Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Bantahan Terhadap Syubhat: ‘Yang Pentingkan Hatinya Baik’

Annisa Auraliansa oleh Annisa Auraliansa
31 Mei 2024
di Akhlak dan Nasihat
0
Yang Pentingkan Hatinya Baik
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Mengenal Qalbun Salim (Hati Yang Bersih)
  • Tanda-Tanda Hati Yang Bersih

Dewasa ini kita melihat keanehan dari sebagian orang yang mencukupkan diri dengan hati yang ‘baik’, lantas meninggalkan kewajiban yang Allah perintahkan kepadanya.

Seperti para wanita yang menanggalkan hijabnya, berdalih dengan perkataan ‘yang pentingkan hatinya baik’.

Mereka seakan berbangga ketika melakukan kemaksiatan kepada Allah ta’ala.

Padahal, dalam kenyataannya hati yang baik adalah hati yang dihiasi oleh keimanan sehingga menuntun pemiliknya untuk taat kepada RabbNya. Ia mencintaiNya, penuh harap dan takut terhadapNya. Perbuatan yang dilakukan adalah cerminan dari kondisi di dalam hatinya.

Mengenal Qalbun Salim (Hati Yang Bersih)

Dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim, segala sesuatunya haruslah dilihat dan ditimbang menurut pandangan syariat. Karena jika standar ukuran tersebut dikembalikan kepada selain dari syariat, porak-porandalah segala urusan. Sebagaimana firman Allah ta’ala,

Donasi Muslimahorid

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya” (QS. Al-Mu’minun: 71)

Mengenai hati yang bersih, Allah ta’ala berfirman di dalam Al-Quran,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ • إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,” Orang-orang berbeda pendapat tentang makna qalbun salim. Sedang yang merangkum berbagai pendapat itu ialah yang mengatakan: qalbun salim yaitu hati yang bersih dan selamat dari berbagai syahwat yang menyalahi perintah dan larangan Allah, bersih dan selamat dari berbagai syubhat yang bertentangan dengan beritaNya. Ia selamat dari melakukan penghambaan kepada selainNya, selamat dari pemutusan hukum oleh selain RasulNya. Maka ia selamat dalam mencintai Allah dan dalam berhukum kepada RasulNya, bersih dalam ketakutan dan berpengharapan padaNya, dalam bertawakal kepadaNya, dalam kembali kepadaNya, dalam menghinakan diri di hadapanNya, dalam mengutamakan mencari ridaNya di segala keadaan dan dalam menjauhi kemurkaanNya dalam setiap kondisi. Dan inilah hakikat penghambaan yang tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah semata.

Jadi, qalbun salim adalah hati yang selamat dari menjadikan sekutu untuk Allah dengan alasan apa pun. Bahkan ia hanya mengikhlaskan penghambaan dan ibadah kepada Allah semata, baik dalam kehendak, cinta, tawakkal, inabah (kembali), merendahkan diri, khasyyah (takut), raja’ (pengharapan), dan ia mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata.

Jika ia mencintai, maka ia mencintai karena Allah. Jika ia membenci, maka ia membenci karena Allah. Jika ia memberi, maka ia memberi karena Allah. Jika ia menolak, maka ia menolak karena Allah. Dan ini tidak cukup kecuali ia harus selamat dari ketundukan serta berhukum kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia harus mengikat hatinya kuat-kuat dengan beliau untuk mengikuti dan tunduk dengannya semata, tidak kepada ucapan atau perbuatan siapa pun juga:

  • Dari ucapan hati, yang berupa kepercayaan
  • Ucapan lisan, yaitu berita tentang apa yang ada di dalam hati
  • Perbuatan hati, yaitu keinginan, cinta dan kebencian serta hal lain yang berkaitan dengannya
  • Perbuatan anggota badan

Sehingga dialah yang menjadi hakim bagi dirinya dalam segala hal, dalam masalah besar maupun yang sepele. Dia adalah apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tidak mendahuluinya, baik dalam kepercayaan, ucapan maupun perbuatan, sebagaimana firman Allah ta’ala:

 الَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا نُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya.” (QS. Al-Hujurat: 1)

Artinya, janganlah engkau berkata sebelum ia (Rasul) mengatakannya, janganlah berbuat sebelum dia memerintahkannya. (Ighatsatul Lahfan (Terjemahan), hal. 1-2)

Baca juga: Menjawab Syubhat Tentang Masuk Gereja

Tanda-Tanda Hati Yang Bersih

Hati yang bersih memiliki tanda-tanda diantaranya,

  • Hati tersebut jauh dari dunia, tidak terpedaya dengannya. Ia menyadari bahwa dunia adalah tempat yang fana sehingga fokus orientasinya hanyalah akhirat.
  • Tujuannya hanya satu: mencari keridaan Allah dan menjauh dari kemurkaanNya.
  • Ia bersemangat dan berjuang untuk bersih dari maksiat, dosa, bid’ah dan perbuatan-perbuatan haram lainnya.
  • Perhatiannya terhadap kualitas amal lebih besar daripada kuantitas amal itu sendiri.

Kita memohon kepada Allah karuniaNya berupa hati yang bersih, yang membuahkan amal saleh dan ketaatan kepada Allah dan menjauhi laranganNya. Hati yang mengantarkan kita kepada keridaanNya dan surga yang penuh dengan kenikmatan. Di antara doa yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

“Ya Allah, berikanlah ketakwaan pada jiwaku, bersihkanlah jiwaku, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang membersihkan jiwaku, Engkau adalah walinya dan penolongnya.” (HR. Muslim, no. 2722)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبَاً سَلِيمَاً، وَلِسَانَاً صَادِقَاً، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu keteguhan dalam segala urusanku, dan aku memohon kepadaMu tekat yang kuat dalam berbuat lurus, dan aku memohon kepadaMu hal-hal yang mendatangkan rahmatMu, dan hal-hal yang mendatangkan ampunan Mu, dan aku memohon kepadaMu untuk mensyukuri nikmatMu, baiknya aku dalam beribadah kepadaMu, dan aku memohon kepadaMu hati yang selamat, dan lidah yang benar. Dan aku memohon kepadaMu akan kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampun terhadap dosa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui akan segala yang ghaib.” (HR. Ibnu Hibban dalam Sahihnya (no. 935) dan disahihkan Al-Albani dalam Silsilah As-Shahihah Al-Albani no. 3228)

Hanya kepada Allah lah kita memohon taufik.

Baca juga: Kalau Anak Saya Berhijab Syar’i, Bagaimana Dia Akan Dapat Jodoh?

—

Penulis: Annisa Auraliansa

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

  • Ahadits Ishlahul Qulub, Syekh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al Badr
  • Manajemen Qalbu Ighatsatul Lahfan (Terjemahan), Darul Falah
  • Ebook Doa-doa dan dzikir-dzikir dari Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah dibaca di ‘Arafah dan selainnya – Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr (Terjemah oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy)
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Annisa Auraliansa

Annisa Auraliansa

Penulis di muslimah.or.id

Artikel Terkait

Keutamaan Hari Tasyriq

Keutamaan Hari Tasyriq

oleh Annisa Auraliansa
20 Juni 2024
0

Hari tasyriq yaitu hari kesebelas, kedua belas, dan ketiga belas dari bulan Dzulhijjah. Hari tasyriq merupakah hari-hari yang utama dan...

Nikah Muda atau Mengejar Obsesi?

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 Agustus 2016
1

Berapa usia anda, telah 17 tahun ke ataskah ? Apa yang anda impikan saat ini, mengakhiri masa lajang dengan menikah...

Salah Satu Cara Menyuburkan Iman

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
26 Desember 2018
0

Dengan menjalankan petunjuk Al-Qur`an dan Sunnah, menerima segala takdir-Nya yang baik ataupun yang buruk, niscaya bunga-bunga iman akan bersemi di...

Artikel Selanjutnya
Sahkah Haji atau Umrahnya Anak Kecil

Sahkah Haji atau Umrahnya Anak Kecil?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.