Permasalahan memang tidak bisa kita hindari di dunia ini, karena inilah alasan Allah menciptakan dunia, yaitu sebagai tempat ujian bagi manusia. Bahkan para Nabi, manusia-manusia terbaikpun tidak luput darinya.
Memang, kehidupan tidak mudah bagi siapapun, baik yang muda maupun yang tua. Kita mungkin merasakan bahagia pada suatu waktu, kemudian merasakan sedih setelahnya, tetapi inilah kehidupan di dunia. Lalu bagaimana sikap kita sebagai muslim dalam menghadapi ujian?
Bersabar dari Ujian
Ujian merupakan hal yang Allah berikan kepada umat-Nya untuk menaikkan derajat mereka apabila mereka bersabar. Apa yang Allah ta’ala berikan kepada kaum Muslim itu baik bagi kita. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Tidak ada yang tidak merasakan duka karena cobaan yang terjadi. Tetapi ketika kesedihan dan kesepian terus menerus ada dan mencegah kita untuk menjalani kehidupan normal, maka pada titik tersebut kesedihan berubah menjadi suatu penyakit yang perlu kita sembuhkan.
Tidak ada obat yang lebih baik daripada bersabar dan takut kepada Allah, serta berpikir positif atau huznudzan kepada Allah ‘azza wa jalla, Tuhan yang menciptakan bumi ini. Taruhlah rasa percaya kepada Allah, mintalah bantuan kepada Allah. Sebagaimana perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
وَكَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ إذَا رَأَى الْمُنْكَر أَوتَغَيَّرَ كَثِيرٌ مِنْ أَحْوَالِ الْإِسْلَامِ جَزِعَ وَكَلَّ وَنَاحَ كَمَا يَنُوحُ أَهْلُ الْمَصَائِبِ وَهُوَ مَنْهِيٌّ عَنْ هَذَا؛ بَلْ هُوَ مَأْمُورٌ بِالصَّبْرِ وَالتَّوَكُّلِ وَالثَّبَاتِ عَلَى دِينِ الْإِسْلَامِ وَأَنْ يُؤْمِنَ بِاَللَّهِ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَاَلَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ وَأَنَّ الْعَاقِبَةَ لِلتَّقْوَى
“Banyak orang jika dia melihat kemungkaran atau banyaknya perubahan kondisi Islam, dia akan merasa gelisah dan khawatir serta berduka sebagaimana duka ratapan orang-orang yang terkena bencana dan hal itu adalah dilarang dari (meratapi musibah). Namun dia diperintahkan untuk bersabar dan bertawakal serta tetap teguh di atas agama Islam. Hendaknya dia beriman kepada Allah bersama dengan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan. Dan Sesungguhnya akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Majmu’ al-Fatawa 18/295)
Ajang Untuk Mengoreksi Hubungan Kita dengan Allah
Ujian terkadang menjadi indikasi bahwa hubungan kita dengan Allah yang kurang baik. Semakin percayanya kita dengan Allah, maka semakin nyaman dan tenang hati kita. Begitu pula sebaiknya. Perasaan stres maupun sedih bisa timbul karena dosa yang kita lakukan. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124)
Maka dari itu, perbaikilah hubungan kita dengan Allah. Semakin dekatnya hamba dengan Allah Sang Pencipta, maka semakin tenang hatinya.
Baca juga: Kunci agar Tidak Hilang Arah Ketika Menghadapi Ujian Hidup
Memperbanyak Doa Kepada Allah
Hendaknya kita menghadap kepada Allah dengan ikhlas serta memperbanyak doa agar dihindarkan dari perasaan was-was dari setan, karena setan membisiki manusia untuk membuat kebingungan dan ketakutan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita doa untuk melindungi diri dari kecemasan.
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكِ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
“Wahai Allah! Sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, dan anak lelaki dari hamba-Mu yang lelaki dan anak lelaki dari hamba-Mu yang perempuan, nasib saya di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku pada saya, ketetapan-Mu adil pada saya. Saya memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu, yang Engkau telah menamai diri-Mu dengannya atau yang telah Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu atau yang telah Engkau sembunyikan di dalam ilmu gaib milik-Mu. Jadikanlah al-Qur’an sebagai penyejuk hati saya, cahaya dada saya dan penghilang kesedihan saya dan pelenyap rasa resah saya.”
Disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad bahwa barangsiapa yang tertimpa kesusahan lalu dia membawa doa di atas, maka Allah ‘azza wa jalla akan menghilangkan kegelisahannya dan menggantinya dengan rasa bahagia. Para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Seyogyanya kami mempelajari doa di atas.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab, “Benar, seyogyanya setiap orang yang mendengarnya mempelajari doa di atas.” (HR. Ahmad, al-Musnad, 1/391. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahîhah, no. 199)
Menemui Bantuan Profesional
Apabila kondisi semakin memburuk yang dapat mengindikasikan ke level depresi, maka selain cara-cara di atas, kita dapat menemui bantuan profesional seperti psikolog maupun psikiater. Berkonsultasi dengan pihak profesional dapat membantu kita dalam mengenal permasalahan dasar dan mengatasinya sedikit demi sedikit.
Perlu diingat, bukan suatu aib bagi kita untuk meminta tolong orang lain. Meminta tolong ke psikolog maupun psikiater merupakan salah satu usaha kita untuk menjadi mukmin yang lebih kuat. Karena sesungguhnya Allah mencintai mukmin yang kuat, sebagaimana hadis yang dibawakan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah azza wa jalla daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu’, tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki’, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan.” (HR. Muslim no. 2664)
Selain itu, hendaknya kita jangan menyendiri karena itu dapat memunculkan pemikiran-pemikiran negatif yang dapat membahayakan diri. Carilah kegiatan-kegiatan positif yang baru serta ubahlah kebiasaan. Berkumpullah dengan orang-orang saleh, hadiri majelis-majelis ilmu walaupun terasa berat.
Penutup
Apa yang disampaikan ini semoga bisa menjadi nasihat bagi kita semua. Ingatlah bahwan dunia hanya sebentar saja, karena kehidupan yang kekal akan ada setelah kematian. Semoga Allah menghapuskan kesedihan kita dan memberikan kesabaran dalam menghadapinya.
Wallahu a’lam
Baca juga: Hakikat Ujian Dunia
—
Penulis: Lisa Almira
Artikel Muslimah.or.id
Artikel ini terinspirasi dari beberapa halaman IslamQA yang diambil dari
https://islamqa.info/en/categories/very-important/29/answers/30901/a-righteous-young-man-is-overwhelmed-with-worry-and-anxiety-what-is-the-remedy dan https://islamqa.info/en/answers/210410/she-feels-sad-and-depressed-and-is-asking-for-a-solution
Referensi lain:
- Muhammad Abduh Tuasikal, 2016, “Ajaibnya Keadaan Seorang Mukmin”, diakses dari https://rumaysho.com/12985-ajaibnya-keadaan-seorang-mukmin.html
- “Do’a Untuk Menghilangkan Kesusahan, Minta Ampun Pada Hari Pembalasan”, diakses dari https://almanhaj.or.id/10052-doa-untuk-menghilangkan-kesusahan-minta-ampun-pada-hari-pembalasan.html
- Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas, “Mukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai Oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala”, diakses dari https://almanhaj.or.id/12492-mukmin-yang-kuat-lebih-baik-dan-lebih-dicintai-oleh-allah-subhanahu-wa-taala-2.html