Wanita masa Jahiliyyah tidak semulia Islam. Lihat saja dalam masalah dandanan. Wanita masa jahiliyyah lebih mempertontonkan aurat, sehingga membangkitkan nafsu birahi para pria.
Kita bisa ambil pelajaran dari ayat berikut,
???????? ??? ???????????? ????? ??????????? ????????? ??????????????? ?????????
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).
Maqotil bin Hayan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang disebut tabarruj (berhias diri) ala jahiliyyah. Silakan kaji dari kitab Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 183 (terbitan Dar Ibnul Jauzi).
Guru kami, Syaikh Dr. Sholih Al Fauzan hafizhullah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dandan ala jahiliyyah adalah menampakkan perhiasan di berbagai pusat perbelanjaan. Lihat Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 10.
Disebutkan dalam Tafsir Al Jalalain, wanita yang disebut berdandan ala jahiliyah yang pertama adalah berdandan yang dilakukan oleh wanita dengan berpenampilan cantik di hadapan para pria dan ini terjadi sebelum Islam. Sedangkan dalam Islam, yang boleh ditampakkan disebutkan dalam ayat,
????? ????????? ???????????? ?????? ??? ?????? ???????
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (QS. An Nur: 31). Lihat Tafsir Al Jalalain, hal. 433.
Sedangkan wanita di masa Islam, bagaimana cara mereka berpenampilan? Disebutkan dalam ayat berikut,
?????? ??????????????? ?????????? ???? ?????????????? ???????????? ???????????? ????? ????????? ???????????? ?????? ??? ?????? ???????
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur 24 : 31). Ibnu ‘Abbas dan murid-muridnya menafsirkan ‘illa maa zhoharo minhaa’(kecuali yang biasa nampak dari mereka) dengan wajah dan kedua telapak tangan. Inilah yang dianut oleh mayoritas ulama. (Dinukil dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5: 527, terbitan Dar Ibnul Jauzi)
Hanya Allah yang memberi hidayah.
—
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslimah.Or.Id
Assalamualaikum.. saya mau bertanya
Biasanya demi menarik minat muslimah tentang jilbab syar’i kemuslimahan kampus sering mengadakan lomba kreasi jilbab syar’i. Dengan ketentuan jilbab bebas dihias bagaimanapun asalkan masi menutup dada dan tidak berpunuk.. bagaimanakah pendapat ustadz mengenai hal ini?
@Nara Azizah
Wa’alaikumussalam, memberi hiasan-hiasan pada jilbab yang tampak menarik di mata pria, maka itu termasuk tabarruj
Afwan.. masih tentang jilbab syar’i. Bagaimana dengan warna yang digunakan? jika warnanya adalah warna-warna soft- tapi bukan warna gelap apakah itu tidak masalah? dan apakah “harus” polos & tidak boleh bermotif meskipun motifnya hanya berupa garis?
1. Hindari warna-warna yang terlalu soft dan tergolong “warna cantik”, sehingga wanita yang mengenakan jilbab malah terlihat lebih menawan dengan memakai warna tersebut.
2. Polos in syaa’ Allaah jauh lebih baik, karena yang polos itu lebih berhati-hati dan menjauhkan pemakainya menjadi sosok yang “mulfit linnazhar” [nyolok mata/menarik perhatian] sehingga dapat membuat godaan –> bukan karena warnanya yang gelap sehingga dianggap aneh, seperti pemahaman sebagian orang…namun menyolok mata di sini karena motifnya atau warnanya yang kurang lazim; cantik; menyala; norak.
(y) InsyaAlloh, jazaakillahu khorion.
(y) InsyaAlloh, jazaakillahu khorion.