Dikatakan bahwa penampilan adalah cerminan dari kepribadian seseorang. Bagi seorang muslim, penampilan bukan hanya cerminan dari jati dirinya, akan tetapi juga sebagai tanda ketundukan dan kepatuhannya kepada Allah Rabbul ‘Alamin.
Dalam berpenampilan, kita dituntut untuk selaras dengan petunjuk yang datang dari Al-Quran dan As-Sunah, serta adat istiadat yang tidak menyelisihi keduanya, yang mengatur tentang pola dan kebiasaan dalam menampilkan pribadi yang bersih, rapi, juga menyejukkan pandangan orang yang melihat kepadanya.
Pandangan Syariat untuk Berpenampilan Rapi dan Bersih
Seorang wanita muslimah yang mematuhi ajaran agamanya akan senantiasa berusaha untuk berpenampilan sesuai syariat yang juga menganjurkan untuk berpakaian yang bersih dan rapi. Dikarenakan Rabbnya adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ وَيُحِبُّ مَعَالَي الأُمُوْرِ وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, menyukai perkara-perkara yang mulia dan membenci perkara-perkara yang hina dan tercela.” [HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath (6906) dari Al-Husain bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah (II/370) dan Shahih Al-Jami’ (1890)]
Allah Ta’ala juga menyukai jika seorang hamba menampakkan nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat yang Dia berikan kepada seorang hamba.” [HR. At-Tirmidzi (2819) dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (1887)]
Berpakaian acak-acakan disertai aroma yang tidak sedap bertentangan dengan apa yang telah dianjurkan oleh agama kita yang mulia ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَى مِمَّا يَتَأَذًى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
“Sesungguhnya para malaikat terganggu dengan perkara yang mengganggu Bani Adam.” [HR. Muslim (1282) dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu)]
Baca juga: Jangan Pernah Bosan Dalam Berdoa
Bersih Tak Harus Mahal
Berpenampilan bersih dan rapi tidak menuntut kita untuk mengeluarkan biaya yang banyak. Sebab agama Islam tidak menganjurkan kita untuk bersikap berlebihan dan melampaui batas. Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
Cukup bagi kita untuk mengamalkan apa yang telah disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadis-hadis beliau. Seperti:
Membersihkan Anggota Badan (Mandi dan Wudu)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَسِوَاكُ وَيَمَسُّ مِنَ الطِّيبِ مَا قَدَرَ عَلَيْهِ
“Mandi Jumat bagi setiap mukallaf, siwak, dan memakai parfum yang ia miliki.” (HR. Muslim)
Menjaga Aroma Mulut
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لولا أن أشق على المؤمنين لأمرتهم بتأخير العشاء وبالسواك عند كل صلاة
“Kalaulah bukan karena khawatir memberatkan kaum mukminin, niscaya aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan salat Isya’ dan bersiwak setiap kali hendak mengerjakan salat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyisir Rambut
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mendorong kita untuk memperhatikan penampilan rambut, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
من كان له شعر فليكرمه
“Barangsiapa memiliki rambut, hendaklah ia memuliakannya.” [HR. Abu Dawud (4163) dan Al-Baihaqi dalam Al-Adab (834) dari jalur Abdurrahman bin Abi Zinad dari Suhail bin Abi Shalih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang lelaki yang rambutnya acak-acakan, beliau bersabda,
أما كان يَجِدُ هذا ما يُسَكِّنُ به شعرَه
“Tidakkah orang ini punya sesuatu untuk merapikan rambutnya?” (HR. Abu Dawud [4062], An-Nasa’i [8/183], dan Ahmad [3/357])
Berusaha Menggunakan Pakaian yang Bersih
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang lelaki mengenakan pakaian yang kotor, beliau bersabda,
أما كان هذا يجدُ ماءً يغسلُ به ثوبَه
“Tidakkah orang ini memiliki air untuk mencuci pakaiannya?” (HR. Abu Dawud [4062], An-Nasa’i [8/183], dan Ahmad [3/357])
Menjaga Kerapian Anggota Badan Luar dan Dalam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَطفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Perkara fitrah ada lima atau lima perkara fitrah: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan menggunting kumis.” (Muttafaqun ‘alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan batas waktu bagi kami untuk menggunting kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan agar tidak membiarkannya lebih dari empat puluh hari.” (HR. Muslim (I/222), Abu Dawud (420), At-Tirmidzi (2759), An-Nasa’i (I/15) dan Ibnu Majah (295)
Anjuran Syariat bagi Muslimah untuk Memperhatikan Organ Vital dari Segi Kebersihan Maupun Aroma
Termasuk sunah membersihkan bekas-bekas darah saat bersuci dari haid dengan kapas yang dibubuhi minyak wangi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُذِي فِرْصَةً مِنْ مَسْكٍ فَتَطَهَّرِي بِهَا
“Ambil secarik kapas yang dibubuhi minyak wangi lalu bersihkanlah dengannya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Terkait memakai parfum bagi wanita, hal tersebut sangatlah dianjurkan terlebih di hadapan suami. Akan tetapi, seorang wanita muslimah tidak boleh menampakkan aromanya di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةِ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِقَوْمٍ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَة
“Siapa saja wanita yang memakai wewangian lalu ia melewati suatu kaum agar mereka mencium bau wanginya, maka ia termasuk wanita pezina.” (HR. Ahmad (IV/4140), Abu Dawud (4173), At-Tirmidzi (2786), dan An-Nasa’i (VIII/153) dari jalur Ghanim bin Qais dari Abu Musa Al-Asy’ari, sanadnya shahih)
Akhir kata, wanita muslimah tidaklah boleh mengabaikan dirinya, acuh tak acuh terhadap penampilannya. Karena penampilan yang baik, rapi, dan bersih memuat kandungan-kandungan yang mulia dan petunjuk Islam telah mendorong untuk melakukan hal tersebut. Dan seorang wanita yang cerdas adalah wanita yang menyelaraskan antara penampilan fisik dan batinnya, sebab yang terbaik di sisi Allah adalah yang paling bertakwa pada akhirnya.
Wasallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Baca juga: Bantahan Terhadap Syubhat: ‘Yang Pentingkan Hatinya Baik’
***
Penulis: Annisa Auraliansa
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Kecantikan Wanita Dalam Perspektif Islam, Ummu Ihsan Choiriyyah dan Abu Ihsan Al-Atsary, Pustaka Imam Adz-Dzahabi