Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Tahukah Anda tentang Asal Mula Penyembahan Berhala?

Athirah Mustajab oleh Athirah Mustajab
12 Oktober 2012
di Akidah
6
Share on FacebookShare on Twitter

Yang pertama kali memprakarsai kesyirikan di jazirah Arab adalah orang dari keturunan Ismail. Mulanya, bila mereka keluar dari Tanah Haram untuk mencari rezeki, mereka membawa batu dari Tanah Haram untuk dibawa serta. Jika mereka singgah di sebuah tempat, mereka meletakkan batu itu di sisi mereka. Kemudian mereka bertawaf (mengelilingi) batu tersebut sebagaimana tawaf di Baitullah. Bersamaan dengan itu, mereka juga berdoa kepada Allah. Apabila mereka kembali melanjutkan perjalanan, batu itu tak lupa dibawa serta. Demikian seterusnya.

Seiring kematian si pembuat bid’ah ini, serta sejalan dengan pergantian zaman, hiduplah generasi jahil yang jatuh hati kepada batu yang menjadi berhala tadi. Mereka mengira batu itu adalah tuhan yang mampu mendekatkan mereka kepada Allah Ta’ala Rabb Baitullah Al-Haram.

Itulah cikal-bakal penyembahan berhala oleh anak cucu Ismail dari keturunan Adnan.

Bagaimana dengan berhala berbentuk patung?

Penyembahan berhala berbentuk patung dan gambar dimulai oleh ‘Amr bin Luhay Al-Khuza’i, seseorang berdarah Syam yang hijrah ke negeri-negeri Hijaz.

Suatu ketika, dia bersafar dari Mekkah menuju Syam. Di Syam, dia melihat para penduduk  setempat menyembah berhala. Dia pun bertanya, “Berhala apa yang kalian sembah ini?”

Donasi Muslimahorid

Para penduduk menjawab, “Kami menyembahnya supaya dia menurunkan hujan, ternyata dia benar-benar menurunkan hujan bagi kami. Kami memohon pertolongannya, ternyata dia benar-benar menolong kami.”

‘Amr bin Luhay berkata, “Bolehkah kalian berikan berhala itu untukku supaya aku membawanya pulang ke negeri Arab dan penduduk di sana bisa menyembahnya?”

Akhirnya penduduk Syam memberi berhala yang mereka namai “Hubal” itu. Demikianlah, Hubal pun dipajang oleh penduduk Mekkah di sekitar Ka’bah. Hubal tetap ditempatkan di sana hingga tibanya hari kemenangan Islam.

Kala kemenangan itu tiba, Hubal beserta 320 berhala lainnya dihancurkan dan dijauhkan dari Ka’bah. Dengan demikian, Baitullah Al-Haram menjadi suci bersih tanpa berhala. Demikian pula Mekkah dan Tanah Haram kembali menjadi suci dari berhala. Segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam.

Lalu, bagaimana nasib ‘Amr bin Luhay selanjutnya?

Dia terusir dari Mekkah yang suci. Penduduk Mekkah mengharamkan ‘Amr bin Luhay menginjakkan kakinya lagi di sana. Dahulu dia menciptakan syariat baru kemudian penduduk Mekkah mengikutinya. Dia juga membuat bid’ah dan memperindah bid’ah itu. Itulah pertama kalinya ada yang mengganti agama Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam di kawasan Hijaz.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersaksi tentang peristiwa ini,

???? ???? ?? ??? ??? ???? ?? ????? … ??? ??? ?? ??? ??? ??????? ???? ??????? ???? ??????? ???? ??????? ???? ??????? ???? ?????? …

“Aku melihat ‘Amr bin Luhay menarik usus di nereka –dialah yamg pertama kali mengubah agama Ismail kemudian dia memasang berhala– Dialah yang memulai membuat aturan tentang onta bahirah (1), saaibah (2), washiilah (3), dan Ham (4)”  (Hadits shahih)

Marji’: Hadza Al-Habib Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Ya Muhib, karya Syekh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Darul Hadits, Kairo.

—

  1. Bahirah adalah onta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil susunya.
  2. Saaibah adalah onta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran sesuatu nadzar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernadzar akan menjadikan ontanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
  3. Washiilah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
  4. Haam adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta jantan sepuluh kali. Perlakuan terhadap Bahirah, Saaibah, Washiilah dan Haam ini adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.

Artikel muslimah.or.id
Penulis: Athirah Ummu Asiyah
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Athirah Mustajab

Athirah Mustajab

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, editor Pustaka Muslim, penulis di WanitaShalihah.com

Artikel Terkait

Bolehkah Mengikuti Natal Bersama dan Tahun Baru ?

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
27 Maret 2008
47

Penyusun: Ummu Aiman Muraja'ah: Ustadz Abu Salman Setiap bulan Desember umat nasrani merayakan hari raya agama mereka, yaitu Hari Natal...

Sekedar Tercapainya Keinginan, Tidak Berarti Perbuatannya Benar

oleh Yulian Purnama
25 Januari 2021
0

Kaidah yang berharga yang kami dengar langsung dari Syaikh Abdurrazzaq Al Abbad hafizhahullah: وجود الآثار لا يدل على صحة العمل...

Beriman Kepada Malaikat

Beriman Kepada Malaikat

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
27 Maret 2008
51

Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Malaikat...

Artikel Selanjutnya

Berbakti kepada Ibu Bapak (Bagian 1)

Komentar 6

  1. aisyah ummu ibrohim says:
    13 tahun yang lalu

    bismillah
    sungguh,jika dipikir2,itu adlh perbuatan yg tdk masuk logika.namun pada zaman modern sprti skarang, masih saja ada yng melakukan hal itu namun lbh beragam bentuknya.ALLOHUROBBUNA tdk pernah bsatertandingi oleh apapun apalagi skedar binatang/bebatuan yg bahkan kedudukannya msh jauuuh lbh rendah daripada manusia.bagaimana mungkin ada manusia menyembah/mnjadikan wasilah binatang2 maupun bebatuan sprti itu padahal dilihat dri derajatnya saja,manusia jauh lbh agung.kemana yach akal mereka?!!!
    naudzubillah,jgn smpai kita termasuk golongan sprti Amr ibn luhay,
    ALLOHUmusta’an

    Balas
  2. joko says:
    13 tahun yang lalu

    jaman itu sebelum era nabi Ibrahim atau sesudahnya ya ?
    yang saya masih bingung, kenapa Islam turun ditanah arab….

    Balas
  3. Nursokhip 50th says:
    12 tahun yang lalu

    karena seseorang mengagungkan pemuka masyarakat atau pemuka agama secara berlebihan …..maka bisa juga seseorang itu dipatungkan/jadi berhala walaupun berupa foto-foto…. sukron

    Balas
  4. Nursokhip 50th says:
    12 tahun yang lalu

    saya kq merasa sulit menghafak juz amma///////sukron

    Balas
  5. Abu Uways says:
    5 tahun yang lalu

    Setelah Nabi Ibrahim Alaihi Sholatuwassalam.
    Wallahu a’lam, kuasa Allah yg menghendaki Islam turun ditanah Arab.

    Balas
  6. Febri says:
    4 tahun yang lalu

    Kok jadi keturunan ismail yg menyembah berhala asal muasal nya..bukan kah sejak jaman nabi nuh sudah ada oenyembah berhala..kaum israel yg keturunan ishaq juga ada yg nenyembah patung sapi emas..kok cuma ismail yg di sebut di artikel ini..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.