Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Parenting Islami (Bag. 45): Mengucapkan Salam Ketika Bertemu Anak Kecil

M. Saifudin Hakim oleh M. Saifudin Hakim
14 Agustus 2018
di Pendidikan Anak
0
Share on FacebookShare on Twitter

Baca pembahasan sebelumnya: Parenting Islami (Bag. 44)

Sebagai orang tua, hendaklah kita tidak merasa segan untuk memulai mengucapkan salam kepada anak kecil, baik anak kandung kita sendiri ataupun bukan. Selain berpahala, mengucapkan salam akan  menebarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada kaum muslimin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian satu perbuatan yang jika kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di tengah-tengah kalian.” (HR. Muslim no. 54)

Donasi Muslimahorid

Mengucapkan salam kepada anak-anak kecil berarti meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mengucapkan salam kepada anak-anak kecil berarti menebarkan dan memasyarakatkan akhlak Islami yang mulia dan luhur.

Mengucapkan salam kepada anak-anak kecil akan menimbulkan pengaruh yang baik dan kuat dalam diri anak-anak tersebut, mengajarkan dan membentuk akhlak luhur mereka, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membiasakannya.

Seorang ayah hendaknya mengucapkan salam kepada anak-anak dan istrinya ketika masuk rumah (misalnya, pulang dari bekerja), sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.” (QS. An-Nuur [24]: 61)

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,

أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ

“Sesungguhnya Anas bin Malik berjalan melewati anak kecil, kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka.” Anas berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dulu biasa melakukannya.” (HR. Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)

Setelah memberikan contoh kepada mereka, kita pun bisa mengajarkan kepada anak-anak kecil tersebut bahwa dalam adab Islami, anak-anak kecil-lah yang hendaknya memulai mengucapkan salam kepada yang lebih tua. Kita pun mengajarkan kepada mereka bagaimanakah teks (kalimat) ucapan salam dalam Islam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ عَلَى الكَبِيرِ، وَالمَارُّ عَلَى القَاعِدِ، وَالقَلِيلُ عَلَى الكَثِيرِ

“Anak kecil mengucapkan salam kepada orang tua, orang yang berjalan mengucapkan salam kepada orang yang sedang duduk, dan sekelompok orang (rombongan) yang lebih sedikit jumlahnya mengucapkan salam kepada rombongan yang jumlahnya lebih banyak.” (HR. Bukhari no. 6231, 6234)

Kita ajarkan pula, bagaimanakah menjawab salam yang ditujukan kepada kita. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’ [4]: 86)

Dalam ucapan salam (sapaan) Islami terdapat penghormatan dan penghargaan kepada orang lain. Juga terdapat doa yang baik yang tidak terdapat dalam sapaan-sapaan yang lain semacam ucapan, “Permisi”, “Mari, pak” dan sejenisnya.

Dari ayat di atas, Allah Ta’ala memerintahkan ketika kita mendapatkan penghormatan, yaitu ucapan salam, hendaknya kita membalas dengan salam yang lebih baik. Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا، ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنَ المَلاَئِكَةِ، فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ، تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ، فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَقَالُوا: السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ ، فَزَادُوهُ: وَرَحْمَةُ اللَّهِ

“Allah Ta’ala menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Pergilah dan ucapkanlah salam kepada mereka para malaikat. Kemudian dengarkanlah salam mereka kepadamu, itulah salam untukmu dan salam untuk anak keturunanmu.” Maka Adam pun mengucapkan, “Assalamu’alaikum.” Malaikat menjawab, “Assalaamu’alaika wa rahmatullah.” Para malaikat menambahkan “wa rahmatullah.” (HR. Bukhari no. 3326 dan Muslim no. 2841)

Inilah ucapan salam atau sapaan kaum muslimin, yaitu “Assalamu’alaikum.” Adapun sapaan “selamat pagi”, “selamat siang”, “selamat malam” atau “bye bye” dan sejenisnya, bukanlah berasal dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan ucapan salam semacam itu diambil dari orang-orang kafir. Ucapan-ucapan salam tersebut pada asalnya tidaklah terlarang, kecuali jika ucapan-ucapan tersebut menggantikan ucapan salam yang diajarkan dalam Islam (Assalamu’alaikum). Kalau ditambahkan pada ucapan salam, misalnya sapaan “Assalamua’alaikum, selamat pagi”, maka hal ini tidak mengapa.

Ucapan salam yang paling baik adalah “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh”. Diriwayatkan dari sahabat ‘Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَشْرٌ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرُونَ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: ثَلَاثُونَ

“Ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mengucapkan, “Assalamu’alaikum.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sepuluh.” Kemudian datang orang ke dua mengucapkan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dua puluh.” Kemudian datang orang ke tiga mengucapkan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tiga puluh.” (HR. Abu Dawud no. 5195 dan Tirmidzi no. 2689, hadits shahih)

Berdasarkan hadits di atas, ucapan salam “Assalamu’alaikum” itu bernilai sepuluh kebaikan; “Assalamu’alaikum wa rahmatullah” itu bernilai dua puluh kebaikan; dan ucapan salam “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh” itu bernilai tiga puluh kebaikan.

Dalam hadits di atas juga terdapat pelajaran tentang adab para sahabat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu, para sahabat menunggu jawaban salam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru kemudian mereka duduk.

[Bersambung]

LANJUT KE BAGIAN 46

***

@Sint-Jobskade 718 NL, 21 Dzulqa’dah 1439/ 5 Agustus 2018

Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin1
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
M. Saifudin Hakim

M. Saifudin Hakim

- Alumnus Ma'had Al-'Ilmi, Yogyakarta. - Alumnus Pendidikan Dokter FK UGM, Yogyakarta. - Alumnus Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda. - Saat ini sedang belajar di Unayzah, Saudi Arabia.

Artikel Terkait

Parenting Islami (Bag. 49): Ketika Ayah Ibu Lebih Mencintai Salah Seorang Anak  

oleh M. Saifudin Hakim
20 September 2018
0

Kecintaan terhadap salah seorang anak tidak boleh menyebabkan kezaliman pada anak yang lainnya, atau mengurangi hak-hak mereka.

Orang Tua yang Lalai Memperhatikan Anak

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
20 September 2010
24

Pertanyaan: Jelaskan beberapa efek negatif yang timbul dikarenakan kedua orang tua sibuk hingga tidak sempat memperhatikan pendidikan agama anak-anak mereka!...

Parenting Islami (Bag. 37): Memilih Jenis Permainan untuk Anak (Lanjutan)

oleh M. Saifudin Hakim
7 Januari 2018
3

Hendaknya orang tua berhati-hati dalam memilih dan mengarahkan bentuk atau jenis permainan untuk anak-anak kita agar tidak terjerumus dalam hal-hal...

Artikel Selanjutnya

Ahlul Bait Rasulullah Shallaallaahu ‘alaihi wa sallam, bag. 1

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.