Berikut ini adalah soal-jawab seputar masalah akidah, bersama Syaikh Muhammad bin Sulaiman At-Tamimi rahimahullah.
Apakah Makna “Rabb”?
Jawab:
Maknanya adalah Penguasa, Yang Berhak Disembah, Yang Mengatur, dan hanya Dia yang berhak diibadahi.
***
Apakah Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah?
Jawab:
- Tauhid rububiyah: mengesakan Allah terkait perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti mencipta, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tetumbuhan, dan mengatur segala urusan.
- Tauhid uluhiyah: mengesakan Allah terkait perbuatan seorang hamba kepada Rabb-nya, seperti berdoa, khauf (takut), raja’ (berharap), tawakal, inabah (taubat), raghbah (berharap), rahbah (takut), nadzar, istighatsah (berdoa ketika dilanda kesulitan), dan jenis lain dari ragam ibadah.
***
Untuk apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Jawab:
- Untuk mengajak para hamba agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata–tiada sekutu bagi-Nya–serta agar mereka tidak menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesembahan lain.
- Untuk melarang peribadatan kepada sesama makhluk, seperti malaikat, para nabi, orang saleh, batu, dan pohon.
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku.” (Q.s. Al-Anbiya:25)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul untuk tiap umat (agar menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’….” (Q.s. An-Nahl:36)
وَسْـَٔلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلْنَا مِن دُونِ ٱلرَّحْمَٰنِ ءَالِهَةً يُعْبَدُونَ
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelummu, ‘Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?’” (Q.s. Az-Zukhruf:45)
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.s. Adz-Dzariyat:56)
Dengan demikian, bisa diketahui bahwa tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan makhluk-Nya adalah supaya mereka beribadah dan bertauhid kepada-Nya. Lalu Dia mengutus rasul-rasul kepada para hamba-Nya agar mereka memerintahkan hal itu.
***
Apakah perkara terpenting yang Allah perintahkan? Apa pula perkara terpenting yang Allah larang?
Jawab:
- Perkara terpenting yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beribadah kepada-Nya.
- Larangan terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala peringatkan adalah syirik, yaitu menyeru dzat lain bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menyerahkan sebagian macam ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang menyerahkan satu bentuk ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti dia telah menjadikannya sesembahan dan dia telah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya, atau menujukan sebagian dari macam-macam ibadah tersebut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
***
Apakah makna “al-urwatul wutsqa” (tali yang sangat kuat)?
Jawab:
Maknanya adalah “la ilaha illallah”.
- La ilaha: nafi; menunjukkan penolakan terhadap seluruh sesembahan selain Allah.
- Illallah: itsbat; menunjukkan penetapan bahwa seluruh ibadah hanya berhak untuk Allah.
Baca juga: Mengajarkan Akidah Sejak Dini
***
Perbuatan apakah yang paling utama sesudah mengucap dua kalimat syahadat?
Jawab:
Yang paling utama adalah mendirikan shalat lima waktu.
Syarat-syarat shalat yang terpenting:
- Islam.
- Berakal.
- Tamyiz.
- Menghilangkan hadats.
- Menghilangkan najis.
- Menutup aurat.
- Menghadap kiblat.
- Telah masuk waktunya.
- Berniat (dalam hati; tanpa perlu dilafalkan dengan lisan, red.).
Rukun-rukun shalat:
- Berdiri apabila mampu.
- Takbiratul ihram.
- Membaca surat Al-Fatihah.
- Rukuk.
- Bangkit dari rukuk.
- Sujud di atas tujuh anggota badan (dahi, kedua telapak tangan, jari-jemari kaki kanan dan kaki kiri, hidung, serta bibir).
- Bangkit dari sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Tuma’ninah (melaksanakan dengan tenang) dalam semua rukun ini.
- Tertib.
- Tasyahud akhir.
- Duduk tasyahud akhir.
- Salawat kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
- Salam.
Kewajiban-kewajiban dalam shalat:
- Semua takbir selain takbiratul ihram.
- Membaca “subhana rabbiyal ‘azhim” (atau doa-rukuk lainnya, red.) ketika rukuk.
- Ucapan “sami’allahu li man hamidah” bagi imam dan orang yang shalat sendirian.
- Doa “rabbana wa lakal hamdu” bagi imam, makmum, dan orang yang shalat sendirian.
- Doa “subhana rabbiyal a’la” (atau doa-sujud lainnya, red.) ketika sujud.
- Ucapan “rabbighfirli” ketika duduk di antara dua sujud.
- Tasyahud awal.
- Duduk ketika tasyahud awal.
Adapun selain perincian di atas maka hal tersebut adalah sunnah, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
***
Apa kewajibanku jika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan suatu perkara kepadaku?
Jawab:
- Mengilmuinya.
- Mencintainya.
- Bertekad untuk mengamalkannya.
- Mengerjakannya.
- Mengerjakan hal yang disyariatkan tersebut dengan ikhlas dan benar (sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, red.).
- Berhati-hati terhadap segala hal yang dapat membatalkan amalan tersebut.
- Istiqamah di atasnya.
***
Manakah yang lebih utama: orang miskin yang bersabar atau orang kaya yang bersyukur?
Jawab:
Adapun perihal si kaya dan si miskin serta orang yang bersabar dan orang yang bersyukur, keduanya termasuk kaum mukminin yang paling utama. Yang paling afdal di antara keduanya adalah yang paling bertakwa kepada Allah.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
“Orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian.” (Q.s. Al-Hujurat:13)
***
Tuliskanlah nasihat untukku!
Jawab:
Pertama kali yang aku nasihatkan kepadamu adalah hendaknya engkau memperhatikan segala ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sesungguhnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa dari sisi Allah Subhananu wa Ta’ala segala sesuatu yang dibutuhkan manusia.
Tidaklah ada sesuatu pun yang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan surga-Nya, melainkan telah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan. Tidak pula ada sesuatu pun yang bisa menjauhkan mereka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang mereka darinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegakkan hujjah kepada makhluk-Nya hingga hari kiamat. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi seorang pun di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sesudah diutusnya Muhammad shalallahu ‘alaih wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang beliau shalallahu ‘alaih wa sallam dan para rasul,
إِنَّآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ كَمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّۦنَ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيْمَٰنَ ۚ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًا
“Sesungguhnya Kami telah memberi wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberi wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah memberi wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami juga memberikan Zabur kepada Daud.” (Q.s. An-Nisa’:163)
Hingga firman-Nya,
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعْدَ ٱلرُّسُلِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا…
“… Agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Q.s. An-Nisa’:165)
Baca juga: Pendidikan Akidah Anak Bingkisan paling Berharga
***
Diringkas dari buku 50 Soal Jawab Seputar Aqidah (Judul Asli: Dalailut Tauhid), karya Muhammad bin Sulaiman At-Tamimi. Pustaka Al-Minhaj, Jawa Tengah.
*) Penyuntingan oleh redaksi Muslimah.or.id
Jazakumulloohu khoir
Bagaimana caranya untuk meyakinkan sahabat jika Allah selalu ikut andil dalam setiap apa yang kita rasakan dan apa yang kita lakukan?
afwan, izin share buat teman2 di kampus
Berarti orang yg lupa tasyahud awal batal sholat, karna wajid dalam sholat, apa bukan sunnah?
Mohon bimbingannya