Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Mengajarkan Akidah Sejak Dini

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
8 Juni 2019
di Pendidikan Anak
2
Share on FacebookShare on Twitter

 

Alqamah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang kuhafal sejak aku masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, I/30)

Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas fitrah yang lurus.

Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini.

Firman Allah,

Donasi Muslimahorid

????????? ????? ???????????? ??????? ??????????? ??? ??????? ????? ??????? ????????? ?????? ???????? ????? ?????????? ?????? ?????????? ???????????

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (QS. Al-Baqarah : 132)

Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu.

Banyak faidah yang akan dirasakan? anak ketika memiliki akidah shahihah. Ia akan terbiasa tawaduk dan selalu meminta pertolongan? hanya kepada Allah terutama saat mengalami kesulitan. Ia akan menyandarkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup dengan selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Ia akan mampu menerima segala kejadian yang menimpanya, yang menyenangkan maupun sebaliknya karena semua adalah kehendak-takdir-Nya.

Ubaidah bin Shamit berkata kepada putranya,

??? ??????? ??????? ???? ?????? ?????? ????????? ??????????? ?????? ???????? ????? ??? ????????? ???? ?????? ???????????? ????? ?????????? ???? ?????? ??????????? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????? ????? ??????? ??? ?????? ??????? ????????? ??????? ???? ??????? ????? ????? ???????? ???????? ????? ??????? ?????????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????????? ??? ??????? ?????? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????? ???? ????? ????? ?????? ????? ???????? ??????

“Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan dapat merasakan lezatnya iman hingga engkau bisa memahami bahwa apa yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!” pena itu menjawab, “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?” Allah menjawab: “Tulislah semua takdir yang akan terjadi hingga datangnya hari kiamat.” Wahai anakku, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa meninggal tidak di atas keyakinan seperti ini maka ia bukan dari golonganku.” (HR. Abu Dawud, Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-Arnauth dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)

Dengan landasan akidah yang kokoh di atas Al-Qur`an dan al-hadits, insya allah anak akan terjaga dan senantiasa dalam lindungan Allah. Praktik pengukuhan akidah perlu terus menerus dibiasakan agar anak merasakan manfaatnya dengan menjauhkan kisah-kisah atau cerita yang menodai ke-shahih-an akidah, termasuk film atau game yang menyimpang. Seperti halnya dalam tayangan-tayangan tersebut terdapat permohonan kepada dewa-dewa, peri, atau sosok lain yang dianggap memiliki kekeuatan layaknya Tuhan. Tak kalah pentingnya, menjauhkan anak dari pengaruh teman buruk agar fitrah anak tak tercemar. Maka tak sepantasnya para orang tua atau pendidik menakut-nakuti anak dengan hal-hal tahayul dan perkara lain yang dilarang syariat.

Ketika akidah telah tertancap kuat di sanubari anak, ia kan menjadi sosok orang beriman yang berkepribadian kuat, baik sikap dan perbuatannya karena selalu merasa dalam pengawasan Allah, serta meminimalisasi anak melakukan perbuatan buruk, seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua akan memperoleh manfaat besar dengan keberadaan anak shalih. Namun, orang tua yang melalaikan pendidikan untuk buah hatinya, ia akan menuai kesengsaraan.

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Siapa saja yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta.” (Tuhfah al-Maudud hlm. 125)

Wallahu a’lam.

Referensi:

  • Tahapan Mendidik Anak, Jamal Abdurrahman, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2005.
  • Mencetak Hafizh Cilik, Abu Raihan dan Ummu Raihan, Gazza Media, Surakarta, 2016.
  • Majalah al-Umm, edisi 01/tahun II.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah

Muraja’ah: Ustadz Yulian Purnama

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Parenting Islami (43): Memotivasi Anak Untuk Melakukan Kebaikan

oleh M. Saifudin Hakim
25 April 2018
0

Sekecil apapun sikap anak dalam kebaikan, sangat layak untuk dihargai oleh orang tua, walaupun dengan sesuatu yang mungkin sepele bagi...

Jauhkan Anak dari Tathayyur

Jauhkan Anak dari Tathayyur (Anggapan Hari Sial)

oleh Ummu Ziyad
27 Maret 2008
23

Tathoyur secara istilah diartikan menanggap adanya kesialan karena adanya sesuatu

anak berbohong

Problema Anak Berbohong

oleh Nisaa Sholihah Sabardin
11 November 2013
0

Seorang ibu merasa kewalahan menghadapi puteranya yang berusia 9 tahun yang suka berbohong. Sang anak sering sekali berbohong bahkan untuk...

Artikel Selanjutnya

Kaidah-Kaidah Penting Memahami Hakikat Istiqomah (bag. 4)

Komentar 2

  1. Gambar Abu Zubair says:
    5 tahun yang lalu

    Bismillah,,
    Afwan min, itu Qs. Al Baqarah ayat 132 yg di awal, kok terjemahannya “Anak Kambing” ya, harusnya “anak-anaknya nabi Ibrahim”

    Balas
  2. Imam mustajib says:
    5 tahun yang lalu

    Asalamualaikum. .
    Alhamdulillah tulisan yg sangt bermanfaat..
    Afwan, barangkali sebelum posting di edit dulu, ada beberapa tulisan yang agak kurang nyambung.
    Sepertinya hanya kesalahan ketikan aja si..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.