Ibadah adalah pekerjaan seumur hidup. Termasuk dalam ibadah adalah menuntut ilmu syar’i sebagai bekal tegaknya ibadah yang lain. Oleh karena itu, seorang hamba yang perhatian dengan ibadah, akan perhatian pula dengan ilmu sebagai tonggaknya. Selain itu, menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
???? ?????? ????????? ?????????? ?????? ??????? ??????? ????? ???? ????????? ????? ??????????
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim No. 2699
Saudariku … tidak diragukan lagi bahwa sebab terbesar keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu adalah tawakal kepada Allah kemudian ia meluruskan niatnya. Seorang penuntut ilmu juga harus memperhatikan adab-adab menuntut ilmu. Selain itu, ada beberapa faktor yang hendaknya menjadi perhatian bagi seorang penuntut ilmu sehingga menjadi sebab keberhasilan dalam proses belajarnya.
Pertama, memulai dengan pelajaran yang ringan sebelum yang berat. Banyak penuntut ilmu yang tidak paham apa yang mereka pelajari karena terburu-buru mengkaji kitab yang yang luas sebelum mempelajari kitab-kitab yang ringkas. Selayaknya para penutut ilmu memulai belajar dari kitab yang lebih mudah baru beranjak ke kitab yang lebih sulit dan luas pembahasannya. Tentu akselerasi dalam belajar adalah keinginan setiap penuntut ilmu tetapi apa gunanya bila tak paham?
Kedua, memulai dari kitab dengan metode yang lebih mudah sehingga lebih mudah pula memahami dan menyerap isinya dengan baik. Untuk mengetahuinya, kita bisa bertanya kepada pengajar yang sudah mempelajari banyak kitab dalam satu cabang ilmu untuk memberikan rekomendasi. Juga termasuk memilih metode belajar yang digunakan, kadang antara ilmu yang satu dengan yang lainnya akan lebih mudah dipahami dengan metode belajar yang berbeda.
Ketiga, banyak membaca, menelaah, dan menyimak pelajaran yang masih terkait dengan ilmu yang sedang dipelajari sehingga akan membantu meningkatkan pemahaman. Kita juga dapat menyiapkan buku-buku pendamping belajar, misalnya kamus-kamus, atau dalam ilmu hadits dan Alqur`an ada buku-buku yang memuat penjelasan kata-kata asing yang sulit dipahami.
Keempat, mengulang-ulang bacaan dengan bacaan yang lebih teliti dan berhenti di setiap faidah. Hal ini sangat penting, tujuannya agar lebih paham dan juga menghafalnya karena menghafal akan menguatkan ilmu. Selain itu, suatu saat kita dapat merujuk kembali pada kitab yang sudah dibaca apabila dibutuhkan.
Kelima, hendaknya seorang pelajar bersemangat dalam menghafal ringkasan-ringkasan setiap cabang ilmu. Hafalan ini akan membantunya dalam proses belajar. Juga sepatutnya seorang penuntut ilmu tetap menyiapkan waktu khusus untuk menghafalkan Alqur`an dan kumpulan hadits-hadits dari yang paling ringkas seperti hadits-hadits al-Arba’in an– Nawawiyah.
Keenam, membaca dan memahami. Apabila membaca namun tidak paham, sebaiknya kita mengulang bacaan sampai paham. Ketidakpahaman tidak hanya disebabkan teks bacaan yang sulit, bisa jadi karena kecapaian atau pikiran yang lelah sehingga perlu mengulang bacaannya di waktu yang lain.
Ketujuh, mengulang pelajaran dengan menggabungkan berbagai metode.
- Mengulang bersama teman-teman sesama penuntut ilmu (tanya jawab, recall, atau membuat ringkasan bersama).
- Mengajarkan apa yang dibaca kepada orang yang keilmuannya di bawah atau setara dengannya. Hendaknya para guru memotivasi dan membiasakan muridnya untuk mengajarkan apa yang mereka dapatkan dengan pendampingan sehingga tidak keburu ge-er dengan sebutan yang mereka dapat.
- Membaca atau murajaah pelajaran di depan guru untuk mengoreksi pemahaman.
- Menulis pembahasan ilmiah yang berhubungan dengan pelajaran yang diikuti. Hasil tulisan dapat disetorkan kepada seseorang yang setara keilmuannya, lebih ‘alim, atau kepada gurunya untuk dikoreksi dan diberi pengarahan sehingga tulisannya menjadi lebih baik.
Kedelapan, mengamalkan ilmu yang telah di dapat. Jika ilmunya berkaitan dengan akidah maka hati kita meyakini dan beriman dengan akidah yang dipelajari. Jika berupa ibadah maka kita mengerjakan ibadah tersebut. Jika kita mengetahui sebuah dosa maka kita memperingatkan yang lain dari dosa itu. Jika kita mengetahui tentang bid’ah, selayaknya kita memperingatkan orang lain dari kebid’ahan tersebut dengan hikmah. Tips kedepalan bisa jadi tips yang terakhir, tetapi mengamalkan ilmu sejatinya adalah tujuan utama kita untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Apabila kita ibaratkan ilmu seperti pohon yang rindang maka amal adalah buahnya. Ilmu yang kokoh dan shahih akan menghilangkan keraguan dalam beramal shalih karena ia dibangun di atas dalil ilmiah.
Semoga tips-tips di atas bermanfaat untuk penulis kemudian pembaca dan orang-orang yang mengamalkannya.
Referensi: Lentera Penuntut Ilmu (Terjemahan kitab Barnaamaju ‘Ilmiyyi Muqtarahin Liman Sammats Himmatuhu fii Thalabil ‘Ilmi), Penerbit Muslim Kreatif, Cet. Pertama 2015.
Penulis: Titi Komalasari
Artikel Muslimah.or.id