Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Keutamaan Bulan Zulkaidah

Annisa Auraliansa oleh Annisa Auraliansa
17 Mei 2025
di Akidah
0
Keutamaan Bulan Zulkaidah
Share on FacebookShare on Twitter

Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan yang agung nan mulia, yang termasuk di antara bulan-bulan haram, bahkan merupakan penghulu dari tiga bulan haram yang berturut-turut, yaitu bulan Zulkaidah.

Asal kata Dzulqa’dah yaitu Al-Qa’dah dengan di-fahath-kan huruf Qaf-nya atau boleh juga di-kasrah-kan; dinamakan demikian karena pada bulan tersebut orang-orang Arab zaman jahiliyah qu’ud (duduk atau tidak melakukan) peperangan atau bepergian. Bentuk jama’-nya adalah Dzawatul Qa’dah. (Tafsir Ibnu Katsir, 4: 202)

Adapun keutamaan bulan Zulkaidah, yang pertama sebagaimana yang telah disebutkan, bahwa bulan ini termasuk di antara bulan haram yang empat. Ali bin Abu Thalhah berkata bahwa Ibnu ‘Abbas berkata, “Allah mengistimewakan empat bulan itu (Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab) sebagai bulan haram. Allah meninggikan kehormatannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada keempat bulan itu lebih besar daripada bulan lainnya. Begitu pula amal saleh di keempat bulan tersebut lebih besar daripada amal saleh di bulan lainnya.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 218)

Kedua, bulan Zulkaidah termasuk bulan haji yang disebutkan di dalam Al-Qur’an,

ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰت

Donasi Muslimahorid

“Haji adalah pada bulan-bulan yang telah diketahui.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Ketiga, bulan Zulkaidah adalah bulan di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan seluruh ibadah umrah beliau semasa hidupnya, selain umrah yang beliau gabungkan dengan ibadah haji. Dan sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berihram untuk umrah ini pun pada bulan Zulkaidah, akan tetapi penunaiannya di bulan Zulhijah bersamaan dengan ibadah haji.

Ibadah umrah dilaksanakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidup beliau sebanyak empat kali. Pertama, umrah di tahun Hudaibiyah, yang terhalang untuk diselesaikan hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin yang menyertai beliau saat itu langsung bertahalul dan pulang kembali ke Madinah. Kedua, umrah yang dilaksanakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun berikutnya, yang dinamakan umrah qadha (umrah pengganti), sebagai pengganti atas umrah yang terhalang pada tahun Hudaibiyah. Kemudian yang ketiga, umrah Ji’ranah yang dilaksanakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat penaklukan kota Mekah. Adapun umrah terakhir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umrah yang beliau laksanakan ketika haji wada’.

Lantas timbul pertanyaan, apakah ibadah umrah lebih baik dan lebih besar pahalanya jika dilakukan di bulan Zulkaidah, mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Manakah yang lebih utama, umrah di bulan Zulkaidah atau di bulan Ramadan?

Disebutkan dari sekelompok salaf, di antaranya Ibnu ‘Umar, ‘Aisyah, dan Atha’ bahwa umrah di bulan Zulkaidah lebih utama dari umrah di bulan Ramadan. Hal ini disebabkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan umrah di bulan Zulkaidah dan bulan-bulan haji. (Latha’iful Ma’arif, hal. 487)

Akan tetapi, pendapat yang lebih kuat bahwa umrah di bulan Ramadan adalah yang lebih utama dibandingkan umrah di bulan Zulkaidah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عمرة في رمضان تعدل حجة

“Umrah di bulan Ramadan sama pahalanya dengan haji.” Atau dalam riwayat yang lain,

تقضي حجة معي

“Sama dengan ibadah haji bersamaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan yang keempat, di antara keutamaan bulan Zulkaidah merupakan tiga puluh hari yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. Sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Ta’ala,

وَوَٰعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” (QS. Al-A’raf: 142)

Adapun firman Allah, وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ  [Dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi)] maksudnya adalah sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijah.

Kita memohon kepada Allah agar memudahkan kita untuk beramal dengan sebaik-baiknya pada bulan haram yang mulia ini. Semoga Allah menutupi aib-aib kita dan memaafkan semua kesalahan, kelalaian, dan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan semoga Allah menerima semua amal ibadah serta ketaatan yang kita kerjakan. Hanya kepada Allah kita memohon taufik.

Baca juga: Wahai Muslim! Kenalilah Bulan-Bulan Haram

***

Penulis: Annisa Auraliansa

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Al-Hanbali, Al-Hafidz Ibnu Rajab. 1420. Latha’iful Ma’arif (Terjemahan: Sidiq, Yusuf). Sukoharjo: Penerbit Al-Qowam.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2012. Ritual Sunnah Setahun. Bogor: Media Tarbiyah.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Annisa Auraliansa

Annisa Auraliansa

Penulis di muslimah.or.id

Artikel Terkait

Siaga Virus Riya’ (Bag. 2)

oleh Mentari Anggun
15 Juni 2017
0

Telah nampak bagi kita betapa bahayanya virus riya' ini apabila ia membonceng pada amalan-amalan shalih seorang hamba. Berikut ini adalah...

Hukum Perkataan “Aku beriman insya Allah”

Hukum Perkataan “Aku beriman insya Allah”

oleh Hanifa Nadhya Ulhaq
25 April 2024
0

Mungkin perkataan ini tidak asing terdengar oleh telinga kita, bahkan mungkin pernah terucap oleh lisan kita, bukan karena ragu akan...

Alam Kubur

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
21 Mei 2012
3

Pertanyaan, “Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan. Penanya ini, Ibrahim dari Riyadh, bertanya, 'Apakah akidah ahlus sunnah wal jama'ah dalam...

Artikel Selanjutnya
Penuntut Ilmu

Mau Jadi Penuntut Ilmu? Begini Tahapannya! (Bag. 1)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.