Gagal Hijrah Karena Teman Lama
Saudariku, jadikan kisah Abu Thalib paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pelajaran. Pada akhir hayat Abu Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajaknya untuk mengucapkan laa ilaaha illallah, tetapi Abu Thalib enggan untuk mengucapkannya karena pengaruh sahabatnya. Sehingga kalimat terakhir yang diucapkan menunjukan dia mengikuti agama Abdul Muthalib.
Saudariku, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
???? ?????? ????????? ????????? ???????? ??? ??? ??????????
“Di antara tanda kebagusan agama seseorang, ia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya” (HR. At Tirmidzi no. 2318, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Dari dua petuah di atas dapat kita mengambil faedah, sahabat yang buruk bukan hanya menimpakan keburukan pada dunia melainkan juga akhirat. Muslimah yang baik mampu meninggalkan hal yang tidak bermanfaat, selektif memilih teman dan aktivitas yang dilakukan. Seorang muslimah berteman karena Allah, berkeinginan untuk saling mendapatkan maslahat. Dalam pertemanan itu apa-apa yang diperbuat haruslah mendatangkan rida Allah yang berbuah pahala kelak untuknya.
Sehingga, teman yang buruk dan tidak mendatangkan manfaat harus dijauhi. Adapun tipe teman yang memiliki jiwa hanif, mudah menerima kebenaran, tidak menimpakan keburukan, jadikan mereka ladang dakwah bagi kita. Ajak mereka untuk turut merasakan manisnya iman, bahagianya belajar ilmu agama dan bersahabat dengan orang-orang saleh.
Tips Dakwah Kepada Teman Lama
Selanjutnya, setelah Allah karuniakan ilmu agama dan memudahkan beramal dengan ilmu, kita bisa mendakwahkan ilmu tersebut kepada teman-teman lama, pada mereka yang memiliki jiwa yang mudah menerima kebenaran. Dakwah tidak harus di atas mimbar, bisa dengan berbagai cara, dengan pendekatan yang bisa disesuaikan keadaan dan disampaikan dengan penuh hikmah. Di antara tips dakwah kepada teman-teman lama:
- Sebelum mengajak mereka, luruskan niat, dan meminta pertolongan pada Allah. Semata-mata hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
- Awali dakwah dengan mencerminkan baiknya agama islam dari diri sendiri terlebih dahulu. Tunjukkan perubahan yang lebih baik terjadi kepada kita setelah berhijrah, ekspresikan itu dalam pergaulan.
- Di era media sosial, manfaatkan untuk menyebarkan ilmu atau poster agama secara kontinu, pilih tema yang ringan untuk disebarkan kepada mereka, dan berharap agar Allah memberikan hidayah.
- Jauhi sifat buruk ketika bergaul dengan teman lama, semisal gibah, mengadu domba, berdusta, mencaci orang lain dan berbagai dosa lisan lain yang mudah hinggap pada muslimah.
- Sesekali berikan hadiah, tak perlu mahal dan mewah. Sesederhana memberikan buku yang baik, makanan yang dia sukai, ataupun barang yang sedang dibutuhkan. Katakan ini adalah syiar islam, agar kita saling menyayangi, dan saling memberi hadiah.
- Mengajak mereka menuntut ilmu dan pilihkan tema kajian yang ringan terlebih dahulu.
Saudariku, ingatlah bahwa dalam mengajak dan mendakwahi seorang teman butuh proses dan kesabaran, jangan menyerah. Saudariku, jadilah engkau pensil warna, yang memoleskan warna-warni keimanan, jangan menjadi kertas yang terwarnai noda-noda hitam dosa dan kemaksiatan akibat tidak memperhatikan pergaulan.
Saudariku, cari dan jadilah engkau seorang sahabat yang salihah. Karena sahabat salihah, adalah sebaik-baik teman. Ketika duduk bersama mereka mendatangkan ilmu dan kebahagiaan dan kehilangan mereka adalah suatu kesedihan. Saudariku, warnai dunia ini dengan ilmu dan adab-adab islam yang kita miliki, sebarkanlah salam dan pancarkan kebahagiaan pada saudari-saudari kita.
Semoga Allah memberikan karunia kepada kita ilmu dan akhlak yang baik, dijauhkan dari teman-teman yang buruk dan amal yang buruk. Semoga Allah menjadikan tulisan ini bermanfaat. Was Shalatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa’ala alihi wa shahbihi wa man tabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin.
***
Penulis: Ratna A Arilia Y, Amd
Referensi :
- Dahsyatnya Mencintai Karena Allah.Abu Ihsan dan Ummu Ihsan Al Atsari. 2019. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.
Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi. 2019. Jati Diri – Wanita Muslimah. Jaktim: Pustaka Kautsar.
Raehanul Bahraen. 2018. - Artikel https://muslim.or.id/34490-kiat-agar-hijrah-tidak-gagal.html Diakses 28/10/2021
- Nashihati lin Nisaai. Ummu Abdillah Al Wadhi’iyyah. 2005. Mesir: Dar Al Atsar
- Yulian Purnama. 2019. https://kangaswad.wordpress.com/2019/05/04/ketika-hijrah-bukan-berarti-meninggalkan-teman-lama-100/ diakses pada 28 Oktober 2021