Memiliki anak yang “berani” dalam kebaikan tentu sangat diharapkan orang tua. Kita membangun sosok anak yang tidak suka berbuat zalim kepada temannya namun memiliki karakter yang tangguh, penuh percaya diri dan mampu membela kebenaran, serta giat dan semangat mempraktekkan sifat-sifat keberanian sebagaimana yang pernah dilakukan para sahabat belia di masa Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan di zaman salafuna ash-shalih.
Menanamkan karakter berani dengan arahan dan bimbingan orang tua serta pendidik agar anak mampu memahaminya dengan bijak sehingga tidak melenceng dari konsep berani yang syar’i. Diantara kiat untuk memotivasi keberanian adalah dengan membiasakan menceritakan kisah-kisah ksatria pahlawan Islam agar anak-anak mencintai dan menjadikannya idola.
Cerita dua anak Afra’ dalam perang Badar
Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallaahu ‘anhu berkata menceritakan apa yang beliau lihat di perang Badar, “Aku sedang berada dalam salah satu barisan pasukan di perang Badar, ketika aku menoleh, aku mendapatkan di samping kanan dan kiriku anak-anak kecil, seakan-akan aku tidak menyadari keberadan mereka berdua hingga ketika salah satu dari mereka berkata kepadaku dengan sembunyi-sembunyi: “Wahai paman, tunjukkan kepadaku Abu Jahal” Aku menjawab: “Wahai keponakanku, apa yang akan kamu lakukan kepadanya?” Dia menjawab: “Aku telah berjanji kepada Allah jika aku melihatnya, aku akan membunuhnya atau aku yang terbunuh.” Orang keduapun berkata kepadaku secara sembunyi-sembunyi seperti pertanyaan orang pertama tadi, aku sangat gembira berada diantara dua lelaki muda tadi, kemudian aku menunjukkan Abu Jahal kepada mereka berdua, dan mereka berdua menyerang Abu Jahal seperti dua ekor elang yang menerkam mangsanya hingga keduanya memukul Abu Jahal hingga tewas” (Sirah Nabawiyah oleh Abu Hisyam, ditahqiq oleh Musthafa As-Saqa, Darul Qunuz Al-Adabiyah, bagian pertama, hal 634, Asli kisah ini terdapat diShahi Bukhari kitab Al-Maghazi, bab perang Badar [5/6]).
Kisah heroik yang menakjubkan mereka berlomba-lomba mengorbankan jiwanya untuk membela Islam. Semangat dan cita-citanya sangat tinggi dan mulia. Kehebatan dan keberanian yang diikat dengan iman akan membentuk anak memiliki karakter kuat dan percaya diri.
Keberanian Az-Zubair
Al-Laits meriwayatkan dari Abu Al-Aswad dari Urwah beliau berkata, bahwa Az-Zubair bin Al-Awwam masuk Islam ketika berumur delapan tahun, dan beliau pernah mendengar, dan beliau pernah mendengar bisikan setan yang mengatakan bahwa Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam telah dibunuh dan ketika itu Az-Zubair baru saja berusia dua belas tahun. Az-Zubair lalu mengambil pedangnya dan berkeliaran di lorong-lorong Makkah mencari Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu berada di daerah tinggi Mekkah, sedang di tangan Az-Zubair terdapat pedang yang terhunus. Lalu ia bertemu dengan Nabi dan beliau shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Kenapa engkau dengan pedang yang terhunus itu hai Zubair?! Dia menjawab: “Aku mendengar engkau dibunuh orang Mekkah” Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam tersenyum lalu bertanya lagi: “Apa yang engkau lakukan jika aku terbunuh?” Jawab Az-Zubair: “Aku akan menuntut balas akan darahmu kepada siapa yang membunuhmu!” (Syiar A’lamin Nubala, I/41-42).
Menceritakan perjuangan para sahabat sesaat menjelang tidur insyaallah memberi pengaruh besar karena otak dalam situasi tenang dan mudah terserap. Di samping itu secara tabiat anak memiliki minat kuat untuk mendengar kisah-kisah yang menarik, terlebih lagi dengan penyampaian yang simpatik, niscaya nilai-nilai keberanian yang anda sampaikan akan membekas, insyaAllah.
Referensi :
1. Cara bijak Mendidik Anak (terjemah) DR. Muhammad bin Abdullah bin Shalih As-Suhaimi, Pustaka Dhiya’ul Ilmi, Jakarta, 2018
2. 30 Cara tepat jadikan anak anda hebat (terjemah), Salim bin Madhi, Muslim Media, Solo, 2010
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Artikel Muslimah.or.id