Kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini telah diketahui dan telah tercatat dalam Lauhul Mahfuzh sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan lagit dan bumi. Termasuk dalam hal ini adalah diturunkannya hujan, kapan terjadinya, di mana diturunkan, berapa intensitasnya, dan bagaimana dampak dari hujan tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ القَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ. قَالَ رَبِّ وَ مَاذَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيْرَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’ Qalam mengatakan, ’Apa yang akan aku tulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’” (HR. Abu Dawud no. 4700, dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit. Juga diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 2156 dalam Al-Qadr dan no. 3316 dalam At-Tafsir dan selainnya. Ini adalah hadis sahih. Hadis ini dikatakan shahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih wan Dha’if Sunan Abi Dawud no. 4700 dan Sunan wa Dha’if Sunan At-Tirmidzi no. 2155)
Berkaitan dengan qadha’ Allah terhadap segala sesuatu yang akan terjadi pada makhluk-Nya, Allah berfirman,
فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhan: 4)
Malam yang dimaksudkan di sini adalah malam Lailatul Qadar sebagaimana pendapat mayoritas ulama tafsir. (Lihat Fathul Qadir, Asy-Syaukani, 6: 422, Mawqi’ At Tafasir).
Asy-Syaukani rahimahullah menyebutkan sebagaimana dikeluarkan oleh Muhammad bin Nashr, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim, bahwa Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat di atas, “Pada malam Lailatul Qadar segala sesuatu dicatat dalam Ummul Kitab (yang ada di Lauhul Mahfuzh) berupa rezeki, kematian, kehidupan, hujan, sampai orang yang berhaji yaitu si fulan akan berhaji dan si fulan akan berhaji.” (Fathul Qadir, 6: 425)
Lauhul Mahfuzh adalah kitab Allah di mana Allah mencatat setiap takdir makhluk. Lauhul Mahfuzh dalam Al-Qur’an biasa disebut Al-Kitab, Al-Kitabul Mubin, Al-Imamul Mubin, Ummul Kitab, dan Al-Kitab Al-Masthur. (Lihat Al-Qadha wal Qadar, Dr. ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar, hal. 31)
***
Artikel Muslimah.or.id
bismillah.Izin copy paste salah satu dalil