    • Menahan diri untuk melihat aurat orang lain, termasuk wanita non-mahram
    • Menahan diri untuk melihat ke dalam rumah orang lain dan segala hal di balik pintu
    • Menahan diri untuk melihat apa yang dimiliki orang lain, antara lain kekayaannya, istri-istrinya, anak-anaknya, dan perhiasan-perhiasan dunia lainnya

Melihat merupakan salah satu pintu masuknya fitnah ke dalam hati manusia. Tidak hanya melihat lawan jenis secara langsung, akan tetapi melihat perkara-perkara yang diharamkan melalui dunia maya juga dapat menimbulkan fitnah.

Syariat Islam mengatur kita untuk menundukkan pandangan kita. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur: 30)

Mari kita simak definisi serta manfaat dari menundukkan pandangan pada tulisan berikut ini.

Donasi Muslimahorid

Definisi secara bahasa

Secara bahasa, menundukkan pandangan atau ghadul bashar (غَضُ البصر) berarti membatasi pandangan dan tidak mengumbarnya maupun memfokuskan pada hal tertentu.

Ibnu Faris pada Mu’jam Maqayis Al-Lughah (4: 307) berkata, “Ghain (غ) dan dhad (ض) mengindikasikan pembatasan, seperti pada kata ghad al-bashar (menundukkan pandangan) …”

Ibnu Al-Manzur menyebutkan pada Lisan Al-‘Arab (7: 196), “Menundukkan pandangan (ghadul bashar) berarti menahannya.”

Definisi secara Islam

Di dalam terminologi Islam, menundukkan pandangan memiliki beberapa arti, antara lain:

Menahan diri untuk melihat aurat orang lain, termasuk wanita non-mahram

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan dalam Majmu’ Al-Fatawa (15: 414),

“Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita di dalam kitab-Nya untuk menundukkan pandangan, di mana ada dua macam: menahan diri untuk melihat aurat dan menahan diri untuk melihat tempat yang berisi syahwat. Poin pertama yaitu menahan diri untuk melihat aurat orang lain. Poin kedua yaitu menahan diri untuk melihat aurat wanita non-mahram yang tidak tertutup. Hal ini lebih berat dari hal pertama, seperti alkohol lebih berat daripada bangkai, darah, dan babi. Dan hukuman hadd diberikan kepada pelakunya (peminum alkohol), karena ketiga hal yang dilarang ini tidak semenarik alkohol.”

Menahan diri untuk melihat ke dalam rumah orang lain dan segala hal di balik pintu

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan di dalam Majmu’ Al-Fatawa (15: 379),

“Sebagaimana menundukkan pandangan termasuk tidak melihat aurat orang lain dan hal-hal yang dilarang, ini juga termasuk menahan diri dari melihat ke dalam rumah orang. Rumah seseorang itu menutup badannya sebagaimana pakaian menutupinya. Allah telah menyebutkan menundukkan pandangan dan menutupi area pribadi seseorang setelah ayat tentang meminta izin untuk masuk rumah, karena rumah menutupi manusia sebagaimana pakaian menutupi badannya.”

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Madarij As-Shalikin (1: 117),

“Larangan dalam memandang termasuk dalam memandang aurat, di mana ada dua macam: aurat di balik pakaian dan aurat di balik pintu.”

Menahan diri untuk melihat apa yang dimiliki orang lain, antara lain kekayaannya, istri-istrinya, anak-anaknya, dan perhiasan-perhiasan dunia lainnya

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hijr: 88)

Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di di dalam Tafsir As-Sa’di (hal. 434) menjelaskan,

“Oleh karena itu berikutnya Allah berfirman “Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu)”, yaitu janganlah engkau terpana oleh ketakjuban yang mendorongmu menyibukkan diri untuk berfikir tentang godaan syahwat duniawi yang sedang dinikmati oleh kaum hedonisme dan menjadikan orang orang bodoh tertipu (dengan mereka). Merasa cukuplah dengan pemberian Allah bagimu, berupa matsani dan Al-Quran yang agung.”

Beliau juga menjelaskan (hal. 516),

“Artinya, janganlah terpesona dan janganlah melihat berulangkali dengan penuh kekaguman pada kenikmatan-kenikmatan dunia dan mereka yang menikmatinya, seperti makanan dan minuman yang lezat, pakaian yang indah, rumah yang megah, dan wanita-wanita yang berhias, karena semua itu adalah perhiasan-perhiasan dunia yang membuat orang-orang tertipu bergembira. Dan orang-orang yang berbuat zalim menikmatinya dengan mengabaikan akhirat. Akan tetapi, semua itu akan segera berakhir dan lenyap, dan orang-orang yang mencintainya akan mati, kemudian mereka akan menyesal ketika penyesalan itu tidak ada gunanya, dan mereka akan menyadari keadaan mereka ketika hari kiamat tiba. Allah telah menjadikannya sebagai ujian dan cobaan, agar diketahui siapa yang tertipu olehnya dan siapa yang lebih baik amalnya.”

[Bersambung]

Lanjut ke bagian 2

*** 

Penulis: Lisa Almira

Artikel Muslimah.or.id

 

Catatan kaki:

Artikel ini diterjemahkan dan diringkas dari artikel tanya-jawab IslamQA dengan judul, “Meaning of Lowering the Gaze” oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid yang dapat diakses di: https://islamqa.info/en/answers/85622/meaning-of-lowering-the-gaze

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Lisa Almira

Lisa Almira

Penulis muslimah.or.id

Artikel Terkait

Buah Indah Dari Itsar (Mendahulukan Kepentingan Orang Lain)

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
12 April 2019
0

Mereka sangat peduli dan berharap saudaranya sesama mukmin merasakan kebahagiaan.

Andakah Istri Yang Pandai Bersyukur Itu?

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
21 Maret 2021
0

Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan...

Manfaat Rasa Lapar

oleh Sheren Chamila Fahmi
28 September 2014
1

Siapa yang sedikit makannya dia akan bisa memahami, membuat orang lain paham, bersih, dan lembut. Sungguh, banyak makan akan memberati...

Artikel Selanjutnya
Manfaat Menundukkan Pandangan

Makna dan Manfaat Menundukkan Pandangan (Bag. 2)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.