Berjumpa dengan 10 hari pertama di bulan Zulhijah merupakan nikmat yang besar di antara nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah ta’ala kepada seorang hamba. Sebab ia berjumpa dengan musim ketaatan, yang dengannya seorang muslim -dengan taufik Allah- berlomba-lomba untuk meraih banyaknya ganjaran dan pahala.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحبُّ إلى الله منه في هذه الأيام العشر
“Tidak ada hari di mana amal saleh yang dilakukan padanya lebih dicintai di sisi Allah daripada hari-hari ini (10 hari pertama Zulhijah).”
Para sahabat bertanya, “Walaupun jihad di jalan Allah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء
“Walaupun jihad di jalan Allah. Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya dan ia tidak kembali (dikarenakan syahid).” (HR. Bukhari [II/457], Abu Dawud [VII/103], At-Tirmidzi [III/463], Ibnu Majah [I/550], dan Ahmad [III/298]. Dan lafaz ini dikeluarkan At-Tirmidzi).
Hadis ini merupakan dalil akan keutamaan 10 hari pertama di bulan Zulhijah dibandingkan hari-hari lainnya di sepanjang tahun. Dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersaksi bahwa ia adalah hari-hari terbaik dan anjuran beliau untuk melakukan amal saleh di hari-hari ini.
Pada hadis ini juga terdapat dalil bahwa semua amal saleh yang dilakukan pada 10 hari pertama Zulhijah, semuanya lebih dicintai Allah ta’ala dibandingkan hari-hari yang lain. Menunjukkan keutamaan beramal saleh padanya dan banyaknya ganjaran yang diberikan. Semua amal saleh dilipatgandakan pahalanya tanpa terkecuali.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
ما من عمل أزكى عند الله عز وجل ، ولا أعظم أجرا من خير يعمله في عشر الأضحى
“Tidak ada amal saleh yang lebih mulia di sisi Allah ‘azza wa jalla dan tidak ada yang lebih besar pahalanya dibandingkan kebajikan yang dilakukan pada 10 hari Idul Adha.”
Mereka (para sahabat) berkata, “Walaupun jihad fi sabilillah?”
Rasulullah bersabda,
ولا الجهاد في سبيل الله – عز وجل ـ إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء
“Walaupun jihad fi sabilillah ‘azza wa jalla, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya dan ia tidak kembali (mati syahid).” (HR. Ad-Darimi [I/358])
Maka sudah seyogyanya kita bergembira jikalau berjumpa dengan hari-hari yang agung ini, mensyukuri nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, menyadari besarnya pahala yang akan diraih, dan memaksimalkan setiap waktu yang kita lewati.
Abu ‘Utsman An-Nahdi rahimahullah berkata, “Mereka (para salaf) dahulu mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: 10 hari terakhir Ramadan, 10 hari pertama Zulhijah, dan 10 hari pertama Muharam.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 39)
Dan di antara amal saleh yang dapat kita lakukan pada 10 hari ini ialah:
- Memperbanyak salat sunah, sedekah dan amal saleh lainnya seperti berbakti kepada kedua orang tua, menyambung silaturahim, tobat nasuha, memperbagus inabah, dan sebagainya.
- Memperbanyak zikir kepada Allah ta’ala, bertakbir dan membaca Al-Quran.
- Berpuasa, karena sesungguhnya puasa pada 10 hari pertama di bulan Zulhijah walaupun tidak ada hadis yang shahih yang menunjukkannya secara khusus, akan tetapi ia termasuk di antara amal saleh yang utama yang dianjurkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dikerjakan. Karena anjuran mengerjakan puasa tersebut masuk ke dalam keumuman dalil mengenai keutamaan beramal di 10 hari pertama bulan Zulhijah.
- Melaksanakan haji dan umrah, dan ini adalah amalan yang paling utama untuk dilakukan.
- Bersemangat untuk berkurban dan tidak meremehkannya, karena besarnya pahala berkurban di sisi Allah ta’ala.
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk memperbanyak dan memperbagus amal di hari-hari yang istimewa ini. Hanya kepada Allah kita memohon taufik.
Baca juga: Sahkah Haji atau Umrahnya Anak Kecil?
—
Diintisarikan dari kitab Ahadits Asyr Dzilhijjah wa Ayyami Tasyriq Ahkam wa Adaab karya Syekh Abdullah bin Salih Al-Fauzan rahimahullah.
Penulis: Annisa Auraliansa
Artikel Muslimah.or.id