Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Zionis Romantisme Berkedok Cinta

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
24 September 2017
di Keluarga dan Wanita
0
Share on FacebookShare on Twitter

Cinta, sepenggal kata yang bias membuat orang mabuk kepayang. Cinta yang dilandasi hawa nafsu semata akan membahayakan manusia, meski sepintas lalu terlihat indah penuh pesona. Seorang penyair berkata :

Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat atau mungkin akalku yang tidak lagi ditempat!

Cinta seringkali membuat orang buta, hingga dia melakukan hal-hal aneh untuk menarik perhatian orang yang dia cintai setengah mati..

??????? ???????????? ??????? ???????????? ????? ? ???????? ??????????? ???? ???????? ????????????? ? ???????? ???? ???????? ??? ??????? ????????????? ???????????? ???? ?????????????

Dia (istri Al-Aziz) berkata : “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sungguh aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya benar-benar dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina. [ Q. S. Yusuf : 32 ].

Donasi Muslimahorid

Dan musuh-musuh Islam memanfaatkan kesempatan “emas” ini untuk menebarkan racun berbisa, baik berupa pemikiran, perkataan, bahkan action nyata atas nama cinta untuk merusak kaum muslimin, terutama generasi mudanya.

Pada dasarnya manusia menyukai hal-hal romantis. Lebih-lebih kaum wanita, dengan dominasi perasaannya yang kuat dia lebih mudah ditaklukkan entah dengan kata-kata romantis, janji-janji manis, hingga kaum salibis sukses besar mengibarkan panji romantisme untuk menjerat para muslimah untuk menikah dengan pria non Islam yang notabene hanya demi pemurtadan.

Mereka kemas sedemikian menarik kesesatan dengan kata-kata yang mengesankan kemoderenan, seperti pacaran dengan istilah PDKT atau bertujuan untuk lebih mengenal karakter pasangan. Zina, kencan dengan alasan agar pernikahan langgeng harus mengenal pasangan luar dalam, bukan membeli kucing dalam karung. Making Love mereka propagandakan yang hakekatnya free seks bahkan gaya hidup lesbi atau homo bukan hal tabu.

Begitu gencarnya makar dan tipu daya mereka hingga romantisme sejati yang esensinya dinikmati setelah proses pernikahan Syar’i menjadi terasa kabur kesuciannnya. Media massa dan elektronik pun heboh menyetir, memasarkan produk-produk kaum zionis untuk memerangi pernikahan ala Islam, mereka tebarkan racun mematikan, nilai-nilai syaithoniyah dalam hal pergaulan remaja dengan musik-musik, symbol-symbol budaya produk barat, fashion, film yang bertujuan memasarkan roamtisme picisan.

Dan sejatinya makar mereka itu titik finishnya satu, menentang Allah dan Rasul-Nya yang nyata memerangi zina dan segala atribut yang terkait dengannya.

Karena perbuatan terkutuk ini dilaknat oleh Allah. Bahkan istilah “kumpul kera” pernah terjadi di era jahiliyah.

Nu’man bin Hammad telah menceritakan dari Husain dari ‘Amr bin Maimun, ia berkata, “Pada masa jahiliyah aku melihat seekor kera betina yang sedang berzina dikerubuti kawanan kera lainnya, merekapun merajamnya, dan aku pun ikut merajamnya bersama mereka” ( HR. Bukhari dalam shahih No. 3650).

Di era kiwari ini, banyak media mengumbar kisah percintaan yang menebarkan, dalam bentuk yang lebih simple, yaitu romantisme. Romantisme ala Barbar yang kontradiksi dengan romantisme ala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jargon mereka memasarkan kebebasan, sedangkan dalam Islam romantisme sepasang anak manusia haruslah dibalut dalam bingkai pernikahan.

Disaat mereka jalan bareng sambil menebarkan romantisme, seperti bergandengan berdua, saling memberi perhatian, hadiah bunga atau sekedar kata-kata rayuan. Sementara dalam koridor Islam memerintahkan pasutri untuk saling membina keharmonisan lahir batin, menuntut ilmu berdua dan saling memberi nasehat, memuji pasangan, dan selainnya, bukankah ini bagian dari romantisme yang berpahala?

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam adalah sosok yang sangat romantis. Kata-kata beliau mengesankan bahwa beliau figur yang selalu membahagiaan istri beliau, perhatian beliau sangat besar kepada para istrinya, bahkan tingkah laku perbuatan beliau seharusnya menjadi teladan para suami agar bersikap romantis kepada pasangannya, Tanpa melestarikan romantisme, pernikahan akan gersang. Beliau pernah berlomba lari dengan Aisyah dalam sebuah perjalanan, pernah pula meminum minuman dengan meletakkan bibirnya dibagian gelas tempat istrinya meletakkan bibir untuk meminumnya.

Aisyah pernah ditanya, “ Apa yang dilakukan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dirumahnya ? Aisyah menjawab,” Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya. ( Shahih Bukhari, Bab: “Orang yang mengerjakan pekerjaan keluarganya, lalu shalat didirikan, maka dia keluar”, jild 2, hal 203 ).

Beliau bersama Aisyah menyaksikan permainan orang-orang Habasyah hingga istrinya puas.

Begitulah sekilas pandang bahwa romantisme itu bagian dari Islam yang perlu diketahui kaum muslimin. Ini bagian dari ibadah ketika menjadikan seluruh aspek kehidupan rumah tangga dalam upaya meraih ridho Allah ‘Azza Wa Jalla.

Referensi :

  1. Sutera Ungu, Abu Umar Basyir, Penerbit Darul Furqon, Saudi Arabia, 1429 H.

  2. Taman Orang-Orang Yang Jatuh Cinta & Memendam Rindu, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Jakarta 1423 H.

***

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Saat Istri Berhenti Menua Sampai Tua

Saat Istri Berhenti Menua Sampai Tua

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
30 Agustus 2023
0

Pasanganmu adalah warna hari-harimu yang harus disyukuri karena menikah bukan hanya tentang aku dan engkau namun tentang kita serta harus...

Batasan Aib Dalam Pernikahan

oleh Ummu Sa'id
7 Juni 2012
19

Tidak ada gading yang tak retak. Itulah kalimat pepatah yang mungkin paling layak untuk dijadikan prinsip ketika hendak menentukan pasangan....

Jadilah Istri dan Ibunda Tauladan (Bag. 2)

oleh Ovi Aswara Ummu Aisyah
5 Mei 2017
0

Bagaimana cara menjalankan peran? Saudariku sesama muslimah... hal yang perlu kita pahami dan yakini adalah peran kita sebagai seorang wanita...

Artikel Selanjutnya

Parenting Islami (Bag. 23): Melaksanakan Aqiqah Untuk Sang Anak

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.