Menuntut ilmu agama merupakan bagian dari perjalanan seumur hidup kita. Usia tidak mencegah kita untuk mencarinya karena menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Menuntut ilmu merupakan ibadah yang paling afdal bagi setiap umat muslim. Karena seluruh ibadah hanya bisa ditunaikan dengan ilmu yang diajarkan oleh Allah melalui para nabi. Maka pastilah Allah akan memberikan pahala kepada hamba-Nya yang mau bersusah payah dalam menuntut ilmu.
Akan tetapi, seiring dengan disibukkannya kita dengan perkara dunia membuat kita semakin lalai untuk menuntut ilmu. Kurangnya ketertarikan dalam menuntut ilmu agama merupakan suatu musibah yang besar. Kebodohan akan mendatangkan sengsara, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan dari Fatwa asy-Syaikh Muhammad Ibnu Shalih al-‘Utsaimin, terdapat beberapa cara untuk mengatasi rasa malas dalam menuntut ilmu, diantaranya:
Memurnikan niat kepada Allah dalam menuntut ilmu
Jika seseorang ikhlas kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam menuntut ilmu, maka ia mengetahui jika nanti akan mendapatkan balasan pahala dari Allah. Perlu diketahui juga bahwa hal tersebut akan mengantarkan kita pada derajat umat yang tinggi sehingga dapat menaikkan semangat dalam menuntut ilmu, sebagaimana dengan firman Allah Ta’ala :
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّينَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.” (QS. An-Nisa`: 69)
Baca juga: Pemahaman Yang Benar Dan Niat Yang Baik
Mencari teman yang dapat menyemangati dalam menuntut ilmu agama
Memiliki teman yang mengingatkan dalam perkara agama merupakan rezeki yang sangat besar dari Allah ‘Azza wa Jalla. Kita akan saling memberikan semangat, nasihat, sekaligus ruang untuk berdiskusi sehingga semangat kita dalam menuntut ilmu tidak berkurang.
Di dalam Islam, kita sangat dianjurkan untuk memilih teman yang baik. Hal ini dapat kita petik dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Dawud, no. 4833, at-Tirmidzi, no. 2378, dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih)
Bersabar dan disiplin pada diri sendiri
Allah Ta’ala berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ , وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا , وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya. Hal tersebut telah melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28)
Maka bersabarlah dalam menuntut ilmu sehingga hal itu dapat menjadi karakter kita. Jika kita terjerumus dalam kebosanan maupun kalah dengan hawa nafsu, berusahalah sebaik mungkin untuk melawannya. Sesungguhnya syaitan menyeru kepada manusia untuk bermalas-malasan.
Wallahu a’lam
Baca juga: Tips Menghilangkan Malas Belajar
—
Diketik ulang dengan sedikit perubahan dan tambahan dari Fatwa asy-Syaikh Muhammad Ibnu Shalih al-‘Utsaimin, Kitab al-‘Ilm, hlm. 105, yang diambil dari https://islamqa.info/en/answers/20163/dealing-with-the-lack-of-interest-in-seeking-knowledge
Referensi lain:
- Ahmad Anshori, 2020, “Menuntut Ilmu Sampai Mati”, diakses dari https://konsultasisyariah.com/36214-menuntut-ilmu-sampai-mati.html
- M. Saifudin Hakim, 2013, “Setiap Muslim Wajib Mempelajari Agama”, diakses dari https://muslim.or.id/18810-setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html
- Muhammad Abduh Tuasikal, 2016, pada Khutbah Jum’at di Bibal, diakses dari https://rumaysho.com/13311-manfaat-teman-yang-baik.html
Artikel: Muslimah.or.id