Suatu ketika, seorang anak kaum muslimin tertangkap oleh tentara Syiah. Dia pun diancam dan dipaksa mengatakan secara jujur. Akhirnya terjadi dialog antara orang-orang Syiah dengan anak yang malang ini. Berikut ini kurang lebih isi dialog itu yang terekam dalam video yang diunggap di youtube:
“Siapakah penciptamu?”
“Basyar Assad”
“Kepada siapa kamu berdoa?”
“Basyar Assad”
“Siapa yang kamu sembah?”
“Basyar Assad”
“Sekarang kamu paham … siapa Allah?”
“Basyar Assad”
“Siapa Muhammad?”
“Basyar Assad”
“Siapa yang lebih kenal? Allah atau Basyar (Assad)?”
“Allah Syiria, Bashar (Assad)”
Siapakah yang lebih baik? Allah atau Basyar (Assad)?
“Bashar”
Anak itu pun dipaksa mengatakan Laa ilaha illa Bashar!”
Demikianlah musuh tauhid selalu memasarkan produk sesat penuh kekufuran kepada kaum muslimin yang senantiasa ingin berpegang teguh pada Islam. Dialog memilukan di atas terjadi di bumi Syiria, negeri yang hancur di bawah kekuasaan syiah nushairi’yah. Umat Islam baik orang tua, remaja maupun kalangan anak-anak dipaksa di bawah ancaman senjata untuk menuhankan pemimpin negerinya.
Pentingnya Kalimat Laa Illaha Illallah
Islam memerintahkan orang tua untuk mengajarkan kalimat tauhid sejak dini. Pahamkanlah mereka dengan bahasa yang mudah dimengerti akan arti tauhid. Allah itu satu dan bersemayam di Arsy. Tanamkan keyakinan kokoh bahwa Allah pencipta langit dan bumi serta segala yang ada di semesta ini. Begitu pula ajak anak agar berdoa hanya kepada Allah saja. Kenalkan sejak dini 3 landasan utama yang sederhana ini:
- Tanyakanlah, siapa Rabbmu? Ajari ia untuk menjawab: Rabbku adalah Allah.
- Tanyakanlah, siapa Nabimu? Ajari ia untuk menjawab: Nabiku adalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Tanyakanlah, apa agamamu? Ajari ia untuk menjawab: Agamaku adalah Islam.
Dengan memberi pemahaman yang benar tentang tauhid uluhiyah, rubbubiyah, serta asma wa sifat Allah, insya Allah akan tertanam benih-benih keimanan yang kokoh kepada Allah sehingga anak akan terbiasa mencintai-Nya, berdoa hanya pada-Nya dan selalu merasa diawasi oleh Allah ta’ala. Tauhid yang lurus sebagaimana yang diperintahkan-Nya akan mengantarkan seorang mukmin pada surga dan amal shalihnya akan diterima Allah.
Anak-Anak Jadi Target Utama Kekufuran
Sungguh orang-orang kafir tak akan ridha ketika anak-anak kaum muslimin menjadi generasi Islam yang komitmen pada Al Qur’an dan Sunnah. Mereka melancarkan berbagai provokasi, makar dan segala kekuatannya yang menghancurkan Islam. Gerakan ghazwul fikri atau invasi pemikiran mereka kerahkan agar anak-anak Islam buta terhadap Tuhan mereka. Mereka membuat film-film, game-game dan menerbitkan buku-buku yang mengajak pada kekufuran, kekerasan, pornografi dan menjauhkan anak-anak dari akhlak mulia. Dan saat ini banyak anak-anak kecanduan tayangan yang berbau mistik, seperti kepercayaan akan kehebatan para dewa, peri dan berbagai tokoh fiktif yang digelari superhero yang menolong saat genting.
Saatnya orang tua dan pendidik prihatin dengan aqidah anak-anaknya, apakah mereka masih menyembah Allah saat kita telah tiada? Sudahkah kita membentengi aqidah mereka dengan pemahaman tauhid yang benar? Seharusnya kita selalu memohon pada Allah agar anak-anak kita terjaga dari makar para penyeru kesesatan. Dan kita perlu terus menerus membina aqidah mereka hanya beribadah kepada Allah saja, menjauhi perilaku syirik, tidak menuhankan benda-benda, berdoa hanya pada Allah dan tidak terperdaya berbagai provokasi dan makar musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.
Tanamkan dalam hati buah hati anda akan kebesaran Allah, sifat kasih sayangNya dan hanya Allahlah yang berhak disembah dan diibadahi. Ceritakan kisah orang shalih, Luqman Al Hakim, yang menasihati putra-putranya untuk menyembah hanya kepada Allah dan menjauhi syirik.
Semoga Allah mengokohkan tauhid hambaNya yang senantiasa mengagungkan-Nya dengan kalimat mulia. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah membaca syahadat La illah illallah sebelum kalian terhalang mengucapkannya” (HR. Abu Ya’la [6145] dan Ibu Adi [IV/77] dari Ibnu Amr. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah [467]).
Wallahu a’lam.
Referensi :
- Majalah Asy-Syariah, No. 144/XI 1437 H
- Mencetak Generasi Rabbani, Ummu Ihsan & Abu Ihsan Al Atsari, Pustaka Imam Asa Syafi’i, 2015
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Artikel Muslimah.or.id
Terimakasih um tulisannya