Kehidupan rumah tangga akan selalu berhias kebahagiaan ketika pasutri menjadikan Islam sebagai pegangan hidup. Ini resep paling penting yang harus dipahami suami istri. Kebahagiaan pernikahan bukan sekedar tercukupinya kebutuhan fisik dan material seperti sandang, pangan dan tempat tinggal. Perkara ini memang diperlukan, namun ada hal teramat penting yang sering kali dilupakan para pasutri di zaman now yakni ketenteraman hati, kedekatan emosional dan spiritual Islam yang sejatinya menjadi nutrisi utama untuk hadirnya sebuah romantisme terindah yang seharusnya diimpikan setiap pasutri.
Keindahan menakjubkan dalam nuansa pernikahan bukan sebagaimana yang digambarkan dalam romansa cinta orang-orang kafir yang berhias maksiat. Namun dalam koridor Islam, romantisme sejati telah diaplikasikan Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara mempesona dalam setiap sisi dan detik kehidupan beliau yang mulia. Di bawah ini terlihat jelas betapa beliau sosok yang amat romantis dan sangat perhatian pada istrinya.
‘Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendahulukan sebagian kaum di atas sebagian yang lain dalam hal jatah menginap di antara kami (istri-istri beliau) dan beliau selalu mengelilingi kami seluruhnya (satu persatu) kecuali sangat jarang sekali beliau tidak melakukan demikian. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendekat (mencium dan mencumbui) setiap wanita tanpa menjima’inya hingga sampai pada wanita yang merupakan jatah menginapnya, lalu beliau menginap di tempat wanita tersebut” (HR. Abu Dawud No. 2135, Al Hakim di Al Mustadrak no. 2760, dihasankan oleh Syaikh Al-Bani di Ash-Shahihah no. 1479).
Sungguh kisah yang mengagumkan! Sangat elok akhlak beliau dalam bermuamalah dengan pasangannya.
Beliau mampu menjadi figur suami yang sangat peka pada kebutuhan emosional wanita, dimana pada dasarnya setiap wanita ingin diberi perhatian lebih, ingin memperoleh perasaan aman dan nyaman ketika suaminya sering berada di sisinya. Wanita butuh sentuhan mesra, dia sangat suka ketika didengarkan perkataannya. Terlebih lagi istri beliau lebih dari satu dan kehidupan poligaminya sungguh romantis. Sungguh sebuah episode perjalanan hidup yang penuh cahaya hikmah dan mencerminkan barakah dan penuh pesona.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “… dan istri-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul setiap malam di rumah istri yang mendapat giliran jatah menginapnya, maka beliau pun terkadang makan malam bersama mereka kemudian masing-masing kembali ke tempat tinggalnya” (Tafsir Ibnu Katsir, I/467).
Subhanallah, sungguh tak ada tandingannya kebaikan beliau dalam berinteraksi dengan istri-istrinya. Dengan menjalin kedekatan dengan pasangan akan membuat cinta semakin melekat, kasih sayang menjadi lebih besar dan ini modal sangat penting agar pasutri mampu mendekatkan pada tujuan dan visi pernikahan, yakni kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan penuh rahmat Allah Ta’ala. Kecintaan yang besar pada pasangan harus diiringi dengan ketakwaan dan kecintaan pada Allah ‘Azza Wa jalla agar biduk cinta yang berlayar di tengah samudera kehidupan dapat bertahan hingga sampai di tujuan, surga Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
?????? ?????????? ??????? ??????? ???? ?????????? ???? ????? ????????
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa” (QS. Maryam: 63).
Untuk mewujudkan cita-cita agung ini pasutri harus saling bersinergi dan berkolaborasi, saling pengertian, menyatukan pemahaman agar langkahnya mantap terarah serta fokus pada kehidupan akhirat. Istri harus menyadari bahwa biduk pernikahan akan solid tatkala ia memahami perannya sebagai hamba Allah yang shalihah, istri yang taat pada suami dan pengelola rumah tangga yang mampu menjalankan kewajibannya dengan baik. Begitu pun suami, ia harus memposisikan dirinya sebagai pemimpin dan pengayom anggota keluarga dan mampu menciptakan iklim sejuk untuk terwujudnya nilai-nilai Islam dalam rumah tangganya. Keselamatan hakiki akan diraih manakala dilandasi aqidah tauhid yang lurus, jauh dari syirik dan hanya kepadaNya memohon pertolongan, Allah ‘Azza wa Jalla.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi : Suami Idaman Istri Pilihan, Ustadz Firanda Andirja, Pustaka Muslim, Yogyakarta
Artikel muslimah.or.id