Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Parenting Islami (09): Dampak Pujian Dan Celaan Yang Ditujukan kepada Orang Tua

M. Saifudin Hakim oleh M. Saifudin Hakim
1 Januari 2017
di Pendidikan Anak
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pada dua seri sebelumnya telah dikemukakan bahwa amal shalih yang dikerjakan orang tua akan memberikan dampak positif secara kejiwaan kepada sang anak. Demikian pula telah disampaikan bahwa perbuatan buruk orang tua juga dapat memberikan dampak psikis yang buruk terhadap pendidikan anak. Seri kali ini masih berkaitan dengan dua seri sebelumnya tersebut.

Amal-amal kebaikan yang dilakukan kedua orang tua dapat mendatangkan pujian orang lain dari masyarakat kepada anak-anak kita. Demikian pula, perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan orang tua akan mendatangkan celaan, cibiran dan hinaan dari masyarakat. Semua hal di atas mempengaruhi kepribadian dan kondisi kejiwaan anak. Sehingga janganlah kita, wahai ayah dan ibu, menjadi sebab anak-anak dicela karena perbuatan kita sendiri.

Apakah kita ridho jika ada yang mengatakan kepada anak kita, “Ayahmu pencuri? Ayahmu pezina? Ibumu itu suka memasukkan lelaki hidung belang ke rumah? Laki-laki itu sering berdua-duaan dengan ibumu?”.

Apakah kita ridho jika ada yang mengatakan kepada anak kita,“Sesungguhnya ibumu suka ingkar janji?”

Hal tersebut merupakan perkara yang akan menghancurkan kepribadian anak-anak kita, namun kita tidak sadar. Seorang anak yang jika disebutkan bahwa Engkau adalah anak orang yang shalih, orang tuamu adalah orang berilmu, orang yang pemberani, sering mendamaikan orang, dermawan kepada orang-orang miskin, orang yang sering ibadah, maka tentu kejiwaan sang anak akan meningkat, akhlaknya akan mulia dan dia akan bersemangat melakukan berbagai amal kebaikan.

Donasi Muslimahorid

Namun jika dia mendengar masyarakat menggelari orang tuanya dengan gelar buruk, mencela orang tuanya karena perilaku buruk dan memalukan, tentu jiwanya akan hancur.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala banyak menyebut anak-anak dengan (sebab) keshalihan orang tuanya. Allah Ta’ala memotivasi mereka dengan hal tersebut untuk beriman, bersyukur dan beramal shalih. Allah Ta’ala berfirman,

?????????? ???? ????????? ???? ????? ??????? ????? ??????? ????????

“Anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Al-Isra’ [17]: 3)

Maksudnya, kaum Nabi Nuh diingatkan bahwa sesungguhnya orang tua mereka adalah hamba yang bersyukur. Maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang shalih sebagaimana orang tuamu.

Allah Ta’ala berulang kali menyeru di banyak kesempatan dalam Al Qur’an,

??? ????? ????????????

“Wahai Bani Israil.” (QS. Al Baqarah [2]: 47)

Maksudnya, wahai anak keturunan Nabi Israil yang mulia, yaitu Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Seruan ini untuk mengingatkan bahwa ayah atau kakek mereka adalah orang yang shalih, bahkan seorang Nabi yang mulia yaitu Israil (Ya’qub ‘alaihissalam). Seruan ini sekaligus untuk mengingatkan mereka agar mereka meniru, meneladani orang tua mereka dalam hal kebaikan dan keshalihan.

Demikian pula kaum Maryam ‘alaihassalam ketika mereka heran karena menyangka kalau beliau telah berzina, mereka lantas berucap kepadanya,

??? ?????? ???????? ??? ????? ??????? ??????? ?????? ????? ??????? ??????? ????????

“Wahai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” (QS. Maryam [19] : 28)

Bertakwalah kepada Allah wahai ayahanda, bertakwalah wahai ibunda … demi anak keturunan kita …

***

Disempurnakan setelah isya, Rotterdam 26 Shafar 1438

Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim

Artikel Muslimah.or.id

[serialposts]

ShareTweetPin2
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
M. Saifudin Hakim

M. Saifudin Hakim

- Alumnus Ma'had Al-'Ilmi, Yogyakarta. - Alumnus Pendidikan Dokter FK UGM, Yogyakarta. - Alumnus Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda. - Saat ini sedang belajar di Unayzah, Saudi Arabia.

Artikel Terkait

Parenting Islami (24): Kapan Dianjurkan Untuk Memberi Nama Sang Anak?

oleh M. Saifudin Hakim
7 Oktober 2017
0

Terdapat tiga alternatif waktu memberikan nama untuk sang anak dalam sunnah Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, yaitu: 1) di hari...

Keistimewaan Rumah sebagai Wadah Pendidikan

oleh Athirah Mustajab
16 Februari 2014
1

Rumah memiliki peran yang sangat sentral dalam pendidikan anak. Bisa dikatakan bahwa segala sesuatu bermula dari rumah. Bila pendidikan dalam...

Parenting Islami (47): Meminta Izin Kepada Anak Ketika Mengambil Hak-haknya

oleh M. Saifudin Hakim
7 September 2018
0

Di antara tuntunan dan adab orang tua kepada anaknya adalah meminta izin kepada sang anak bila orang tua ingin mengambil,...

Artikel Selanjutnya

Bangsa Arab dan Pakaian Wanita (Bag. III)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.