Pertanyaan:
Bismillahirrohmanirrohiim
Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hafidzahullahu Ta’ala
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Akhir-akhir ini tersebar papan-papan yang bertuliskan lafadz jalalah Allah di sisi sebelah kanan dan lafadz Muhammad di sebelah kiri. Terkadang lafadz-lafadz tersebut di harokati dengan berbagai bentuk (kaligrafi) terkadang juga disertakan ayat-ayat Alqur’an di dalamnya. Terkadang papan-papan tersebut dalam bentuk asli namun ada juga yang dibuat jam dinding, ada lagi yang dihiasi gambar masjidil haram atau masjid nabawi dan bentuk-bentuk lainnya yang menimbulkan berbagai polemik. Sementara sekarang ini, papan-papan tersebut telah tersebar dirumah-rumah dan perpustakaan-perpustakaan bahkan di antara tulisan-tulisan menimbulkan permasalahan bagi pencetak karena mereka hendak memperjualbelikan barang tersebut akan tetapi mereka tidak tahu apa hukum perbuatan ini.
Kami berharap Anda berkenan menjelaskan hukum tentang hal ini. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawaban:
Bismillahirrohmanirrohiim
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Terdapat hadits shahih yang datang dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwasanya ucapan masya allahu wa syi’ta (atas kehendak Allah dan kehendakmu) termasuk perbuatan menjadikan tandingan bagi Allah. Ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
“masyaallahu wa syi’ta (Atas kehendak Allah dan kehendakmu)”
Beliau serta merta berkata,
?????????????? ???? ??????? ???? ??? ????? ????? ????????
“Apakah engkau menjadikanku tandingan bagi Allah? Katakanlah, ‘masya allahu wahdah (Atas kehendak Allah semata)’”
Inilah bentuk menjadikan tandingan bagi Allah dalam perkataan. Adapun dalam bentuk tulisan berharokat maka lebih berat permasalahannya.
Demikian juga gambar seperti di atas termasuk menjadikan sekutu bagi Allah dalam bentuk tulisan. Karena orang yang melihatnya akan mengira bahwa Allah Ta’ala dan Muhammad shallallahu”alaihi wasallam berada dalam kedudukan yang sama. Ini jelas merupakan bentuk kesyirikan. Maka tidak diperbolehkan membuat papan-papan bertuliskan lafadz-lafadz seperti ini.
Meskipun meninggalkan perbuatan-perbuatan semacam ini adalah lebih baik. Kalau saja ia menulis di papan-papan dengan kata-kata hikmah atau kata-kata nasehat untuk manusia tentu ini lebih baik daripada menulis lafadz-lafadz seperti diatas.
Baca juga: Mencintai Allah ‘Azza Wa Jalla
—
Ditulis oleh Muhammad As Shalih Al Ustaimin
11/6/1416 H
Sumber: Makhthuhun bi Qolami Fadhilatisysyaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Penerjemah: Tim Penerjemah Muslimah.or.id
Ya, banyak sekali tersebar di masjid-masjid
sangat baik untuk di pelajari