Saudariku, merupakan suatu kenikmatan besar jika Allah masih menginginkan kita menjumpai bulan Ramadan, bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan. Bulan yang penuh dengan keutamaan. Bulan di mana Allah membukakan pintu-pintu surga-Nya dan menutup pintu-pintu neraka-Nya, sebagaimana hadis yang dibawakan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079)
Betapa banyak keberkahan di bulan yang mulia ini. Bahkan, amalan yang kita kerjakan di bulan ini bisa mendapatkan berlipat-lipat pahala dibanding bulan yang lainnya. Allah pun juga membuka kesempatan besar untuk menghapuskan dosa-dosa kita di bulan ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan karena berharap pahala, niscaya diampuni untuknya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi, bagaimana jika ini merupakan Ramadan terakhir kita, wahai sadariku? Bagaimana jika ini merupakan kesempatan terakhir kita untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan? Bagaimana jika kita hanya tinggal merasakan satu Idul Fitri?
Ya, Ramadan ini bisa menjadi Ramadan terakhir karena kita tidak tahu kapan datangnya pemutus nikmat dunia, yaitu kematian. Karena kematian tidak memandang usia, jenis kelamin, tempat, maupun waktu. Kematian tidak memandang seberapa banyak pahala kita, seberapa baik keimanan kita. Kematian tidak memandang kesiapan kita dalam menghadapinya.
Sungguh saudariku, sangat disayangkan jika kita hanya melewati bulan penuh berkah ini tanpa beramal apa-apa. Sangat disayangkan jika kita melewatkan kesempatan ini tanpa mendapatkan pengampunan dari Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Dan sungguh sangat rugi seseorang yang ia masuk dalam bulan Ramadan kemudian berlalu Ramadan sebelum diampuni dosanya.” (HR. At-Tirmidzi, di-shahih–kan oleh Syekh al-Albani)
Maka dari itu, wahai saudari-saudariku, jemputlah keberkahan bulan Ramadan. Gunakanlah waktu, energi, serta harta terbaik kita untuk memaksimalkan ibadah di bulan ini. Ingatlah bahwa kesempatan emas ini belum tentu kita dapatkan kembali. Prioritaskan untuk hal-hal yang bermanfaat. Perbanyaklah ilmu-ilmu terkait Ramadan yang dapat menambah rasa cinta kita di bulan yang penuh berkah ini. Tanpa adanya ilmu, lantas bagaimana kita bisa semangat untuk beribadah secara maksimal?
Jangan berkecil hati, walaupun kita menjadi wanita yang tinggal di rumah. Jangan pula berkecil hati jika kita mendapatkan halangan untuk berpuasa di bulan Ramadan. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan dalam meraih pahala di bulan ini.
Manfaatkanlah pula momen Ramadan ini dengan memanjatkan doa-doa kita. Doakan pula bagi saudara-saudara kita yang berada di Palestina, yang menjumpai bulan Ramadan dengan banyak rintangan. Perlu diketahui, bahwa doa orang-orang yang berpuasa merupakan salah satu doa yang tidak tertolak, sebagaimana perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3598)
Mintalah juga kepada Allah agar diteguhkan untuk terus beramal hingga kematian menjemput kita. Para ulama juga mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadan saja.”
Istikamah-kan ibadah kita, bahkan setelah Ramadan berlalu. Jadikan pula bulan Ramadan ini sebagai momen untuk mengubah diri kita menjadi muslim yang lebih baik lagi.
Semoga di Ramadan ini, Allah menerima ibadah kita serta memberikan keberkahan bagi kita semua. Dan juga semoga di Ramadan ini, kita dapat bersemangat beramal sebagaimana amalan terakhir kita.
Wallahu Ta’ala a’lam
Baca juga: Optimalkan Ramadan di Kala Sibuk
—
Artikel ini terinspirasi dari video Ceramah Singkat: Ramadan Terakhir oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A., diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=Y_dj-v-suxE
Referensi lain:
- Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, 2022, “Keutamaan Bulan Ramadhan”, diakses dari https://muslim.or.id/4007-keutamaan-bulan-ramadhan.html
- Ustadz Ahmad Zainuddin, 2020, “Merugi Orang yang Dosanya Tidak Diampuni Allah dalam Bulan Ramadhan”, diakses dari https://www.radiorodja.com/48430-merugi-orang-yang-dosanya-tidak-diampuni-allah-dalam-bulan-ramadhan/
- Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, 2010, “Berkah Ramadhan, Memperbaiki Diri Menjadi Lebih Baik”, diakses dari https://rumaysho.com/1209-berkah-ramadhan-memperbaiki-diri-menjadi-lebih-baik.html
Penulis: Lisa Almira
Artikel: Muslimah.or.id