Berikut ini adalah keutamaan dan buah istigfar selanjutnya:
- Istigfar adalah pelindung seorang mukmin di saat terlihatnya peringatan dan ayat-ayat Allah yang dengannya Allah menakuti hamba-hamba-Nya, semisal gerhana.
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَزِعًا يَخْشَى، فَأَتَى المَسْجِدَ فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعِ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وقال: هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللهُ بِهَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ؛ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Pernah terjadi gerhana matahari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdiri karena takut. Beliau lantas mendatangi masjid dan salat dengan berdiri, rukuk, dan sujud yang lama, yang belum pernah aku melihat beliau melakukan seperti itu. Dan beliau bersabda,
هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللهُ بِهَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ؛ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Ini adalah tanda-tanda yang dikirimkan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian maupun hidupnya seseorang. Akan tetapi, Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba–Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berzikir, berdoa, dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Bukhari, no. 1059 dan Muslim no. 912)
- Istigfar merupakan sebab untuk memperoleh kekuatan dan kelapangan rezeki.
Nabi Hud ‘alaihissalam berkata kepada kaumnya,
وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ
“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”” (QS. Hud: 52)
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمْ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang senantiasa beristigfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari setiap kegundahan. Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud [1518], an-Nasa`i di dalam al–‘Amal [456], Ibnu Majah [3819], dan selain mereka. Di-dhaif-kan oleh al-Baghawi di dalam Syarhus Sunnah [5/79] dan al-Albani di dalam adh–Dha’ifah [705] dan di-sahih-kan sanadnya oleh al-‘Allamah Ahmad Syakir di dalam ta’liq–nya terhadap al-Musnad [2234])
Baca juga: Pengurai Berbagai Permasalahan
- Istigfar adalah penyubur ketika kemarau, terapi bagi kemandulan dan solusi bagi kemiskinan.
Allah Ta’ala berfirman berkaitan dengan perkataan Nabi Nuh ‘alahissalam,
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, juga mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Al-Bukhari rahimahullah mencantumkan ayat ini dalam kitabnya ‘Ad Da’awat’ bab ‘Istigfar yang paling sempurna’
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari`:
وكأن المصنف لمح بذكر هذه الآية إلى أثر الحسن البصري: إن رجلًا شكا إليه الجدب فقال: استغفر الله، وشكا إليه آخَرُ الفقر، فقال: استغفر الله، وشكا إليه آخر جفاف بستانه، فقال: استغفر الله. وشكا إليه آخرُ عدم الوَلَدِ، فقال: استغفر الله ثم تلا عليهم هذه الآية
“Seakan-akan penulis (Imam Bukhari) mengisyaratkan dengan menyebutkan ayat ini atsar al-Hasan Al- Bashri: ‘Bahwa ada seorang lelaki mengadu kepadanya terkait musim kemarau yang menimpa, maka beliau pun menjawab: “Beristigfarlah kepada Allah!” Kemudian seorang yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan, beliau pun menjawab: “Beristighfarlah kepada Allah!” Kemudian yang lain mengadu lagi, perihal kebunnya yang ditimpa kekeringan, beliau pun menjawab: “Beristighfarlah kepada Allah!” Lalu yang lain mengadu kembali karena tidak memiliki keturunan, beliau pun menjawab: “Beristighfarlah kepada Allah!” Kemudian beliau membacakan ayat ini kepada mereka.”’” (Fathul Bari` [14/281])
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata mengenai ayat ini,
أي إذا تُبتُم إلى الله واستغفرتموه وأطعتموه، كثر الرزق عليكم، وأسقاكم من بركات السماء، وأنبت لكم من بركات الأرض، وأنبت لكم الزرع، وأدر لكم الضَّرْعَ، وأمدكم بأموال وبنين أي أعطاكم الأموال والأولاد، وجعل لكم جنَّاتٍ فيها أنواع الثمار، وخللها بالأنهار الجارية بينها
“Yakni jika kalian bertaubat kepada-Nya, beristighfar dan menaati-Nya niscaya Dia akan melimpahkan rizki, mengucurkan berkah langit kepada kalian, menumbuhkan berkah bumi untuk kalian, menumbuhkan tanaman-tanaman, menjadikan air susu mengalir deras bagi kalian, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, yaitu memberi kalian harta benda dan keturunan, menumbuhkan kebun-kebun berbagai macam buah-buahan, dan menjadikan sungai-sungai yang mengalir di antara kebun-kebun itu.” (Tafsir Al-Qur’an Al–‘Azhim [8/260])
Kembali ke bagian 1: Keutamaan dan Buah Istigfar (Bagian 1)
Lanjut ke bagian 3: Keutamaan dan Buah Istigfar (Bagian 3)
—
Diterjemahkan dari Kitab Fiqhul Istigfar karya Syaikh Muhammad Isma’il al-Muqaddam.
Referensi:
- Kajian Fikih Istigfar, Ustadz Aris Munandar, diakses dari https://youtube.com/playlist?list=PLVbmW1LOF7K3GUTtWXQh0jeHJX2pruIWf&si=FY64XF13CBNlQZ7b
- Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Ibnu Katsir Jakarta
Penulis: Annisa Auraliansa
Artikel Muslimah.or.id