Terkabulnya Doa Nabi Musa Tatkala Beliau Berdoa Kepada Allah Agar Mengunci Mati Hati Firaun
Allah Ta’ala mengisahkan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam ketika beliau berdoa, “Ya Rabb, Engkau telah mberikan kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan manusia dari jalan-Mu. Ya Allah, binasakanlah harta mereka dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih.” (Qs. Yunus: 88) Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Musa tersebut dengan kelanjutan firmanNya, “Sungguh telah diperkenankan permohonan kamu berdua.” (Qs. Yunus: 89) Kedua ayat ini menceritakan bahwa Nabi Musa memohon kepada Allah Ta’ala agar mengunci hati Fir’aun dan tidak menjadikannya sebagai golongan orang-orang beriman sementara itu Nabi Harun mengaminkannya, sehingga apa yang mereka berdua inginkan, dikabulkan Allah Ta’ala, jadilah Fir’aun sebagai orang kafir hingga kematian menjemputnya.
Tidak Diterimanya Taubat Orang Kafir yang Mati dengan Kekafirannya
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.” (Qs. An Nisa: 18)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwasanya Dia tidak akan menerima taubat orang kafir yang mati dengan membawa kekafirannya, sekalipun dirinya menyatakan beriman ketika melihat ajal sehingga keimanannya itu tidaklah memberikan manfaat sedikitpun bagi dirinya.
Fir’aun Telah Mendustakan Para Rasul
Allah Ta’ala berfirman, “Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud Dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan rasul-rasul. Maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.” (Qs. Shad: 12-14)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengabarkan bahwasanya semua kaum yang diceritakan dalam ayat tersebut telah mendustakan para rasul. Bahkan kekafiran mereka melebihi kekafiran orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hanya mengingkari sebagian dan beriman pada sebagian lainnya, sementara Fir’aun dan kuamnya telah mendustakan semua ajaran yang dibawa para rasul, sehingga tidak diragukan lagi kekafiran mereka lebih besar. Barangsiapa yang mendustkan rasul maka dia telah kafir, barangsiapa yang tidak membenarkan rasul maka dia telah kafir. Karena setiap orang yang mendustakan rasul berarti telah kafir dan tidak setiap orang kafir itu mendustakan rasul karena terkadang seseorang itu ragu-ragu terhadap risalah yang rasul bawa atau dia mengetahui kebenaran risalah tersebut namun karena hasad, sombong atau mengikuti hawa nafsunya akhirnya ia memilih untuk mengingkarinya.
Fir’aun Mengaku Sebagai Tuhan yang Disembah
Allah Ta’ala berfirman, “Dan Fir’aun berkata, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (Qs. Qashas: 38) Di ayat lain berbunyi, “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata:”Akulah Tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (Qs. An Nazi’at: 23-26)
Juga firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.'” (Qs. As Syuaraa: 29) Fir’aun mengaku dirinya yang berhak disembah ini adalah kekafiran yang sangat nyata kepada Allah, Rabb semesta alam.
Fir’aun Menggelari Utusan Allah dengan Penyihir dan Orang Gila
Allah Ta’ala berfirman, “Dan Sesungguhnya telah kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; Maka mereka berkata: “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”.Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka”. dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).
Dan Berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, Karena Sesungguhnya Aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (Qs. Ghafir: 23-26)
Firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, “Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.” (Qs. As Syuaraa: 27)
Tidaklah perbuatan diatas dilakukan kecuali oleh orang yang sangat benci kepada utusan Allah dan besarnya kekafirannya kepada satu-satunya Dzat yang berhak disembah.
Fir’aun Menuduh Nabi Musa Sebagai Pendusta dan Mengancamnya dengan Penjara
Allah Ta’ala berfirman, “Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (Qs. Qashash: 38)
Juga dalam firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar Aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.'” (Qs. As Syuaraa: 29)
Laknat dan Siksaan Pedih Bagi Fir’aun di Dunia Hingga Akhirat Kelak
Allah Ta’ala berfirman, “Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada kami. Maka kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka Lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).” (Qs. Qashash: 39-42)
Begitu juga ayat lain berbunyi,: “Ia (Fir’aun) berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan mereka diikuti dengan laknat disini (di dunia) dan begitu pula diakhirat kelak, la’nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.” (Qs. Hud: 98-99)
Allah Ta’ala juga mengancam Fir’aun dengan firman-Nya,: “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Qs. Ghafir: 45 46) “Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.” (Qs. An Nazi’at: 25)
Fir’aun Lebih Kafir daripada Orang Kafir Quraisy yang Diperangi Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam
Saudariku, telah kita ketahui bersama bahwasanya orang-orang kafir arab yang diperangi Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam seperti Abu Jahl dan keluarganya tidaklah mereka mengaku sebagai pencipta alam dan tidak pula mengaku sebagai tuhan yang disembah akan tetapi mereka menyekutukan Allah dalam peribadahan dan mendustakan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Sementara Fir’aun jauh lebih parah daripada apa yang mereka perbuat, dimana ia adalah seorang yang sangat ingkar kepada Rabb-nya, berani menentang al-Kholiq, lebih dari itu iapun mengaku dirinya sebagai tuhan yang disembah, mendustakan orang yang megakui rububiyah Allah Ta’ala dan ia juga mendustakan para rasul bahkan ia mensifati mereka dengan sifat yang buruk, orang gila, tukang sihir dan yang lainnya. Sehingga dengan pembahasan di atas masihkan ada orang yang meragukan kekafiran Fir’aun? Atau bahkan mengatakan Fir’aun seorang mukmin. Allahul musta’an
Untuk mengakhiri tulisan ini kami bawakan nasehat berharga dari seorang ulama Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, “Terkadang musuh-musuh tauhid itu memiliki ilmu yang luas, memiliki buku-buku dan hujjah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
” Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” (Qs. Ghafir: 38)
Jika Engkau telah mengetahui akan hal ini, bahwa jalan menuju Allah itu dipenuhi musuh-musuh yang menghadang, maka wajib bagimu untuk mempelajari agama Allah (dengan benar), karena ia menjadi senjata bagimu untuk membunuh syaithan-syaithan itu. (Syarh Kasyf asy-Syubuhat, hal. 65)
Allahu a’lam bishshowab, Washalallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wattabi’in.
Penulis: Ummu Fatimah Umi Farikhah
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar
Maraji:
Al Qur’an Terjemahan Ar Rad ‘ala Ibni ‘Arobiy, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Maktabah As Syamilah
Syarh Kasyf asy Syubuhat, Muhammad Ibn Shalih al ‘Utsaimin, Dar ats Tsurayya
http://www.Islamweb.net/newlibrary/showalam.php?ids=12815
*** Artikel muslimah.or.id
Mksh atas tulisannya sdh membantu kita untuk lebih mengetahui sejarah nabi.
semoga artikel ini dapat menyadarkan kita untuk jauh lebih baik lg bertakwa di jalan allah SWT.
Assalamu’alaikum
afwan ijin share… syukron ^_^