Mahkota adalah lambang kebahagiaan yang sangat diimpikan setiap orang. Orang tua sangat berharap buah hatinya menjadi sosok shalih shalihah bahkan menghafal Al Qur’an karena kelak ia akan memperoleh kebahagiaan di akhirat. Begitu pula pasutri bercita-cita dapat membangun kehidupan rumah tangga yang “Baiti Jannati” rumahku surgaku. Di situlah oase kebahagiaan yang tak hanya dinikmati di dunia namun juga diharapkan meretas hingga surga.
Para penuntut ilmu (syar’i) juga bersungguh-sungguh menuntut ilmu demi menggapai pemahaman yang mendapat terhadap syariat Allah hingga kebahagiaan tiada tara mereka rasakan dan derajat hamba bertakwa mampu mereka rengkuh.
Para pedagang atau profesi lainnya yang dibenarkan Islam tak kalah semangat mencari karunia-Nya di muka bumi demi melaksanakan perintah-Nya. Menafkahi keluarga agar dapat menegakkan ibadah kepada Allah Ta’ala. Ini adalah wujud nyata agar ia mampu meraih kemuliaan. Dan untuk meraih mahkota mulia maka modal utamanya adalah bertakwa kepada Allah.
??????? ?????????? ?????? ??????? ??????? ?????????? ???? ???????? ????????? ??????????? ???? ??????????? ?????? ??????????? ???? ????????? ????? ???????????????? ????? ???????? ??????????? ??????? ???? ?????????????
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”” (QS. Al Maidah : 27).
Taqwa artinya menjalankan segala diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan ketaqwaan yang dilandasi ilmu yang benar dan niat ikhlas meniti jalan hidup Insyaallah kebaikan dunia dan akhirat akan dilimpahkan Allah. Apapun yang diimpikan dan diharapkan selama dalam koridor yang dihalalkan Allah niscaya akan memberi keberkahan. Meskipun begitu, banyak pengorbanan lahir batin yang ia lakukan. Semua itu akan berbuah indah dan manis di akhirat meski sepintas hidupnya di dunia seolah penuh derita. Dalam meraih kemuliaan pasti penuh dinamika dan adanya dorongan kuat untuk menjadi pemenang, maka dengan bekal taqwa semua tantangan ada jalan keluarnya.
?????? ??????? ??????? ???????? ???? ?????????
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya” (QS Ath Thalaq: 2).
Seorang mukmin harus yakin Allah pasti mencintai hambaNya yang bertakwa. Mulia dengan taqwa haruslah menjadi motto atau semboyan hidup yang beriman.
Taqwa adalah seorang hamba menjadikan antara dirinya dengan apa yang ditakutkan dan dikuatirkan sesuatu penangkal yang mampu membentengi diri darinya. Sehingga ketaqwaan seseorang kepada Rabbnya menuntutnya untuk menjadikan antara dirinya dengan apa yang ia takutkan dari murka Rabbnya, marahNya dan siksaNya, suatu penangkal yang mampu melindungi darinya dengan cara menjalankan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan terhadapNya (lihat: Jami’ul Ulum Wal Hikam, I/398).
Mahkota taqwa haruslah menuntun orang mukmin untuk selalu menghiasi dirinya dengan iman dan amal shalih. Tanpa taqwa hidup tiada makna dan terhalang dari surga, tidak dicintai Allah Ta’ala, hidupnya tidak berkah dan urusan hidupnya terasa sulit. Inilah bekal utama agar bisa berjumpa dengan Allah di jannah, bertemu dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan reuni dengan para salafuna shalih. Menggenggam taqwa hingga ajal menjemput dan berupaya istiqamah di atas kebenaran Islam. Semoga kita termasuk orang mukmin yang beruntung dan mampu meraih mahkota taqwa. Allah berfirman :
???????????? ????????? ?????????? ????????? ??????? ????? ?????????? ????? ?????????? ?????? ???????? ????????????
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS Ali Imran : 102).
Wallahu a’lam bis shawwab.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi
- Majalah Fatwa, Vol 03 Tahun II, 1425 H
- Mencari Kunci Rizki yang Hilang, Zainal Abidin, Syamsudin, Pustaka Abu Hanifah, 2008
Artikel Muslimah.or.id
Ya Allah matikanlah kami dalam keadaan husnul hotimah, aamiin