Ketahuilah bahwa obat ini terdiri dari tiga unsur: sabar, ilmu, dan amal. Secara keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini:
1. Ekonomis dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.
2. Jika seseorang bisa mendapatkan kebutuhan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu gusar memikirkan masa depan, yang bisa dibantu dengan membatasi harapan-harapan yang hendak dicapainya dan merasa yakin bahwa dia pasti akan mendapatkan rezeki dari Allah. Jika sebuah pintu rezeki tertutup baginya, sesungguhnya rezeki akan tetap menunggunya di pintu-pintu yang lain. Oleh karena itu hatinya tidak perlu merasa gusar.
??????????? ???? ???????? ??? ???????? ????????? ????? ??????????? ??????????? ?????? ??????????? ???????????
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-‘Ankabut: 60)
3. Hendaklah dia mengetahui bahwa qana`ah itu adalah kemuliaan karena sudah merasa tercukupi, dan dalam kerakusan dan tamak itu ada kehinaan karena dengan kedua sifat tersebut, dia merasa tidak pernah cukup. Barangsiapa yang lebih mementingkan hawa nafsunya dibandingkan kemuliaan dirinya, berarti dia adalah orang yang lemah akalnya dan tipis imannya.
4. Memikirkan orang-orang Yahudi dan Nasrani, orang-orang yang hina dan bodoh karena tenggelam dalam kenikmatan. Setelah itu hendaklah dia melihat kepada para nabi dan orang shalih, menyimak perkataan dan keadaan mereka, lalu menyuruh akalnya untuk memilih antara makhluk yang mulia di sisi Allah ataukah menyerupai penghuni dunia yang hina.
5. Dia harus mengerti bahwa menumpuk harta itu bisa menimbulkan dampak yang kurang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
?????????? ????? ???? ???????? ???????? ????? ?????????? ????? ???? ???? ?????????? ????????? ???????? ???? ??? ?????????? ???????? ????? ??????????
“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat yang Allah limpahkan kepada kalian.” (Hadits riwayat Muslim)
Hadits ini berlaku dalam urusan dunia. Adapun dalam urusan akhirat, maka hendaklah setiap muslim berlomba-lomba untuk mencapai derajat kedudukan tertinggi.
Penopang urusan ini adalah sabar dan membatasi harapan serta menyadari bahwa sasaran kesabarannya di dunia hanya berlangsung tidak seberapa lama untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi, seperti orang sakit yang harus menunggu pahitnya obat saat menelannya, karena dia mengharapkan kesembuhan selama-lamanya.
(Dirangkum dari Terjemahan Mukhtashar Minjahul Qashidin (hlm.253-255), karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Maret 2004; dengan pengubahan seperlunya oleh redaksi www.muslimah or.id)
Assalamuallaikum Wr Wb……….., gimana ya kalau Millis ini dikirim via E-mail………….
Silakan baca artikel terkait di sini:
http://rumaysho.wordpress.com/2009/04/30/sumber-segala-macam-dosa/
Sumber Segala Macam Dosa Dari Tiga Perkara
Pertama adalah kesombongan (al kibr). Sifat inilah yang dimiliki oleh Iblis sehingga dia menyimpang ke jalan kesesatan.
Kedua adalah tamak (al hirsh). Sifat inilah yang membuat Adam keluar dari surga.
Ketiga adalah dengki (al hasad). Sifat inilah yang membuat salah satu anak Adam membunuh saudaranya.
Ibnul Qoyyim ?rahimahullah- mengatakan,
?Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).?
Silakan baca artikel terkait di sini:
http://rumaysho.wordpress.com/2009/04/30/sumber-segala-macam-dosa/
Sumber Segala Macam Dosa Dari Tiga Perkara
Pertama adalah kesombongan (al kibr). Sifat inilah yang dimiliki oleh Iblis sehingga dia menyimpang ke jalan kesesatan.
Kedua adalah tamak (al hirsh). Sifat inilah yang membuat Adam keluar dari surga.
Ketiga adalah dengki (al hasad). Sifat inilah yang membuat salah satu anak Adam membunuh saudaranya.
Ibnul Qoyyim ?rahimahullah- mengatakan, ?Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).?
semua itu adalah teori tentang bagaimana membasmi penyakit tama` yang sesungghnya tama it hanya bisa di sembuhkan dengan cara mengikutipola hidup
Rasulullah ga ada jalanlain….tamakitupenyakit pada hati… jadi sembuhkan tama jga melalui hati yang selalu dekat kepada ALLAH. kita manusia sangat lemah,
ijin copas ummi..
kok ngena banget ya…kaya ditampar nih…thanks ya umm….
ada nasehat pekanan g yng secara otomatis terkirim ke alamat yang kita ingin tujukan gt,,?
Assalamu’alaikum…Ukh, saya minta izin co-pas artikelnya u d post k blog sy…:-)
ASS….Ummi tersayang…mohon maaf sa minta ijin copy semua artikelx….Sangat bagus n sangat sesuai dengan kebutuhan….trmksh byk bgt byk membantu menambah ilmu……
iya juga sih emang dunia itu membuat kita rakus dan tamak dengan keindahannya.
dunia itukan indah depannya aja,padahal belakangnya jelek luar biasa.
DUNIA BUTAKAN MATA HATI
ketamaan, krna tdk prnh merasa puas dgn apa yg sudah allh berikan. menghndri ketamaakan yaitu dgn cara bersyukur dan jgn takut untuk saling berbagi
Bismillah. Ana ijin share ya ustd. Jazakumulloh bikhoir.
Ijin Copas ya Ustdzh,,,,
Betul sekali, kalau tdk ada “Rem-nya” tamak & rakus psti akan membuat manusia mnjd makhluk yg paling hina.krn mrk pst akan menghalalkan segala cara utk mndptkn semua yg mrk inginkan
iki mari meguru apa mari maca buku,tp aku salut iki juga bagian dari ibadah
ijin copast ya … :D
Semoga bermanfaat bagi semua…
Jazakumulloh…ijin copy paste. Baarokallohufiikum
Terima kasih ilmunya semoga akan banyak manfaatnya bagi segenap Muslimin dan Muslimat. Amin.
Saya merasa agak dilematis juga nih.Di satu sisi lebih utama bagi kita bersifat qona’ah tapi kalau memikirkan mahalnya sekolah apalagi yang berlabel islam terpadu sementara kita dianjurkan punya banyak anak dan tidak sanggup mendidik sendiri,mahalnya biaya haji plus sementara haji reguler praktiknya masih jauh dari sunnah,dll masalah.Akhirnya meski gaji cukup besar tetap aja berusaha cari tambahan paling tidak sampai bisa berhaji.Semoga ini tidak termasuk tamak(?)
Terima kasih banyak untuk penulis, artikelnya ringkas, padat dan jelas, serta sangat ngena di hati
Artikel berikutnya ditunggu yaa :)