Allah Ta’ala berfirman:
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
“Dari keburukan was-was syaitan yang tersembunyi.” (QS. An-Nas: 4)
Faedah dari ayat ini:
1. Was-was itu buruk, maka was-was dalam hati tidak boleh dibiarkan dan harus dihilangkan.
2. “Al-khannas” di sini adalah sifat dari was-was. “Al-khannas”” artinya tersembunyi dan samar. Maka sifat was-was yang muncul dalam hati manusia itu samar dan tidak disadari datangnya.
3. Sebagian ulama tafsir mengatakan: “Al-was was al-khannas” artinya bisikan setan yang dibisikan kepada manusia ketika sedih, ketika senang dan ketika sedang berdzikir kepada Allah. (Tafsir ath-Thabari)
4. Para ulama tafsir ijma bahwa maksud dari kata ‘syarrun’ dalam ayat ini adalah syarrusy syaithan (kejahatan setan), yang di antara kejahatan mereka adalah menimbulkan was-was dalam hati manusia.
5. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepada-Nya dari bisikan setan dan dari was-was setan,
Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
“yang membisikkan was-was dan kesesatan ke dalam dada manusia.” (QS. An-Nas: 5)
Faedah dari ayat ini:
1. Setan membisikkan was-was dan kesesatan ke dalam dada manusia. (Tafsir al-Muyassar)
2. Setan membisikkan manusia dengan perkataan yang lirih yang sampai pada hati manusia tanpa melalui pendengaran manusia. (Tafsir al-Baghawi)
3. Setan mengalir dalam darah manusia, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam:
إنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإنْسَان مَجْرَى الدَّمِ
“Setan mengalir di dalam darah manusia.” (HR. Bukhari – Muslim)
4. Maksudnya setan sangat dekat dan sangat mudah sekali membisikan was-was dan kesesatan pada hati manusia.
5. Sangat perlunya kita pada pertolongan Allah dan hidayah Allah agar tidak jatuh pada maksiat dan kesesatan.
Allah Ta’ala berfirman:
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Nas: 6)
Faedah dari ayat ini:
1. Ada makhluk yang disebut jin. Disebut sebagai “jin” dari kata janna – yajinnu, yang artinya tertutup. Karena jin tertutup dari pandangan manusia.
2. Jin juga makhluk Allah yang terkena beban syariat, dia harus melaksanakan ketaatan dan meninggalkan maksiat, dan jin tidak tahu perkara gaib.
3. Sebagian ulama tafsir menyebutkan ayat ini adalah rincian dari ayat sebelumnya, sehingga artinya: was-was dan kesesatan bisa menimpa jin dan manusia. (Tafsir Al Baghawi)
4. Sebagian ulama menjelaskan bahwa ini adalah rincian dari ayat 4, sehingga artinya: setan itu ada dari golongan jin dan ada juga setan dari golongan manusia. Manusia yang membisikkan was-was dan kesesatan pada orang lain, dialah setan dari golongan manusia. (Tafsir Ibnu Katsir)
5. Salah satu cara mencegah gangguan jin adalah dengan membaca surat An-Nas ini, di pagi dan sore hari. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَأْ : قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ ، والمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبحُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
“Bacalah: Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) dan Al-Mu’awwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Nas) saat petang dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu mencukupkanmu dari segala sesuatunya.” (HR. Abu Dawud, no. 5082 dan Tirmidzi, no. 3575, hadis hasan)
Wallahu a’lam.
***
Penulis: Ustadz Yulian Purnama
Artikel Muslimah.or.id