Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Hak Kerabat atas Kita

Triani Pradinaputri oleh Triani Pradinaputri
26 Agustus 2025
di Akhlak dan Nasihat
0
Kerabat Punya Hak atas Kita
Share on FacebookShare on Twitter

Kerabat adalah orang yang mempunyai hubungan dengan kita atas sebab hubungan kekeluargaan. Seperti kakak, adik, paman, bibi, baik dari jalur ibu maupun ayah, dan juga sepupu-sepupu. Dan siapa pun yang memiliki hubungan dengan kita secara kekeluargaan, maka mereka punya hak atas kita sesuai dengan sejauh apa hubungan kekeluargaan tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُ

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya” (QS. Al-Isra: 26)

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ

 “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua, kerabat” (QS. An-Nisa: 36)

Donasi Muslimahorid

Wajib bagi setiap orang yang punya kerabat, untuk berbuat baik kepada mereka secara makruf, menggunakan kedudukannya, memberikan kemanfaatan bagi mereka, baik berupa harta maupun bantuan sesuai dengan kuatnya kedekatan kerabat dan juga kebutuhannya. Inilah yang ditetapkan oleh syariat, akal, dan fitrah.

Banyak nash (dalil) yang memotivasi kita untuk menyambung tali silaturahim kepada kerabat. Terdapat di Shahihain, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إن الله خلق الخلق حتى إذا فرغ منهم قامت الرحم فقالت: هذا مقام العائذ بك من القطيعة. فقال الله: نعم. أما ترضين أن أصل من وصلك وأقطع من قطعك. قالت: بلى. قال: فذلك لك

“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk. Hingga ketika ia telah selesai, maka rahim berdiri dan berkata, “Ini adalah tempat orang-orang yang meminta perlindungan kepadamu dari memutus tali silaturahim’. Allah berkata, ‘Iya. Tidakkah engkau rida jika Aku menyambung orang-orang yang menyambungmu, dan Aku memutus orang-orang yang memutusmu.’ Rahim menjawab, ‘Tentu.’ Allah mengatakan, ‘Maka ini untukmu.’

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

اقرؤوا إن شئتم

“Bacalah, jika kalian mau.”

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا۟ أَرْحَامَكُمْ. أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَٰرَهُمْ

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر, فليصل رحمه

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5987 dan Muslim no. 2554)

Banyak manusia yang menyia-nyiakan hak ini, atau berlebihan dengannya. Kita akan dapati salah satu orang yang tidak mengenal hubungan kekerabatannya. Tidak dengan harta, kedudukan, tidak juga dengan akhlak yang baik. Kemudian, berlalulah hari demi hari, bulan ke bulan berikutnya tapi dia tidak pernah menemui mereka, maupun mengunjungi mereka, dan juga tidak pernah memberi mereka apapun sebagai hadiah. Tidak melindungi mereka ketika mereka sedang ditimpa bahaya, juga tidak membantu mereka ketika mereka perlu. Baik dengan perkataan sedikit pun maupun dengan perbuatan. Sehingga hubungan tersebut makin menjauh, dan terputuslah silaturahim.

Di antara manusia ada yang baru menyambung hubungan kerabat tersebut jika mereka dahulu yang menyambung. Dan memutusnya ketika mereka dahulu yang memutus. Ini bukanlah menyambung silaturahim yang sesungguhnya. Ini hanyalah hubungan timbal balik dengan cara yang makruf dengan (balasan) yang semisal, dan hal ini bukan hal yang istimewa, karena perbuatan ini juga dilakukan kepada selain kerabat. Yang benar, menyambung tali silaturahim adalah menyambung tali silaturahim karena Allah. Baik mereka membalas hal tersebut, maupun tidak. Sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari, dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ليس الواصل بالمكافئ, ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها

“Menyambung tali silaturahim bukanlah dengan hubungan timbal balik. Akan tetapi, menyambung tali silaturahim adalah apabila silaturahim itu terputus, maka ia menyambungnya.” (HR. Bukhari no. 5991)

Kemudian, ada seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat, yang aku sambung silaturahim-nya, namun mereka memutusnya. Aku berbuat baik kepadanya, namun mereka berbuat buruk kepadaku. Aku ramah kepada mereka, namun mereka tidak mengenalku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

لئن كنت كما قلت فكأنما تسفهم المل, ولا يزال معك من الله ظهير عليهم ما دمت على ذلك

“Jika engkau melakukan sebagaimana yang engkau katakan, seakan-akan engkau memberikan makan kepada mereka garam yang asin. Pertolongan dari Allah akan senantiasa bersamamu atas mereka selama engkau berbuat seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)

Tidaklah kita menyambung tali silaturahim, kecuali Allah akan menyambungkan kita kepada tujuan kita di dunia maupun di akhirat. Dengan kasih sayang-Nya, akan memudahkan segala urusan dan membantu kesulitan-kesulitan kita selama kita menyambung tali silaturahim kepada keluarga dari yang terdekat, dan mencintai mereka, menyayangi mereka, membantu mereka ketika sulit. Hal itu akan menghasilkan kebahagiaan bagi mereka, dan ini sudah pasti. Dan manfaat-manfaat ini tidak akan terjadi, atau bahkan menjadi kebalikannya jika kita melakukan pemutusan hubungan kekerabatan, dan menjauh dari mereka.

Allahu a’lam.

Baca juga: Mukmin Sejati adalah Orang yang Bisa Menerima Nasihat Saudaranya

***

Penulis: Triani Pradinaputri

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 1434. Huququ Da’at Ilaihal Fitratu wa Qararatha Asy-Syari’atu. Muassasah Asy-Syaikh Muhammad Shalih bin Al-Utsaimin Al-Khairiyyah. Riyadh, hal. 22-24.

Tags: Hakkeluargakerabat
ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Triani Pradinaputri

Triani Pradinaputri

- Alumni Mahad Umar bin Khattab, Kampus Tahfizh, Mahad Al 'Ilmi - Santriwati Mahad Darussalam Asy-Syafi'i - Pengajar Bahasa Arab Markaz Ar-Ruhaily

Artikel Terkait

Menggapai Kebahagiaan Hati

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
23 Februari 2020
0

Dengan hati yang bening niscaya kaca pandang seorang mukmin akan terjaga, dia bisa membedakan antara kebenaran dan kebathilan.

Untukmu…Yang Dirundung Rindu dan Sendu (Bag.1)

oleh Ummu Yazid Fatihdaya Khoirani
17 September 2011
21

Pernikahan seringkali harus ditempuh dalam kurun yang cukup panjang dalam kehidupan seseorang. Pada kasus beberapa orang, ada yang sangat diberi...

Siapa yang Lebih Berhak Engkau Cintai?

oleh Dwi Pertiwi
16 Januari 2015
0

Sudah menjadi tabiat manusia yaitu mencintai kebaikan. Tatkala ia mendapatkan kebaikan dari orang lain maka ia mempunyai kecenderungan mencintai orang...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

Kami Ingin Tahu Pendapat Anda Tentang Website Muslimah.or.id

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.