Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Hakikat Ujian Dunia

Adika Mianoki oleh Adika Mianoki
23 April 2015
di Tazkiyatun Nufus
1
Share on FacebookShare on Twitter

Sesungguhnya kehidupan dunia adalah negeri ujian dan penuh dengan cobaan. Tidaklah seorang hamba hidup di dunia kecuali dia akan diuji dan nantinya akan kembali kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ;

?????????? ????????? ????????? ????? ???????? ?????????? ????????? ?????????? ????????????

“Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik“ (An-Najm : 31).

????? ?????? ????????? ????????? ????????????? ?????????? ??????????? ???????? ??????????? ???????????

“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (Al-Anbiya’ :35).

Donasi Muslimahorid

Ujian dan cobaan dalam hidup di dunia terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa kesempitan dan musibah. Bisa berupa sehat maupuan kondisi sakit, bisa  berupa kekayaan maupun kemiskinan. Seorang mukmin akan menghadapi ujian dalam dua keadaan : kondisi susah dan kondisi senang.

Dalam setiap ujian yang menimpa manusia akan selalu ada kebaikan. Oleh karena itu  dalam sebuah hadits dari sahabat Anas radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

??????? ???????????? !! ??? ??????? ??????? ???? ??????? ?????? ????? ??????? ????

“Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Tidaklah Allah menetapkan kepadanya sesuatu kecuali itu merupakan kebaikan baginya“ (H.R Ahmad).

Perkataan Nabi (???????) mencakup segala kondisi, baik itu ujian berupa kesusahan maupun kesenganan. Seorang mukmin dalam setiap kondisi ujian yang dihadapai akan senantiasa dalam kebaikan. Seorang mukmin yang mendapat taufik dari Allah, jika sedang diuji oleh Allah dengan kesusahan dan kesempitan seperti sakit, miskin, dan musibah lainnya akan menghadapinya dengan sabar. Dengan kondisi ujian semacam ini, seorang mukmin akan mendapat kebaikan berupa pahala orang-orang yang sabar. Jika Allah mengujinya dengan kesenangan dan kemudahan seperti diberi kondisi sehat dan kekayaan harta , maka seorang mukmin akan menjadi orang yang bersyukur kepada Allah sehingga dia mendapat kebaikan berupa pahala orang-orang yang bersyukur.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits dari Suhaib bin Sinan radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

??????? ???????? ??????????? !! ????? ???????? ??????? ?????? ???????? ????? ???????? ?????? ???????????? ? ???? ??????????? ???????? ?????? ??????? ??????? ???? ? ?????? ??????????? ???????? ?????? ??????? ??????? ????

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Segala sesuatu yang terjadi padanya semua merupakan kebaikan. Ini terjadi hanya pada orang mukmin. Jika mendapat sesuatu yang menyenangkan dia bersyukur, maka itu kebaikan baginya. Jika mendapat keburukan dia bersabar, maka itu juga kebaikan baginya“ (H.R Muslim).

Seorang mukin dalam kondisi kesusahan akan mendapat kebaikan berupa pahala orang yang bersabar dan dalam kondisi lapang dan senang akan mendpat kebaikan berupa pahala orang yang bersyukur. Senantiasa berubah-ubah kondisinya antara sabar dan syukur. Allah Ta’ala berfirman dalam empat tempat di dalam Al-Qur’an :

????? ??? ?????? ????????? ??????? ???????? ???????

“Sesungguhnya dalam yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang bersabar dan bersyukur“

Firman Allah ini terdapat dalam surat Ibrahim ayat 5, Luqman ayat 31, Saba’ ayat 19, dan Asy-Syuura ayat 33. Allah Ta’ala menyebutkan dua keadaan yang agung ini yaitu sabar tatakala menghadapi musibah dan bersyukur tatakala memperoleh nikmat.

Hendaknya seorang mukimin mengetahui bahwasnya ketika Allah Ta’ala memberikan kelapangan pada seorang hmba berupa nikmat harta, sehat, anak, dan kenikmatan lainnya  bukan merupakan bukti bahwa Allah meridhoi dan memberi kemuliaan kepada hamba tersebut. Demikian pula kesempitan yang diperoleh seorang hamba berupa kekurangan harta, musibah sakit, dan musibah lainnya tidak menunjukkan bahwa Allah tidak ridho atau sedang menghinakan hamba tersebut. Ini merupakan persangkaan sebagian manusia yang telah Allah nafikan dalam firman-Nya :

???????? ???????????? ????? ??? ?????????? ??????? ???????????? ??????????? ????????? ?????? ?????????? (15) ???????? ????? ??? ?????????? ???????? ???????? ???????? ????????? ?????? ?????????

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“ (Al-Fajr : 15-16).

Allah Ta’ala menafikan persangkaan hamba-Nya tersebut dalam ayat selanjutnya dengan berfirman : { ?????? } (Sekali-kali tidak demikian), maksudnya bahwa persangkaan mereka keliru dan tidak benar. Barangsiapa yang Allah lapangkan baginya berupa harta, kesehatan, anak, dan kenikmatan lainnya bukan merupakan bukti keridhoan Allah dan kemuliaan orang tersebut. Demikian pula barangsiapa yang Allah beri kesempitan bukan menunjukkan bahwa Allah menghinakan orang tersebut. Apapun kondisi seorang hamba semuanya adalah ujian dan cobaan.  Terkadang Allah memberi ujian kepada hamba berupa harta, kesehatan, keselamatan, dan kenikmatan lainnya dan terkadang Allah memberi ujian kepada hamba berupa kemiskinan, sakit, dan kondisi lainnya.

Para ulama berbeda pendapat manakah yang lebih utama di sisi Allah : orang kaya yang bersyukur atau orang miskin yang bersabar? Yang benar bahwasanya yang paling utama di antara keduanya adalah yang paling bertakwa kepada Allah. Jika mereka sama-sama bertakwa maka akan mendapat balasan yang sama. Orang yang pertama, Allah mengujinya dengan kekayaan dan dia bersyukur, adapun orang yang kedua Allah uji dengan kemiskinan dan dia bersabar. Masing-masing dari keduanya telah melakukan bentuk penghambaan kepada Allah seusai dengan tuntutan kondisi ujian yang dialaminya sehingga keduanya mendapat keberuntungan. Ini merupakan keberuntungan dan kemenangan berupa pahala bagi orang yang bersyukur dan orang yang bersabar.

Tempat kembalinya seluruh manusia adalah kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah menutup ayat-Nya dengan berfirman

??????????? ???????????

“Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (Al-Anbiya’ :35)

Maksudnya bahwa seluruh manusia akan mendapat ujian di dunia kemudian semuanya akan kembali kepada Allah, agar orang-orang yang berbuat kebaikan mendapat balasan atas kebaikannya dan orang-orang yang berbuat keburukan mendapat hukuman atas keburukannya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita dan kita senantiasa berusaha agar kita menjadi  orang yang beruntung dan mendapat kemenangan dalam menghadapai ujian dan cobaan  baik itu berupa nikmat maupun musibah. Hanya Allah satu-satunya Zat Yang Maha Memberi Petunjuk dan tiada sekutu bagi-Nya.

***

Sumber : http://al-badr.net/detail/8hGzRYUbcMP0

Penulis: dr. Adika Mianoki

Artikel Muslimah.Or.Id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Adika Mianoki

Adika Mianoki

Alumni dan pengajar Ma'had Al Ilmi, S1 Kedokteran Umum UGM, penulis buku "Jawaban 3 Pertanyaan Kubur"

Artikel Terkait

Cinta Yang Tidak Diingkari dan Tidak Pula Tercela

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
17 Februari 2023
0

Demikianlah cinta yang tidak diingkari dan tidak pula tercela bahkan termasuk jenis cinta yang paling terpuji. Begitu juga dengan mencintai...

Obat Penyakit Hati

oleh Muslimah.or.id
17 Januari 2016
0

Setiap penyakit pasti ada obatnya, dan tidaklah Allah Ta’ālā menurunkan penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Hati yang sakit masih...

Hakekat Dzikir Dan Syukur

oleh Adika Mianoki
24 September 2014
0

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa agama ini dibangun di atas dua kaedah penting : dzikir dan syukur. Allah dan rasul-Nya menggabungkan...

Artikel Selanjutnya

Benarkah Nafkah Adalah "Uang Jajan" Bagi Istri?

Komentar 1

  1. Furqaan says:
    7 tahun yang lalu

    Terimakasih pencerahannya. Tulisan yang luar biasa manfaatnya. Semoga penulisnya mendapat Rahmat dari Allah Subhanahu Wata’alaa

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.