Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Wanita Tetap Wanita

Labiqotul Fatiyasani oleh Labiqotul Fatiyasani
13 September 2016
di Keluarga dan Wanita
0
Share on FacebookShare on Twitter

Islam datang dengan cahaya yang menerangi gelapnya sikap jahiliyah yang dilakukan terhadap wanita. Agama ini melarang kezaliman yang dilakukan pada masa itu dengan mengharamkan mengubur hidup-hidup bayi perempuan. Islam menetapkan hak waris bagi wanita, menganugerahkan adanya penghormatan terhadap wanita sebagai seorang ibu, mensyariatkan pemberian nafkah sebagai seorang istri, serta menitahkan pemberian kasih sayang dan hak pendidikan sebagai seorang putri.

Islam memberikan penjagaan untuk wanita sebagaimana seorang ratu dalam kemegahan istana. Cukup baginya berada di dalam singgasana istananya. Tidak dibebankan padanya kewajiban menafkahi keluarga, shalat berjamaah, dan jihad. Karena dengan demikian ia dapat berkonsentrasi penuh untuk menaati Allah dan Rasul-Nya, serta mengurus keluarga sebagai permaisuri dan ibu sejati bagi pangeran dan tuan putri. Ia adalah penebar kelembutan, benih kebahagiaan, dan pengetahuan untuk sang buah hati. Peranannya begitu penting, maka tak selayaknya ia berada di luar rumah sehingga istananya kehilangan lentera.

Begitulah Islam mengatur kehidupan manusia, sebagai prinsip dan aturan hidup yang tidak ada cacat celanya. Namun, musuh-musuh Islam tidak rela melihat kesucian dan kehormatan wanita muslimah. Mereka menyadari bahwa baiknya wanita akan menjadikan baik pula keadaan masyarakatnya, dan dengan rusaknya wanita maka rusaklah pula keadaan masyarakat itu. Maka mereka berusaha meniupkan pemikiran rancu untuk menggoyahkan pemahaman wanita muslimah terhadap aturan syari’at yang telah jelas sempurna. Mereka bersuara mengatasnamakan kesetaraan, kemerdekaan, dan kebebasan bagi wanita.

Aduhai, kesetaraan mana yang diinginkan? Jika wanita dan laki-laki disetarakan, lantas apa jadinya jika wanita menjadi tentara, sopir angkot, dan montir, sedangkan laki-laki menjadi pengurus rumah, memasak, dan menimang-nimang anak? Sungguh ini adalah ketidakadilan, sesuatu ditempatkan bukan pada tempat yang semestinya. Padahal Allah memang menghendaki adanya wanita dan laki-laki. Wanita diciptakan sebagai wanita, dan laki-laki diciptakan sebagai laki-laki. Wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki dan begitu pula sebaliknya. Allah Ta’ala telah menegaskan dalam firmannya:

???????? ????????? ??????????

Donasi Muslimahorid

“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (QS. Ali Imran: 36).

Allah ciptakan laki-laki dengan ketegapan badannya, fisik yang kekar, dan logika berpikir yang kuat. Sedangkan wanita, Allah ciptakan dirinya dengan kehalusan batin, kelembutan perasaan, dan ketelatenan. Maka tugas yang diemban keduanya pun berbeda. Dengan kekuatan fisik dan akalnya, laki-laki ditugasi untuk keluar rumah, bekerja mecari nafkah. Sedangkan wanita dengan kelembutannya diamanahkan padanya untuk mengatur rumah dan mendidik anak-anak. Maka inilah keseimbangan yang benar, dengannya akan ada keselarasan karena menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.

Aduhai, jika mereka mengatasnamakan kemerdekaan, maka kemerdekaan jenis mana yang diinginkan? Yang ada adalah kemerdekaan yang justru membuahkan penjajahan bagi generasi selanjutnya. Bagaimana tidak? Mengeluarkan wanita dari rumah dan menjadikannya sibuk bekerja sehingga lalai dengan tugas utamanya, berarti menghilangkan sosok seorang ibu di rumah. Maka pantas saja jika Allah Ta’ala telah mewanti-wanti dalam firman-Nya,

…???????? ???? ?????????????

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu…” (QS. Al-Ahzab: 33).

Alangkah menyedihkan jika anak-anak kehilangan perhatian ibunya hanya karena dalih kemerdekaan. Anak-anak tak lagi mendapati kelembutan kasih sayang, keindahan kepribadian, keelokan akhlak, dan kesejukan nasihat. Sebagian mereka ada yang ditinggal, dititipkan orang, dan ada juga yang dijaga baby siter, tanpa adanya kontrol dari penanggungjawabnya (ibu). Padahal di luar sana banyak sekali hal-hal yang mengkhawatirkan. Aduhai, alangkah sedih jika perkara ini dideklarasikan atas nama kemerdekaan, padahal pada sisi lain, anak menjadi target penjajahan.

Maka, sungguh tidak layak bagi seorang wanita muslimah menggadaikan norma-norma Islam demi mengimpor pemahaman sesat.

Ingatlah, mengikuti perkembangan globalisasi tidak lantas mengubahnya menjadi laki-laki! Wanita tetaplah wanita, dengan karakteristiknya dan tugas-tugasnya. Tuntutan perkembangan zaman tidak lantas menjadikannya boleh mengacuhkan tanggung jawabnya demi ambisi kebebasan dan kemerdekaan. Di hadapannya akan ada pilihan yang patut dipertimbangkan, merasakan kemerdekaan tapi menjadi sengsara, ataukah bersabar di dalam rumah tapi membuahkan kebahagiaan?

Wahai wanita, sadarilah bahwa wanita tetaplah wanita!

Jika demikian halnya, apa yang engkau inginkan sekarang? Kemerdekaan atau kesengsaraan??

 

———————————————————————————

Penyusun: L.Fatiya S.

Referensi: 

  • Senja Kala Bidadari karya Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc. dan Ummu Ahmad Rifqi. Penerbit pustaka Imam Bonjol
  • Alquran terjemahan

Artikel muslima.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Labiqotul Fatiyasani

Labiqotul Fatiyasani

Artikel Terkait

Menjauhi Sebab Tomboy

oleh Lungit F. Fauzia
26 Agustus 2016
0

Laknat di hadis ini seharusnya sudah cukup menjadi bukti bahwa bergaya tomboy pada wanita adalah bentuk kemaksiatan

wanita dan dakwah

Wanita dan Dakwah

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
16 April 2014
4

Demikian seharusnya sosok wanita da'iyah terbaik, sebagai buah dari ilmu yang ada pada dirinya. Sebab dakwah adalah ibadah, sementara modal...

Bolehkah Menikahi Wanita Yang Ayahnya Pegawai Bank

oleh Ummu Sa'id
1 Desember 2011
8

Pertanyaan: Saya hendak menikahi seorang gadis shalihah yang paham agama. Namun ada masalah besar, ternyata bapaknya direktur bank. Apa yang...

Artikel Selanjutnya

Bila Cinta Dalam Hati Bersemi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.